17

" Sudah siap Pak Lik motornya !? " tanya Bram yang malam ini lagi lagi akan beradu kecepatan hanya untuk mendapat tambahan uang untuk menopang hidupnya .

Dia sedang berada disebuah bengkel kecil yang berada tak jauh dari pasar tempat dia biasa mangkal . Bengkel itu adalah milik pria bernama Sudar yang lebih dikenal orang orang sebagai Pak Lik , kepanjangan dari pak cilik . Badannya yang kurus kecil membuatnya dipanggil dengan sebutan seperti itu .

" Sudah sip Mas Bram , tinggal gas langsung bablasss ... bonusnya jangan lupa kalau menang Mas ! "

" Bulan depan SPP sulung saya yang bayari Mas , plus beras sepuluh kilo ... gimana ? "

" Wehhhh sip banget kalau itu ... saya doakan biar sampeyan menang lagi ! Tapi yo tetep harus hati hati Mas . Lebih banyak yang ikut berarti lebih banyak kemungkinan ada yang curang . Dan pasti ada saja yang tidak bisa menerima kekalahannya. "

" lya Pak Lik , teman teman ada di belakang saya kok ! " sahut Bram tenang , satu tahun hidup di jalan membuatnya memiliki banyak teman seperjuangan .

Walau tema temannya terlihat begajulan tapi dari mereka Bram belajar tentang arti persahabatan sejati . Mereka saling mendukung dalam hal apapun , salah satunya dalam hal balap liar ini . Kebersamaan menjadi hal utama lepas dari hal itu positif atau negatif . Dan Bram sudah terbiasa dengan hal itu .

Teman temannya akan menjadi garda terdepan yang akan membelanya jika ada peserta lain yang ingin menyakitinya karena tidak terima dengan kemenangannya . Luka luka akibat perkelahian bukanlah hal baru lagi untuknya .

" Mas Bram !! Mas Bram ... !! "

Dua orang yang berboncengan sepeda motor menghampirinya yang masih ada didepan bengkel milik Pak Lik . Mereka adalah tukang ojek yang sering mangkal dengannya di dekat pasar .

" Nanti malam jadi balapan lagi ?? Tadi Darto bilang Mas Bram mau mbalap melawan Si Kucir !? "

" Ya bukan dia saja , banyak kok yang ikut. "

" Wahhh siap siap senjata lengkap malam ini Mas , biasanya main kasar soalnya orang orang Si Kucir itu kalau kalah . Tidak bisa di biarkan ... Tuman !! Kemarin saja nyaris main keroyokan ngelawan Mas Bram, " kata salah satu teman ojek yang membonceng motor .

" Kalau menurut saya sih nggak usah bawa senjata , bahaya kalau ada razia ! Kalau cuma baku hantam sih saya sudah siap seribu persen . Soal di keroyok sih sudah jadi makanan sehari hari , kan ujung ujungnya kalian juga yang nolong saya ... " ujar Bram sambil masih mengecek motor yang nantinya akan di gunakan untuk balapan .

" Ya kita kan teman Mas , lagian kalau menang duitnya sering Mas kasih buat nolong salah satu dari kita . Kemarin saja duitnya malah Mas Bram kasih semua buat biaya istrinya Darto yang lahiran di rumah sakit . Terus dulu di kasih saya buat biaya sekolah si bungsu dan banyak lagi teman teman yang sudah ditolong sama Mas Bram. "

" Ckk saya kan masih hidup sendiri , jadi belum butuh banyak biaya seperti kalian . Sudah santai saja ... jangan terlalu dibesar besarkan . Pokoknya nanti malam cari aman saja , jangan ada yang bawa senjata untuk alasan apapun . Saya tidak ingin salah satu dari kita berurusan dengan yang berwajib. "

" Baik Mas ... tadi kita pas kesini lihat incerannya Mas diantar sama mobil mewah warna hitam "

" lnceran ?? Siapa ? "

" Mbak Gista , tadi pas mau kesini kita lihat dia turun dari mobil mewah . Yang bukain pintu saja perlente banget ! Pakai setelan jas lengkap kaya orang kantoran gitu ! Sayang pria itu sudah tua , gantengan Mas Bram kemana mana ! "

Bram pura pura tenang walau sebenarnya kabar itu membuat hatinya tidak tenang . Sudah dia duga jika Gista akan melakukan hal itu , menjerat pria kaya . Tapi bukannya wanita itu kemarin melamar pekerjaan di Wijaya Group ?? Setahunya Wijaya dipimpin oleh wanita yang sudah dikenalnya , bahkan wanita itu sudah menganggapnya sebagai putranya sendiri . Lena Wijaya adalah sahabat baik dari ibunya .

Atau jangan jangan Gista menjerat salah satu staf di Wijaya ?? Tapi kemudian lamunannya buyar ketika Pak Lik memanggil namanya .

" Mas Bram ... kok malah jadi melamun to ?? Kalian ini bagaimana sih , kok malah kasih kabar yang enggak enggak ! "

" Lhohh yang enggak enggak apanya !? Kami benar benar melihat Mbak Gista di antar sama pria perlente dengan mobil mewah, " sahut mereka sewot .

" Saya bukan siapa siapanya , jadi bukan urusan saya jika dia di antar oleh siapapun !! " kata Bram yang langsung menginjak gasnya pergi dari bengkel Pak Lik .

Pak Lik dan kedua orang yang masih bertengger di motor hanya bisa saling memandang . Walau Bram menyangkal tapi mereka tidak buta , mereka bisa melihat api cemburu di mata pria muda itu .

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SI BRAM MSH SU'UDZON TRHADAP SMUA WANITA GARA2 RACHEL..

2024-05-06

1

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

klo cwo suka balapan tuh biasa' nya cowoknya keren

2024-04-09

1

Susi Susiyati

Susi Susiyati

hadeh salah paham lagi toh mas bram...

2024-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!