5

" Tunggu Mas , sebelum pergi ijinkan aku mencium tanganmu dan ibu . Seperti yang biasa aku lakukan jika kalian akan pergi . Aku juga minta maaf pada kalian , maaf jika aku tidak belum menjadi istri yang sempurna untukmu . Jaga ibu dan Vina baik baik , mungkin besok aku sudah bisa pergi dari sini Mas "

Gista meraih tangan Gibran untuk di bawa ke keningnya , begitupun yang ia lakukan pada Sofi . Mungkin ini terakhir kalinya ia dalam takzim pada suami dan mertuanya .

Gibran tak berkata sepatah katapun , walau tekadnya sudah bulat untuk bercerai tapi hatinya nyeri ketika punggung tangannya menyentuh kening Gista . Gibran segera pergi dari tempat itu sebelum Gista bisa melihat air mata yang nyaris keluar dari sudut matanya . Pria itu tidak mau terlihat lemah .

Setelah kepergian mereka Gista duduk di sofa ruang tamunya , seakan masih tak percaya jika semua ini menimpa padanya . Baru tadi pagi ia masih menyiapkan sarapan untuk suaminya , tapi mulai detik ini dia sudah menyandang gelar janda . Semudah ini Gibran menceraikannya tanpa bertanya terlebih dulu apa yang sebenarnya terjadi .

" Aku harus kuat ya Allah .... "

Berulang ulang kata kata itu ia ucapkan , dia sedang meyakinkan dirinya sendiri jika harus bisa menjalani semua ini dengan ikhlas . Gista percaya Allah sudah mempunyai rencana terbaik untuknya .

Dilihatnya setiap sudut rumah yang selama ini menyimpan banyak kenangan untuknya . Besok mungkin dia sudah ada di tempat yang baru , entah dimana karena ia belum punya rencana sedikitpun .

" Mbak lnem kok berdiri saja disitu , sini Mbak ! Udah selesai gosoknya ? "

Wanita yang sudah menjadi asisten rumah tangga di keluarga Gibran selama sepuluh tahun itu mendekat dengan kepala tertunduk . lnem sudah mendengar semuanya , bagaimana nyonya rumah ini di fitnah oleh mertua dan adik iparnya dan bagaimana dengan mudahnya tuannya menceraikannya .

" Nyonya Gista ... yang sabar ya , maaf tapi saya tadi tidak sengaja mendengar semuanya . Maaf jika saya tidak bisa menolong Nyonya tadi "

" Tidak apa apa Mbak , semua sudah terjadi . Jangan nangis dong ... " ujar Gista tersenyum lebar ketika wanita yang lebih tua darinya itu menangis sesenggukan di depannya .

Lima tahun menjadikan hubungan mereka menjadi dekat . Gista sering mencurahkan semua uneg uneg hatinya hanya pada asisten rumah tangganya itu karena ia percaya lnem adalah orang yang bisa dia percaya .

Begitupun lnem yang sangat menghargai Gista . Walaupun kaya raya tapi Gista bukan Nyonya rumah yang sombong dan arogan , seperti yang dirasakannya ketika menghadapi Sofi dan Vina . Bahkan Gista mengerjakan semua pekerjaan rumah yang memang bisa di kerjakannya sendiri .

" Terus Nyonya mau tinggal di mana ?? Kan Nyonya tidak punya siapa siapa lagi "

" Aku bisa kembali ke panti untuk sementara waktu . Lagipula Embak kan tadi dengar sendiri jika aku boleh memilih salah satu properti yang di miliki Mas Gibran . Jadi tidak perlu pusing mencari rumah "

Gista bicara seperti itu agar setidaknya bisa menjaga nama Gibran .

" lnem kok nggak yakin Nyonya bakal ambil itu .... "

Gista tertawa , ternyata lnem tahu jika ia memang tidak akan mengambil satupun properti yang ditawarkan oleh Gibran . Dia merasa itu bukanlah haknya .

" Saya ada rumah di pinggir kota jika Nyonya berkenan maka Nyonya bisa tinggal di sana . Itu rumah peninggalan orang tua saya , sejak saya ikut suami rumah itu di kontrak saudara dari kampung . Tapi sebulan yang lalu mereka sudah pindah karena sudah bisa beli rumah sendiri "

" Alhamdulilah , biasanya mereka bayar perbulan atau pertahun Mbak !? " tanya Gista , ia lega akhirnya bisa menemukan tempat tinggal untuk sementara waktu .

" Nggak usah mikir bayaran dulu Nyonya ! Yang penting betah dulu , maklum kan rumahnya sederhana panas lagi ! Nggak kaya disini adem ... di mana mana ada AC "

" Dulu di panti satu kamar malah berempat atau berenam Mbak , kalau pengen adem jendelanya di buka " kenang Gista .

" Ya sudah jika begitu nanti saya bilang suami biar rumahnya di bersihin dulu . Besok saya bantu angkat angkatin barang . "

" Makasih Mbak , aku tidak tahu apa jadinya kalau tidak ada Mbak lnem "

" Sama sama Nyonya "

" Tapi ..... "

" Tenang saja , saya akan titip mulut soal ini . Saya juga tidak ingin mereka mengganggu Nyonya lagi "

Gista memeluk asisten rumah tangganya itu , dia bersyukur Allah memberikan pertolongan padanya lewat Mbak lnem . Sesuatu yang sama sekali tidak ia duga .

Terpopuler

Comments

istrinya kimtaeyung

istrinya kimtaeyung

talak tiga Gibran ingat talak tiga,,, suatu saat pasti bakalan nyesel kamu Gibran 😡😡😡

2024-04-23

3

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

suami laknat... nanti kamu akan menyesal menceraikan Gista istri mu..! mungkin yg mandul itu adalah Gibran...

2024-05-03

0

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

Gibran uyy mikir lah dengan kepala dingin jangan nyesel di kemudian hari

2024-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!