15

" Bismillahirrahmanirrahim .... "

Gista mulai melangkah ke gedung perkantoran yang megah itu . Wanita itu menuju ke meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan wanita yang kemarin memberinya kartu nama yang sedang dibawanya , Lena Wijaya .

" Assalamualaikum Mbak , bisa saya bertemu dengan Nyonya Lena Wijaya !? "

" Sebelumnya ada janji dengan beliau !? " tanya resepsionis itu sangat ramah .

" Kemarin beliau yang meminta saya untuk datang Mbak , nama saya Gista Nur Aprilia . lni KTP saya ... "

Gista mengambil kartu pengenalnya dan menyerahkan pada sang resepsionis ..Dia masih ingat dulu saat datang ke perusahaan mantan suaminya orang orang akan meninggalkan tanda pengenal seperti dia sekarang ini jika ingin bertemu dengan suaminya .

Resepsionis tampak menelpon seseorang dan sesaat kemudian seorang pria parubaya dengan seragam formal datang ke tempat itu . Pria itu datang menghampiri Gista . Sesaat pria itu menatap Gista dengan pandangan yang sulit diartikan .

" Ya Tuhan ... benar benar mirip " lirih pria itu yang masih bisa di dengar dengan jelas oleh Gista .

" Maaf tuan !? "

Pria parubaya malah tersenyum dan mengangguk hormat padanya hingga membuat Gista ikut menunduk dengan salah tingkah .

" Selamat sore Nona ?? Apa benar anda yang bernama Gista ? " tanya pria bertubuh tinggi besar itu tak kalah ramah dengan resepsionis yang tadi bertanya padanya. .

" Benar Tuan ... saya Gista "

" Baik , sekarang saya antarkan anda untuk menemui Nyonya Besar . Silahkan Nona ... "

Gista kemudian mengikuti langkah pria itu , dia benar benar kagum dengan keramahan pegawai di kantor Wijaya ini . Tidak kesombongan yang terlihat pada diri para pegawainya . Mereka tetap melayani tamu dengan ramah walau Gista baru pertamakali menginjakkan kakinya di gedung ini .

Setelah naik lift untuk sampai ke lantai atas mereka berjalan ke sebuah ruangan yang tampak lebih besar dari ruangan lainnya .

TOKK .... TOKKKKK

Gista bisa melihat Lena Wijaya tersenyum di balik meja kerjanya ketika masuk ke ruangan besar yang terlihat sangat mewah dan elegan itu . Nuansa putih dan emas di ruangan itu seperti penggambaran watak Lena yang baik sekaligus tegas memimpin para pegawainya .

" Selamat pagi sayang , akhirnya kau datang juga . Duduklah ! "

Lena beranjak dari kursi kebesarannya dan duduk disamping Gista yang sudah duduk di sofa yang tepat berada di depan meja kerjanya . Sebelum bicara pada Gista tampak Lena menatap pria yang tadi mengantar tamunya . Pria itu menganggukkan kepalanya seakan tahu apa yang ada dipikiran pemimpinnya .

" Saya permisi dulu Nyonya ... Nona , jika ada yang di butuhkan saya ada di ruangan sebelah "

" Terimakasih Pak Alif "

Setelah pria bernama Alif itu keluar Lena menepuk pelan bahu Gista .

" Yang tadi mengantarmu bernama Pak Alif , dia asisten pribadi sejak zaman suamiku masih hidup . Dia juga yang membantuku untuk menangani perusahaan ini "

" ltu berarti suami Nyonya ... "

" Panggil aku ibu sayang , aku bukan majikanmu . Kau juga belum menjadi pegawai ku bukan !? Suamiku meninggal sekitar sepuluh tahun yang lalu , dia punya penyakit jantung "

" Anak ibu dimana ?? "

Lena terlihat menghela nafasnya , seperti ada sebuah beban di hatinya . Wanita itu masih bisa tersenyum walau terasa hambar .

" Dua puluh lima tahun yang lalu aku mengalami kecelakaan saat usia kandunganku masih berusia tujuh bulan . Dokter memutuskan untuk mengeluarkan bayi dalam kandunganku walau belum waktunya dia lahir karena kondisiku waktu itu memerlukan penanganan khusus . Kandunganku harus diangkat dan itu artinya bayi kami akan menjadi penerus kami satu satunya . Kami bersyukur karena bayi kami adalah anak yang kuat , dia bertahan walau harus berada di inkubator untuk menjaga kondisinya yang belum sempurna "

" Syukurlah .... "

" Kami memberi nama bayi cantik kami Cahaya Cinta Wijaya . Sebulan setelahnya dokter memutuskan Cahaya sudah bisa keluar dari inkubator karena kondisinya sudah stabil . Tapi di malam sebelum kami membawanya pulang sebuah kejadian mematahkan hati kami .... Cahaya hilang , ada seseorang yang sudah merencanakan dengan matang penculikannya . Kami bahkan tidak bisa melacaknya ... " Lena meneteskan air matanya , masih terasa sakitnya ketika ia kehilangan putri satu satunya yang ia miliki .

" Dua puluh lima tahun aku tidak pernah berhenti berharap untuk bisa menemukannya ! "

Lena beranjak dan mengambil sebuah album foto berukuran besar dari lemari yang ada di samping meja kerjanya . Dan wanita itu membawa album foto itu untuk diperlihatkan pada Gista .

Mata Gista mengernyit karena merasa melihat foto dirinya di dalam album itu . Padahal baru kali ini dia bertemu dengan wanita sosialita kaya raya itu .

" lni seperti foto saya , bagaimana bisa Nyonya punya foto foto saya !!?? "

Bukannya menjawab tapi Lena malah menangis tersedu , ia memeluk erat wanita muda di depannya .

" Itu bukan fotomu sayang ..... "

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

CURIGA SI GISTA ANAK NYA LENA YG DICULIK

2024-05-06

1

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

nah

2024-04-09

1

Susi Susiyati

Susi Susiyati

ky nya gonta anak nya ibu lena yang hilang.

2024-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!