Albert di buat penasaran oleh Adel, wajahnya menatap serius ke arah istrinya.
"apanya yang aneh?" tanya Albert.
"ini" Adel memberikan finger love kepada Albert.
Blush ...
Albert memalingkan wajahnya yang berubah menjadi merah bak tomat, Adel terkekeh melihat suaminya yang salting karenanya.
"ciee.. Salting nih ya." goda Adel.
"ehhmmm.. Tidak." ucap Albert berdehem menetralkan kegugupannya.
Adel menyuapkan makanan ke mulut Albert yang di terima oleh suaminya tanpa sadar, saat Albert mengunyah dia baru tersadar kalau dia sedang makan.
"kenapa malah aku yang makan?" heran Albert.
"makan aja, sepiring berdua biar romantis tauk." ucap Adel menaik turunkana Alisnya.
Albert hanya menggelengkan kepalanya, untuk pertama kalinya dia merasa terhibur di kesepiannya, setiap hari dia hanya sendirian di dalam kamar yang gelap tiada teman yang menghiburnya namun kini sekarang ada Adel meskipun dia selalu di buat marah dengan tingkahnya.
"eh eh tunggu dulu jangan dulu di telan makanannya." titah Adel tiba-tiba menghentikan Albert.
"ada apa lagi?" tanya Albert.
Adel mencium makanannya, lalu dia menemukan sesuatu yang mencurigakan.
"kali ini aku serius, aku menemukan ada yang aneh di dalam makanan ini." ucap Adel dengan serius.
Albert tidak menanggapinya, dia mengira Adel akan kembali mengerjainya. Adel mengambil tissue lalu menyodorkannya kepada Albert.
"muntahkan makanan itu." ucap Adel.
"tidak mau." tolak Albert.
"muntahkan atau aku akan membunuhmu, cepat keluarkan jika kau tidak mau terjadi sesuatu pada dirimu sendiri." ancam Adel.
Adel memaksa Albert mengeluarkan makanannya, dia dengan beraninya mengancam seorang Albert anak sulung dari keluarga Wiguna yang pastinya semua orang takut padanya.
"tidak." jawab Albert masih mengunyah makanannya.
" ihh dasar menyebalkan, dengarkan aku. Di dalam piring ini aku melihat ada serbuk saat aku mencium aromanya aku menduganya ini adalah obat yang aku sendiri belum sepenuhnya yakin." jelas Adel menunjukkan piring makanannya kepada Albert agar dia percaya.
Adel mengambil serbuk di bagian sisi piring dengan jari telunjuknya, dia memperlihatkannya kepada Albert. Suaminya bingung dengan yang dilakukan oleh Adel, dia tidak akan percaya kalau belum jelas apa yang di temukan oleh Adel.
"aku pernah sekolah di SMK farmasi setidaknya aku tau kalau ini adalah serbuk obat, makanya aku mau kau muntahkan makanannya jika terjadi sesuatu padamu aku juga yang akan rugi." ucap Adel.
Albert kali ini menuruti perintah Adel, dia memuntahkan makanannya ke dalam tissu lalu di buang oleh Adel.
"simpan serbuk itu jangan sampai hilang, berikan padaku biar orang kepercayaanku yang akan mengeceknya." titah Albert.
Adel menuruti ucapan Albert, dia mengambil serbuk dari piring lalu menyimpannya di dalam tissu dan memasukannya ke dalam toples kecil yang dia temukan di dalam laci.
"kau yakin itu obat?" tanya Albert memastikan.
"aku kan sudah bilang kalau aku belum yakin sepenuhnya, logikanya kenapa di dalam makanan ini ada serbuk padahal lauknya bukan yang menggunakan bahan tepung aku bisa membedakan mana tepung, bubuk bumbu masakan, dan penyedap. di piring ini hanya ada sayuran, aku mencium aromanya seperti ada yang aneh dan dari teksturnya aku merasakan kalau itu sebuah obat." jelas Adel.
Albert menyimpan bubuk obat tersebut, Adel membuang piring makanan tersebut ke dalam tong sampah.
"sekarang biar aku yang masak untukmu, apa kau punya orang yang kau curigai? Sepertinya ada seseorang yang diam-diam ingin mencelakaimu jika memang benar itu sebuah obat." Ucap Adel.
"sepertinya orang dalam." ucap Albert.
Albert sama sekali tidak mencurigai siapapun, jika dia menuduh pak Ahmad sanagtlah gidak mungkin walaupun dia yang selalu keluar masuk membawa makan entah itu pagi, siang dan malam.
"kau tunggu disini, aku akan membuatkan makanan yang baru untukmu." ucap Adel beranjak dari duduknya.
Albert menganggukkan kepalanya, di saat Adel pergi keluar dari kamar Albert mengambil telponnya dari atas meja dia menghubungi seseorang yang bisa di percaya.
"kau datanglah ke rumahku, ada tugas untukmu." ucap Albert kepada seseorang di sebrang telponnya.
Adel mencari dapur di lantai bawah, Indah menghampiri Adel yang sedang kebingungan.
"sedang apa kamu disini del.?" tanya Indah.
"ini aku nyari dapur, tapi bingung gatau dapurnya dimana?" ucap Adel.
"emangnya kamu butuh apa?kalau butuh sesuatu kamu tinggal panggil pak Ahmad atau pelayan yang lainnya gak perlu turun ke bawah." ucap Indah.
"aku gak terbiasa dilayani, lagian ini rumah besar amat sih nyonya padahal yang tinggal cuman beberapa orang." ucap Adel.
Indah terkekeh ada saja jawaban Adel yang lucu menurutnya, Indah menuntun Adel pergi ke dapur.
"jangan panggil nyonya, sekarang aku juga adalah ibumu panggil aku mommy seperti anakku yang lainnya." ucap Indah.
"di usahakan ya nyonya, maklum lah belum terbiasa." ucap Adel.
Sampai di dapur Adel menanyakan dimana bahan-bahan makanan dan juga sayuran di simpan, Indah bingung namun dia tetap menunjukkannya kepada Adel. Pelayan menghampiri majikannya yang sedang sibuk di dapur, namun Indah memerintahkan kepada pelayan untuk pergi dia ingin memberikan ruang kepada Adel jika tidak bisa di pastikan menantunya bertanduk kalau ada pelayan yang mengambil alih pekerjaannya.
"ada yang ingin aku beritahukan kepada Nyonya." ucap Adel berbisik.
"kenapa harus berbisik?" tanya Indah.
"sssttt, jangan keras-keras dong ini penting." ucap Adel menempelkan telunjuknya di bibirnya.
Adel melihat sekelilingnya, setelah memastikan kalau tidak ada orang lain di dapur Adel berbisik di telinga Adel.
"nanti aku akan berbicara empat mata dengan nyonya ini penting." ucap Adel berbisik dengan suara yang pelan.
Adel kembali memotong sayuran, Indah menganggukkan kepalanya membantu Adel memasak.
"sepertinya kau pintar memasak, tidak salah aku pilih menantu udah cantik, pinter masak, barbar lagi." puji Indah.
"kalo barbar mh itu tergantung situasi." kilah Adel.
"Memangnya situasi seperti apa?" tanya Indah.
"ya adalah nanti juga Mommy tau." ucap Adel.
Adel dengan kepekaaannya dia menyadari ada seseorang yang menguping pembicaraannya dengan mertuanya.
'aku yakin kalau ada seseorang yang sengaja ingin mencelakai Albert, aku harus waspada jangan sampai pengawasanku terlihatboleh orang lain.' batin Adel.
selesai dengan memasaknya Adel menata makanannya ke dalam baki lengkap dengan air minumnya, dia membawanya ke atas lantai atas.
di dalam kamar Adel melihat Albert yang sedang tertidur dengan keringat membasahi wajahnya, Adel segera menghampirinya dia takut kalau apa yang di bicarakan oleh Indah kini terjadi. Mertuanya sudah memberitahukan penyakit yang dialami oleh Albert, dengan cepat Adel membangunkan Albert.
" Al bangun .. Al.." ucap Adel menepuk pipi Albert.
"bukan aku.. Bukan .. Bukan.. Aaarrggghh."
Adel terkejut mendengar teriakan Albert, dia berusaha menenangkan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Susi Susiyati
ada musuh dlm selimut ,pling ssh nyari musuh klo musuh itu ada didkt kita dngan sejuta akalnya.tp q hrp adel bs mngatasinya
2024-02-22
5
Mur Wati
aku lebih suka yg bar bar dari pada sok manis tapi munafik ular berbisa
2024-02-13
1
Mur Wati
paling ya sonia pacar mu itu makanya jgn gampang tertipu sama perempuan yg berpredikat kekasih 😡😡
2024-02-13
0