Balas Dendam Sang Pelakor
Bab 1. Sebuah Rahasia Besar
Prang ...
Suara pas foto yang terjatuh dengan begitu kerasnya membuat isi ruangan yang berada di salah satu rumah minimalis terasa begitu ramai. Pas foto tersebut tercatat secara tidak sengaja ketika seorang gadis sedang berusaha mengambil sesuatu dari lemari pakaian milik ibunya. Baris tersebut cukup kaget ketika mendengar suara pecahan pas foto tersebut mengingat Sebelumnya dia tidak pernah mengira jika di dalam lemari sang Ibu ada sebuah pas foto yang tidak pernah dia ketahui keberadaannya.
Gadis tersebut segera berjongkok untuk melihat pas foto yang tanpa sengaja dia jatuhkan, tetapi betapa kagetnya dia ketika melihat foto tersebut di mana pada foto tersebut terdapat foto ibunya bersama seorang lelaki yang tidak pernah dia kenal sama sekali. Selama ini dia selalu mengira jika ibunya adalah seorang perempuan yang tidak pernah mengenal cinta dan bahkan dia juga mengira jika ibunya itu adalah seorang perempuan yang sangat setia kepada almarhum ayahnya yang tidak pernah dia temui sama sekali. Namun dari apa yang diceritakan oleh ibunya, dia hanya mengetahui jika sang ayah telah meninggal ketika dirinya masih berada di dalam kandungan.
"Amira, ada apa, Nak?" tanya seorang perempuan paruh baya yang berlari dengan tergopoh ketika mendengar suara pecahan yang berasal dari kamarnya itu.
Perempuan paruh baya tersebut begitu kagetnya ketika melihat putri semata wayangnya sedang berjongkok sambil menatap selembar foto yang ada di atas lantai dengan pas foto yang sudah pecah berantakan. Sesuatu yang selama ini dia sembunyikan secara rapi sepertinya harus terungkap dan dia benar-benar tidak sanggup untuk mengatakan kebenaran tersebut kepada putri semata wayangnya itu. Bagaimanapun juga, selama ini dia sudah terbiasa hidup hanya berdoa saja dengan putri semata wayangnya dan dia juga sudah terbiasa menganggap jika seseorang yang dahulu pernah sangat berarti di dalam kehidupannya telah pergi meninggalkan mereka dan tidak pernah berusaha untuk kembali di dalam kehidupan mereka saat ini.
"Ini foto siapa, Bu? Kenapa ada seorang laki-laki di samping Ibu? Bukankah selama ini Ibu selalu mengatakan kalau Ibu tidak pernah berniat untuk mencari lelaki lain setelah kepergian ayah?" tanya Amira yang masih sangat dengan sosok lelaki yang ada di dalam foto tersebut karena dia berpikir jika lelaki yang satu itu adalah seseorang yang sangat berharga bagi ibunya karena tidak mungkin sang ibu menyimpan foto tersebut apabila lelaki itu tidak berharga baginya.
Perempuan paruh baya yang dipanggil ibu hanya bisa terdiam ketika mendengar apa yang ditanyakan oleh putri semata wayang itu. Bagaimanapun juga dia benar-benar tidak siap untuk mengatakan mengenai hal tersebut kepada putrinya itu karena dia terlalu khawatir apabila putrinya akan mengetahui kisah kelam yang terjadi di dalam kehidupan mereka dahulu. Saat ini dia merasa kalau kehidupannya sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya dan mereka tidak perlu mengungkit lagi apa yang terjadi di masa lalu karena hal tersebut hanya akan membuat mereka semakin terluka dan pada akhirnya hanya akan membuat penyesalan semakin mendalam di dalam hati keduanya.
"Bu, siapa lelaki ini sesungguhnya? Apakah sebenarnya Ibu tidak pernah setia itu kepada ayah? Kalau memang demikian, kenapa Ibu tidak berterang kepadaku mengenai segala sesuatunya?" tanya Amira dia tidak kunjung mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkannya kepada ibunya tersebut. "Aku tidak akan pernah melarang Ibu apabila Ibu memang menginginkan untuk bersama dengan lelaki yang lain karena menurutku sesuatu hal yang wajar jika Ibu menginginkan seorang pendamping di dalam kehidupan Ibu karena bagaimanapun juga aku memahami posisi Ibu saat ini!"
Perempuan paruh baya tersebut masih sakit tetap terdiam dengan apa yang ditanyakan oleh Amira kepada dirinya. Sungguh saat ini dia benar-benar bingung harus mengatakan apa kepada putrinya tersebut karena dia belum siap untuk mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kehidupan mereka dahulu. Selain itu dia juga tidak ingin membuat putri semata wayangnya itu membenci sosok seseorang yang seharusnya dia hormati serta dia kagumi karena bagaimanapun juga sosok tersebut adalah seseorang yang sudah membuat dirinya hadir di dunia ini.
Bu Diah adalah sosok perempuan paruh baya tersebut yang sampai saat ini dia masih terdiam dan hanya bisa menarik nafas dalam serta menghembuskannya secara perlahan hanya untuk membuat degup jantungnya kembali berdegup dengan normal. Apa yang disaksikannya saat ini menjadi sesuatu yang menggores kembali luka di dalam hatinya Padahal selama ini dia sudah berusaha sekeras mungkin untuk melupakan kenangan yang paling buruk di dalam kehidupannya, tetapi ternyata saat ini sangat takdir membuat dia harus kembali membuka segala sesuatunya dan membiarkan luka yang belum mengering itu kembali terbuka dengan begitu hebatnya dan mengeluarkan darah segar dari dalam sana.
"Bu!" desak Amira memang membutuhkan sebuah jawaban dari ibunya itu.
Bu Diah menarik nafas dalam dan kemudian menghembuskannya secara kasar karena dia tidak mungkin terus-menerus berdiam diri atas apa yang ditanyakan oleh putrinya tersebut. Bagaimanapun juga putrinya berhak mengetahui mengenai kisah kelam yang pernah mereka alami dahulu meski dia sendiri tidak yakin jika apa yang akan dikatakannya tersebut akan membuat sang putri paham dengan keadaan yang mereka hadapi saat itu. Namun setidaknya dia tidak perlu lagi menyembunyikan sebuah kenyataan yang selama ini selalu dia sembunyikan dari putri semata wayangnya itu hanya karena tidak ingin membuat putrinya tersebut terluka atas apa yang terjadi pada masa lalu mereka.
"Dia Ferry Bramastyo, seorang pengusaha yang sangat terkenal dan saat ini memimpin beberapa perusahaan!" kata Bu Diah yang jauh lebih memilih untuk memberitahukan siapa lelaki yang ada di dalam foto tersebut daripada mengatakan hubungan yang terjadi antara mereka dengan lelaki yang satu itu.
"Ibu menjalin hubungan dengannya? Kalau Ibu memang suka kepadanya dan Ibu memang merasa nyaman dengannya, aku tidak masalah jika Ibu ingin menikah dengannya dan menurutku hal tersebut adalah sesuatu yang sangat wajar!" kata Amira yang kembali mengatakan hal yang sama kepada ibunya karena dia memang tidak ingin membuat sang Ibu terus-menerus bersedih seorang diri hanya karena meratapi kepergian ayahnya.
"Dia memang sempat merajai hati Ibu dan bahkan dia adalah seseorang yang selalu Ibu rindukan dahulu!" kata Bu Diah yang tidak berusaha untuk menyembunyikan mengenai apa yang dirasakannya kepada lelaki yang satu itu dahulu. "Bahkan dari lelaki yang satu itu Ibu memiliki seorang putri yang sangat cantik, seorang anak yang akan selalu menjadi kebanggaan Ibu sampai kapanpun juga!"
"Apa maksud Ibu?" tanya Amira yang sedikit tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh ibunya itu.
"Ferry Bramastyo, lelaki yang dulu sangat ibu cintai adalah ayahmu, ayah kandungmu!" kata Bu Dian yang merasa kalau dirinya tidak mungkin lagi terus menerus menutupi kebenaran tersebut dari putrinya dan di saat yang bersamaan dia juga melihat raut kekagetan di wajah putrinya, Amira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
pipi gemoy
mampir Thor
2023-10-07
0