6

Keesokan harinya Gista benar benar menepati janjinya untuk keluar dari rumah yang sudah ia tempati selama ini

" Nyonya biar saya yang bawa , mau saya antar atau menyetir sendiri !? " tanya Pak Kris yang merupakan supir pribadi di rumah itu . Seperti juga lnem , laki laki parubaya itu juga sangat menghormati Gista .

" Terima kasih Pak tidak usah , nanti Pak Jarwo suaminya Mbak lnem yang jemput pakai angkot . "

" Lhohh kok angkot !? Kemarin Tuan berpesan untuk menyerahkan kunci mobil pada Nyonya , katanya mobil yang hitam sudah di berikan pada Nyonya "

Pria tua yang sudah lama bekerja di keluarga Gibran itu terlihat kebingungan , takut sudah berbuat kesalahan jika Gista tidak mau menerima kunci yang sudah diamanatkan untuk diserahkan untuknya .

" Saya sudah kirim pesan pada Mas .. maksud saya Tuan Gibran Pak ! Jadi Bapak tenang saja . Gunakan mobil itu untuk keperluan ibu saja , nanti sore mereka akan pulang . Mbak lnem ... Pak Kris jika bapak pulang saya sudah siapkan semua keperluannya di koper yang saya taruh di ruang tamu . Jam enam sore ini dia berangkat ke Jogja. "

Inem dan Pak Kris hanya bisa menghela nafasnya , begitu baik Nyonya mereka tapi tuannya tidak bisa melihat kebaikan itu . Sampai jadwal kerja Gibran pun masih diingatnya , padahal mereka berdua sudah berpisah .

" Baik Nyonya ... "

Tak lama kemudian sebuah angkot berhenti di depan gerbang rumah mewah itu . Seorang pria berkumis berbadan tambun dengan wajah sedikit sangat keluar sambil mengetikkan sesuatu di ponsel jadul yang di bawanya .

" Nyonya , Mas Jarwo sudah datang ! Dia sudah nunggu di depan gerbang . Pak Kris bantuin bawa koper yang itu ya .... saya mau bawa tas Nyonya yang ini "

Gista segera keluar dengan membawa sebuah tas yang berisi dokumen dokumen pribadinya .

" Ya Nem , moga moga saja nyonya Gista tidak pingsan melihat suami kamu itu " ucap Pak Kris dengan raut khawatir .

" Lha memang suamiku kenapa to Pak ??! Wong ngganteng gitu kok , baik lagi ! " gerutu Inem , tampang suaminya menurut sebagian besar orang adalah sangar .

Bekas luka jahitan yang memanjang di dahi dan luka parut di pipi bagian atasnya di tambah badan yang di penuhi tatto membuat tampang Jarwo seperti seorang preman ! Padahal menurut lnem suaminya adalah pria paling penyayang dan baik hati .

Sesuai yang dikatakan oleh Pak Kris , nyonya mereka tampak berdiri di balik gerbang dengan wajah sedikit pucat . Satpam rumah pun juga sudah menghampiri pria yang duduk di kap depan angkot itu .

" Lhohh Nyonya kok nggak keluar ?? Mas Jarwo belum datang !? "

" Belum Mbak ?? Malah ada preman di depan gerbang , takutnya mau ngerampok !! Satpam jaga sedang usir dia , "

Inem segera keluar gerbang karena perasaannya tidak enak . Selama bekerja disini suaminya memang belum pernah sekalipun dia ajak masuk rumah . Pulang kerja dia mengendarai motor matic sendiri .

Profesi sang suami sebagai supir angkot mengharuskannya sering pulang malam agar dapat menghasilkan penghasilan yang lumayan .

" Mas Satpam itu suami lnem yang mau mengantar Nyonya , jangan di marah marahi to ! " teriak lnem yang khawatir suami tercintanya kena semprot satpam rumah .

" Lhohh sayangku , ndak ada yang lagi marah marah . lni Mas Satpam lagi pinjam korek buat nyalain rokok . Kita kan pren yo Mas " jawab pria bertubuh tambun yang ternyata sangat ramah itu .

Gista keluar dari gerbang ketika merasa situasinya ternyata aman , pria sangar yang ia lihat tadi benar benar suami lnem .

" lni Nyonya Gista Pak , nanti pelan pelan wae nyupirnya soalnya Nyonya Gista tidak terbiasa dibawa ngebut , " kata lnem menjelaskan .

Jarwo terlihat tersenyum ramah dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya .

" Kok tidak salaman sama Nyonya Mas ?? " tanya Pak Kris yang melihat Jarwo hanya sedikit menganggukkan kepalanya ketika melihat Nyonya mereka yang menurutnya pribadi luar biasa cantik itu .

" Bukan muhrimnya to Mas Kris , Ndak boleh pegang pegang ! Kalau sayangku marah bisa bisa tidur di luar sayanya . Adem Mas ! "

Pak Kris hanya terkekeh ketika mendengarnya , pria sangar itu ternyata sangat ramah . Jauh dari ekspetasinya yang membayangkan jika pria bertato itu sangat galak .

" Monggo Nyonya kita berangkat sekarang , mumpung masih siang , "

Sebelum masuk ke dalam angkot Gista berbicara pada para asisten rumah tangganya .

" Kalian jaga tuan , ibu dan Non Vina baik baik . Maaf jika selama di sini saya membuat kesalahan pada kalian "

" Sama sama Nyonya , terlebih kami ! Kami juga minta maaf jika kami sering membuat Nyonya pusing . Nyonya harus jaga diri Nyonya baik baik juga , kami berharap suatu saat Nyonya akan kembali kesini sebagai istri tuan lagi. " kata Pak Kris mewakili .

Gista hanya menanggapi dengan senyum , ia kemudian masuk ke dalam angkot yang kemudian perlahan melaju meninggalkan rumah mewah yang sudah lima tahun menjadi tempat bernaungnya .

" Selamat tinggal Mas... "

Terpopuler

Comments

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

Bagus Gista ... pergilah kau Dar neraka' itu gue yakin nanti si Gibran bakalan nyesel

2024-04-09

5

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LIAT AZA NNTI, PASTI NYESAL TU GIBRAN, DN PASTI DIA YG MANDUL... TALAK TIGA TKKN BISA RUJUK KMBALI, KCUALI GISTA SDH MNIKAH LGI, DN KMBALI CERAI

2024-05-05

0

istrinya kimtaeyung

istrinya kimtaeyung

ingat Gista udah talak tiga, kalau Sampek Gista kembali lagi m Gibran ,, ez porek aku Thor gk lanjut bc

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!