"Baiklah saya setuju," kata Agna tiba-tiba yang malah setuju menikah dengan Darren. Setelah tadi gadis itu membaca kalimat nomor enam pada selembar kertas itu.
"Tanda tangan Agna, dan kau jangan banyak tanya. Satu lagi jangan bahas ini di depan kedua orang tua kita nanti," ucap Darren memperingati Agna. Karena laki-laki itu tidak mau kalau sampai Hugo dan Alea tahu. Tentang rencanya yang malah menawarkan tawaran yang sangat menggiyurkan pada Agna. Asal gadis itu mau menikah dengannya.
"Cukup hanya sampai dua tahun saja 'kan, Pak tidak lebih?" tanya Agna hanya untuk sekedar memastikan saja.
"Iya, pokoknya sampai kau lulus kuliah, dan setelah itu kita akan cari jalan masing-masing. Semoga kau mengerti Agna," jawab Darren penuh percaya diri. Dan laki-laki itu tidak tahu saja, kalau nanti setelah ia mengikat Agna dengan tali pernikahan maka laki-laki itu tidak akan mungkin bisa melepas tali itu lagi.
"Baiklah, kali ini rencana Bapak saya acungan dua jempol." Agna mengatakan itu karena gadis itu merasa kalau di dalam pernikahannya nanti dengan Darren hanya dirinya yang mendapatkan untung. Karena dosen itu hanya akan sekedar menikahi Agna tanpa menuntut ini dan itu pada gadis bar-bar itu. Membuat hidung wanita itu kembang kempis merasa bahwa dirinya memang benar-benar selalu saja beruntung dalam semua hal.
"Jika sudah tanda tangan sekarang ayo kita kembali lagi ke ruang sebelah," ajak Darren. "Karena Papi dan Mami mau membicarakan tentang acara pernikahan kita yang akan di adakan tinggal satu bulan lagi," sambung Darren.
"Apa?!" Saking kaget dan shocknya mulut Agna sampai terbuka dengan sangat lebar. Karena ia tidak percaya dengan apa yang tadi Darren lontarkan. "Bapak jangan bercanda ya, mana bisa pernikahan kita akan di langsungkan secepat itu." Agna menatap Darren sinis. Merasa bahwa sang dosen galak itu telah menjebaknya secara langsung.
"Tidak ada yang perlu di protes lagi Agna, karena semuanya sudah terlambat. Dimana kau sudah menandatangani surat ini dan itu artinya kau siap atau tidak itu hal bukan menjadi urusan saya lagi. Sekarang yang perlu kau lakukan adalah tetap tenang jangan sampai kedua orang tua kita curiga."
"Tidak bisa, Pak Darren!" Suara Agna melengking sambil mendobrak meja. "Bapak tadi tidak mengatakan kalau kita akan menikah secepat itu, makanya saya main setuju-setuju saja. Tapi sekarang kenapa malah menjadi begini?"
"Lebih cepat lebih baik, biar dua tahun itu cepat berlalu Agna. Karena disini yang kita tahu hanya kau sendiri yang akan di untungkan. Jadi, saya rasa sudah sangat cukup. Dan jangan pernah protes lagi. Ikuti saja alurnya dan sekenarionya tanpa harus mengatakan apapun."
Agna sekarang terlihat malah menarik dasi Darren yang duduk di sebelahnya sambil berkata, "Pokoknya saya akan adukan semua ini!"
"Silahkan saja Agna, dan itu artinya kau mau tidak lulus dalam melakukan sidang skripsi, dan juga saat nanti kau peraktek menjadi dokter bedah. Itu semua akan saya persulit."
"Apa Bapak sedang mengancam saya?" tanya Agna.
"Tidak Agna, andai saja kau sudah tahu sendiri kalau saya ini adalah Dosen yang bisa menentukan kau nanti akan lulus atau tidak. Jadi, saya harap kau mengerti akan hal itu." Darren tidak tahu saja kalau kalimatnya malah akan membuat gadis bar-bar itu semakin murka. "Sejujurnya saya juga tidak mau menikah dengan gadis sepertimu, Agna. Tapi apa daya. Saya tegaskan sekali lagi hanya untuk menepati janji saja bukan ada maksut lain ataupun tujuan yang bisa membuat saya untung."
Darren memang mau menikah dengan Agna hanya untuk menepati janji saja, karena laki-laki itu takut kalau nanti almarhum opanya tidak bisa tenang di alam sana, jika janjinya belum di tepati untuk menikah dengan gadis bar-bar yang ternyata adalah muridnya sendiri.
"Dosen galak dan me sum!" desis Agna sambil mendorong dada Darren. Dan setelah mengatakan itu juga Agna keluar dari ruangan itu membiarkan Darren sendiri, dengan membawa hati yang dongkol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
miyura
aku menunggumu othor...
2023-05-08
1