" Sudah siap Pak Lik motornya !? " tanya Bram yang malam ini lagi lagi akan beradu kecepatan hanya untuk mendapat tambahan uang untuk menopang hidupnya .
Dia sedang berada disebuah bengkel kecil yang berada tak jauh dari pasar tempat dia biasa mangkal . Bengkel itu adalah milik pria bernama Sudar yang lebih dikenal orang orang sebagai Pak Lik , kepanjangan dari pak cilik . Badannya yang kurus kecil membuatnya dipanggil dengan sebutan seperti itu .
" Sudah sip Mas Bram , tinggal gas langsung bablasss ... bonusnya jangan lupa kalau menang Mas ! "
" Bulan depan SPP sulung saya yang bayari Mas , plus beras sepuluh kilo ... gimana ? "
" Wehhhh sip banget kalau itu ... saya doakan biar sampeyan menang lagi ! Tapi yo tetep harus hati hati Mas . Lebih banyak yang ikut berarti lebih banyak kemungkinan ada yang curang . Dan pasti ada saja yang tidak bisa menerima kekalahannya. "
" lya Pak Lik , teman teman ada di belakang saya kok ! " sahut Bram tenang , satu tahun hidup di jalan membuatnya memiliki banyak teman seperjuangan .
Walau tema temannya terlihat begajulan tapi dari mereka Bram belajar tentang arti persahabatan sejati . Mereka saling mendukung dalam hal apapun , salah satunya dalam hal balap liar ini . Kebersamaan menjadi hal utama lepas dari hal itu positif atau negatif . Dan Bram sudah terbiasa dengan hal itu .
Teman temannya akan menjadi garda terdepan yang akan membelanya jika ada peserta lain yang ingin menyakitinya karena tidak terima dengan kemenangannya . Luka luka akibat perkelahian bukanlah hal baru lagi untuknya .
" Mas Bram !! Mas Bram ... !! "
Dua orang yang berboncengan sepeda motor menghampirinya yang masih ada didepan bengkel milik Pak Lik . Mereka adalah tukang ojek yang sering mangkal dengannya di dekat pasar .
" Nanti malam jadi balapan lagi ?? Tadi Darto bilang Mas Bram mau mbalap melawan Si Kucir !? "
" Ya bukan dia saja , banyak kok yang ikut. "
" Wahhh siap siap senjata lengkap malam ini Mas , biasanya main kasar soalnya orang orang Si Kucir itu kalau kalah . Tidak bisa di biarkan ... Tuman !! Kemarin saja nyaris main keroyokan ngelawan Mas Bram, " kata salah satu teman ojek yang membonceng motor .
" Kalau menurut saya sih nggak usah bawa senjata , bahaya kalau ada razia ! Kalau cuma baku hantam sih saya sudah siap seribu persen . Soal di keroyok sih sudah jadi makanan sehari hari , kan ujung ujungnya kalian juga yang nolong saya ... " ujar Bram sambil masih mengecek motor yang nantinya akan di gunakan untuk balapan .
" Ya kita kan teman Mas , lagian kalau menang duitnya sering Mas kasih buat nolong salah satu dari kita . Kemarin saja duitnya malah Mas Bram kasih semua buat biaya istrinya Darto yang lahiran di rumah sakit . Terus dulu di kasih saya buat biaya sekolah si bungsu dan banyak lagi teman teman yang sudah ditolong sama Mas Bram. "
" Ckk saya kan masih hidup sendiri , jadi belum butuh banyak biaya seperti kalian . Sudah santai saja ... jangan terlalu dibesar besarkan . Pokoknya nanti malam cari aman saja , jangan ada yang bawa senjata untuk alasan apapun . Saya tidak ingin salah satu dari kita berurusan dengan yang berwajib. "
" Baik Mas ... tadi kita pas kesini lihat incerannya Mas diantar sama mobil mewah warna hitam "
" lnceran ?? Siapa ? "
" Mbak Gista , tadi pas mau kesini kita lihat dia turun dari mobil mewah . Yang bukain pintu saja perlente banget ! Pakai setelan jas lengkap kaya orang kantoran gitu ! Sayang pria itu sudah tua , gantengan Mas Bram kemana mana ! "
Bram pura pura tenang walau sebenarnya kabar itu membuat hatinya tidak tenang . Sudah dia duga jika Gista akan melakukan hal itu , menjerat pria kaya . Tapi bukannya wanita itu kemarin melamar pekerjaan di Wijaya Group ?? Setahunya Wijaya dipimpin oleh wanita yang sudah dikenalnya , bahkan wanita itu sudah menganggapnya sebagai putranya sendiri . Lena Wijaya adalah sahabat baik dari ibunya .
Atau jangan jangan Gista menjerat salah satu staf di Wijaya ?? Tapi kemudian lamunannya buyar ketika Pak Lik memanggil namanya .
" Mas Bram ... kok malah jadi melamun to ?? Kalian ini bagaimana sih , kok malah kasih kabar yang enggak enggak ! "
" Lhohh yang enggak enggak apanya !? Kami benar benar melihat Mbak Gista di antar sama pria perlente dengan mobil mewah, " sahut mereka sewot .
" Saya bukan siapa siapanya , jadi bukan urusan saya jika dia di antar oleh siapapun !! " kata Bram yang langsung menginjak gasnya pergi dari bengkel Pak Lik .
Pak Lik dan kedua orang yang masih bertengger di motor hanya bisa saling memandang . Walau Bram menyangkal tapi mereka tidak buta , mereka bisa melihat api cemburu di mata pria muda itu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Estefin Tinenta
tambah seru ceritanya 👍🏻👍🏻
2025-02-05
0
Bundanya Aulia
mantap alur ceritanya min😊😊bikin penasaran,,,lanjut👍👍👍
2024-06-10
1
Sulaiman Efendy
SI BRAM MSH SU'UDZON TRHADAP SMUA WANITA GARA2 RACHEL..
2024-05-06
1