Pertemuan Dua Keluarga

Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya Agna dan kedua orang tuanya sampai juga di salah satu restoran bintang lima yang paling terkenal di kota Jakarta itu.

"Oh, rupanya Dosen galak itu mau mentraktir kami makan malam di sini. Sangat luar biasa sekali, dia juga rupanya punya modal," gumam Agna membatin sambil melamun.

Namun, detik berikutnya suara sang Ayah membuat lamunan gadis itu menjadi buyar seketika.

"Ingat Agna, junjung tinggi sopan santunmu," ucap Al memperingati putrinya dengan cara setengah berbisik. "Jika kamu tidak mau kalau sampai Ayahmu ini murka."

"Ayah, jangan mulai," sahut Ranum yang ada di sebelah Al. Karena ia tidak mau membuat Agna malah nanti akan berbuat nekat jika terus-terusan Al mengatakan itu pada putri mereka. "Agna sudah tahu semua, jadi Ayah jangan ulangi kalimat itu-itu saja." Disini Ranum akan berusaha membela Agna supaya gadis itu tidak merasa selalu diperlakukan tidak adil. Sebab di rumah Agna lebih sering disalahkan dibandingkan dengan kedua adiknya.

"Tau Ayah, selalu saja mengulangi kalimatnya," gumam Agna pelan sambil bibirnya manju beberapa senti. "Cukup satu kali saja Ayah memperingatiku, karena kuping ini masih mendengar dan diri ini tidak mudah lupa," kata Agna yang sekarang terlihat mendahului kedua orang tuanya.

"Agna, tunggu Bunda dan Ayah dulu, karena kamu pasti tidak tahu di mana letak ruangan VVIP yang telah dipesan oleh Pak Hugo, atau calon mertua kamu itu!" seru Ranum saat melihat Agna mendahuluinya.

Namun, bukannya berhenti Agna malah terlihat cuek bebek. Karena gadis bar-bar itu merasa kalau dirinya pasti akan menemukan dimana letak ruangan VVIP seperti yang dikatakan oleh Ranum. Sebab Agna rupanya sudah sering kali ke restoran itu sehingga di penglihatan Agna tempat itu menjadi tidak asing. Dan mungkin saja gadis itu juga sudah hafal betul jalan keluar serta masuk pada restoran itu.

"Agna ...." Ranum sekali lagi mencoba memanggil putrinya. Sehingga membuat para pengunjung yang lain menatap ke arahnya.

"Bun, sudah, lihat orang-orang sekarang malah melihat ke arah kita." Al berbisik pada sang istri. "Agna juga pasti sudah tahu letak ruangan VVIP itu, karena mungkin saja Darren sudah memberitahunya." Al malah mengira dan berpikiran kalau Agna sudah tahu letak ruangan VVIP itu. Membuat Al merasa tidak perlu khawatir ataupun was-was kalau saja putrinya itu akan kabur dari acara makan malam sekaligus acara pertemuan dua belah pihak ini.

"Tapi Mas, aku takut kalau Agna malah akan kabur, mengingat anak itu tidak mau menerima perjodohan ini." Di saat sekarang Ranum yang merasa cemas.

Namun, Al terlihat biasa saja. Karena laki-laki itu yakin kalau Agna pasti tidak akan berani kabur. Karena ia tahu gadis itu pasti takut dengan ancamannya yang tidak main-main.

"Kamu tenang saja, Sayang. Semua ini akan berjalan dengan lancar," ucap Al meyakinkan Ranum. Dan sekarang laki-laki itu meraih telapak tangan Ranum. "Ayo kita jalan, Sayang, karena mungkin saja kedua orang tua Darren sudah lama menunggu kita di sana."

Pipi Ranum sempat memerah karena baru kali ini Al berani memanggilnya sayang di tempat umum seperti ini. Karena selama ini Al akan memanggil sayang pada wanita yang sudah beranak tiga itu ketika sedang bergelut di atas ranjang, saat menanam benih.

"I-iya Mas, A-ayo," sahut Ranum terbata-bata. Karena wanita itu benar-benar kaget saat kata sayang terlontar keluar begitu saja dari mulut sang suami.

***

"Lho, Agna mana?" Al begitu kaget saat melihat hanya ada Hugo dan juga Alea, ibu dari Darren. Yang duduk di sofa yang empuk itu.

"Mas." Ranum sedikit mencubit lengan sang suami. Supaya Al jangan panik di saat melihat Agna tidak ada di sana. "Kita duduk dulu, jangan main kaget saja," ucap Ranum pelan.

"Selamat malam Jeng Ranum, dan Pak Al," sapa Hugo sambil mempersilahkan suami istri itu duduk. "Silahkan duduk dulu, dan nikmati hidangan ini. Berhubung masih anget," lanjut Hugo beramah tamah. Saat menyambut calon besannya itu.

"Iya Jeng Ranum, sini duduk di sebelah saya," kata Alea yang juga tidak kalah ramahnya. Wanita itu juga terlihat menepuk sofa di sebelahnya.

"Hm apa tadi Agna datang kesini, Jeng?" tanya Ranum langsung supaya Al tidak salah paham. Dan supaya dirinya juga tidak ikut-ikutan salah paham.

Alea terlihat mengganggu sambil menjawab, "Agna sudah kesini Jeng, tapi anak gadis Jeng Ranum dan putra kami Darren memilih untuk berbicara berdua di ruangan sebelah. Jadi, Jeng Ranum dan Pak Al tidak usah merasa khawatir."

Mendengar itu Ranum dan Al pada detik itu juga merasa sangat lega. Dan biasa kembali bernafas dengan baik dan benar. Karena tadi hati kedua pasangan suami istri itu sempat dilanda kegelisahan. Hanya perkaraka karena mereka tidak melihat Agna ada di sana bersama Hugo dan Alea.

***

Di ruang VVIP sebelah tempat Darren dan Agna berada. Terlihat keduanya sangat enggan saling tatap, hingga dua manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Membuang pandangan ke sisi lain.

Satu detik ... dua detik ....

Masih sama keduanya tidak ada yang mau membuka suara terlebih dahulu. Hingga tepat pada detik ke sepuluh. Keduanya sama-sama terdengar sedang mengatur nafasnya.

"Saya." Suara Agna dan Darren terdengar secara bersamaan.

"Ya sudah, kau duluan," ucap Darren yang mengalah.

"Tidak! Bapak saja yang duluan," timpal Agna yang kini membenarkan posisi duduknya.

"Kau saja," tolak Darren.

"Bapak saja, karena tidak baik anak kecil seperti saya yang harus berbicara duluan kepada Bapak yang lebih tua. Itu namanya tidak sopan," timpal Agna.

Darren mengangkat sebelah alisnya, karena laki-laki itu tidak suka mendengar saat Agna mengatai dirinya sudah tua. Padahal Darren merasa kalau dirinya masih sangat muda.

"Ayo Pak, katakan saja. Saya siap mendengarnya," kata Agna saat Darren hanya diam saja. "Saya akan mendengarnya dengan segenap hati serta jiwa dan raga saya Pak Dosen yang galak."

"Baik, dan kita akan mulai pembahasan ini dari mana dulu?" tanya Darren yang sekarang menatap gadis cantik yang mengenakan dress berwarna merah jambu. Dengan rambut yang dibiarkan terurai itu, dan sangat bohong sekali jika Darren menganggap Agna jelek.

Sedangkan Agna yang ditanya mengangkat bahunya saja sambil menjawab, "Saya tidak tahu, dan itu artinya terserah Bapak saja."

"Andai saja bukan karena perjodohan, aku tidak akan mau menghadapi gadis ini. Karena bagiku dia ini terlalu bar-bar dan sangat tidak cocok sekali denganku yang kalem begini." Darren membatin.

"Ada apa? Dan kenapa Bapak malah menatap saya seperti itu?" Agna langsung saja menyilang kedua tangannya di da danya. "Jangan me sum ya, Pak. Ingat usia sudah bau tanah," celetuk Agna tanpa di rem.

Darren menghela nafas. "Kau dasar gadis bar-bar. Selain tengil kau juga rupanya memiliki pemikiran yang cukup kotor," desis Darren dengan tatapan dingin dan wajah yang datar.

"Sudahlah Pak, langsung saja mulai pada intinya. Karena saya tidak punya banyak waktu seperti Bapak yang pengangguran," kata Agna yang seolah-olah ingin membuat Darren kesal. Seolah-olah juga gadis itu sudah memiliki pekerjaan. Padahal uang jajannya saja masih minta pada sang Ayah.

"Kau memang menyebalkan!" gerutu Darren pelan.

"Bapak, juga sangat menyebalkan bahkan lebih dari kata itu," sahut Agna yang tidak suka mendengar Darren mengatai dirinya menyebalkan. "Ayo katakan saja, jangan malah banyak bac–" Agna tidak melanjutkan kalimatnya karena bisa-bisa dirinya akan terkena masalah nanti saat gadis itu pulang.

Mengingat kalau Darren sudah dia nobatkan sebagai kang adu. Membuat Agna merasa kalau mulai hari ini ia harus bisa mengontrol lidahnya supaya tidak keseleo maupun keceplosan.

"Kita buat kesepakatan," ucap Darren tiba-tiba.

"Kesepakatan apa?"

"Kesepakatan kalau kita menikah hanya sebagai menepati janji saja. Dan tidak lebih dari kata itu," jawab Darren yang malah membuat Agna merasa heran.

"Langsung saja jelaskan semuanya sedetail mungkin supaya saya bisa mengerti, Pak," balas Agna. Yang memang benar-benar tidak mengerti maksud kalimat Darren.

Episodes
1 Perdebatan Kecil
2 Kedatangan sang Dosen
3 Ingin Mengingkari Janji
4 Agna dan Darren
5 Akan Bertemu
6 Pertemuan Dua Keluarga
7 Tawaran yang Menggiyurkan
8 Setuju
9 Diminta Tandatangan
10 Hari H
11 Di Kamar Hotel
12 Pergi ke Rumah Sakit
13 Bab 13
14 Marah-Marah
15 Salah Paham
16 Satu Bulan
17 Di Rumah Orang Tua Agna
18 Menginap
19 Bab 19
20 Restoran
21 Kedatangan Dave
22 Agna Menerima Cinta Dave
23 Di Toliet
24 Salah Paham
25 Bab 25
26 Tidak Bisa Tidur
27 Disuruh Membuat Dedek Bayi
28 Bab 28
29 Meminta Cerai
30 Pingsan
31 Klub
32 Diculik
33 Obat Perang sang
34 Berharap Keajaiban
35 Bab 35
36 Seperti Cacing Kepanasan
37 Kedatangan Darren
38 Bercocok Tanam
39 Menjelaskan
40 Kedatangan Hugo dan Alea
41 Membuka Mata
42 Tidak Percaya
43 Restoran
44 Di Suruh Belajar
45 Pergi Dari Rumah
46 Bab 46
47 Apartemen
48 Masuk Kuliah
49 Perkara Baju
50 Tahu Kebenaran
51 Membangunkan Macan yang Sedang Tidur
52 Bab 52
53 Satu Bulan
54 Rumah Sakit
55 Bab 55
56 Positif Hamil
57 Si Bijak
58 Tidak Mengakui
59 Sebuah Solusi
60 Wangi Parfum
61 Om Suami
62 Panik
63 Membangunkan Om Suami
64 Nasi Goreng Spesial
65 Mules
66 Infus
67 Drama Mie Instan
68 Merajuk
69 Metode Kanguru
70 Minta Maaf
71 Mengalah
72 Mangga Muda
73 Rujak
74 Bab 74
75 Kenyataan Pahit
76 Kilas Balik
77 Marah-Marah
78 Bab 78
79 Gara-Gara Bawang Bombay
80 Mengucapkan Kata Talak
81 Menjadi Depresi
82 Ingin Menikah Lagi
83 Bertemu
84 Ingin Rujuk
85 Mengalami Kecelakan
86 Dinyatakan Koma
87 Bab 87
88 Salah Orang
89 Sadar Dari Koma
90 Menerima Apa Adanya
91 Apartemen
92 Salah Paham
93 Rumah Sakit
94 Bab 94
95 Operasi
96 Aruna Annya Nazeela
97 Sadar
98 Panggilan Sayang
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Di Seret
102 Darren Senjaya Hugo
103 Berhenti Menjadi Donatur
104 Bab 104
105 Nawasena Aslan Louis
106 Nawa
107 Dua Boba Jumbo
108 Bab 108
109 Masih Pagi
110 Bab 110
111 Murka
112 Kilas Balik
113 Pingsan
114 Percaya Pada Darren
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Kritis
118 Penyakit Jantung
119 Berhenti Berdetak
120 Pemakaman
121 Nawa Hilang
122 GPS
123 Pergi Ke Rumah Sakit
124 Jebakan
125 Mengandung Racun
126 Tidak Sadarkan Diri
127 Kabar Baik
128 Masih Belum Sadar
129 Menjebloskan Ke Penjara
130 Membuka Mata
131 Mulai Membaik
132 Mengingatkan Dengan Seseorang
133 Mual
134 Kabar Bahagia
135 Persiapan Acara
136 Acara Berjalan Lancar
137 Calon Suami
138 Di Usir Secara Halus
139 Kecelakaan
140 Hati yang Rapuh
141 Mengadu
142 Terpeleset
143 Saling Menguatkan
144 Hari H, Berencana Kabur
145 Berhasil Kabur.
146 Berdebat
147 Sah
148 Di temb4k
149 Berjalan Lancar
150 Meragukan Dirinya Sendiri
151 Bab 151
152 Berhasil Masuk
153 Dapat Jatah
154 Makan Malam
155 Rumah Kosong
156 Disandera
157 Bubuk Bon Cabe
158 Semua Sudah Berakhir
159 Kenyataan Pahit
160 Beranjak Dewasa
161 Tidak Pulang
162 Club
163 Makan Malam
164 Agna dan Darren
165 Sudah Bebas
166 Bertemu Sang Idola
167 Menjenguk
168 Khayalan Tingkat Dewa
169 Tamu, Beban
170 Timbal balik
171 Asmara
172 Kedatangan Wanita di Masa Lalu
173 Di Rumah Ikke
174 Perkara Ban Mobil Kempes
175 Di Dalam Mobil
176 Bab 176
177 Promosi novel baru, NODA DI SERAGAM SMA, SEASEON 3
178 Anja dan Affan
179 Calon Istri (Anja dan Affan)
180 Teman Sekolah
181 Tiba-tiba Datang Melamar
182 Tidak Mau Cerita
183 Kecelakaan
184 Memilih Untuk Mengalah
185 Supaya Seiman dan Seamin
186 Jatuh Secara Bersamaan
187 Menjelaskan, Kesalah Pahaman
188 Bocah Tengil
189 Jodoh Dadakan
190 Percakapan Antara Darren dan Agna
191 Resmi Dijodohkan
192 Merasa Seperti Mimpi
193 Dalam Waktu Dua Bulan
194 Nawa dan Halwa
195 Nawasena dan Asmara
196 Bab 196
197 Peluncuran Produk Baru
198 Darren Marah
199 Malas Berbasa Basi
200 Ingin Pernikahannya di Percepat
201 Setuju
202 Akan Pergi ke Butik
203 Kedatangan Ranum
204 Mata-Mata
205 Bab 205
206 Di Tanggal 25
207 Masih di Butik
208 Nawa dan Affan
209 Menemui Asmara
210 Panik
211 Hanya Mimpi
212 Prusahaan
213 Gara-Gara Video
214 Bab 214
215 G*y?
216 Kucing dan Tikus
217 Hampir Saja
218 Nasi Goreng
219 Kutu Kupret
220 Membangunkan Macan Tidur
221 Restoran
222 Si Cabe-Cabean Menurut Halwa
223 Menuju Acara Pernikahan
224 Drama Anja
225 Menuju Sah
226 Sudah Sah
227 Di Suruh Pergi Ke Hotel
228 Bertingkah Aneh
229 Lilin Pe rang sang
230 Mengerjai
231 Tidak Ingat Dengan Apa yang Telah Terjadi
232 Sarapan Bersama
233 Pindah
234 Di Apartemen
235 Di Acara Perayaan
236 Pulang
237 Kartu Black Card
238 Mengajak Asmara Membuka Lembaran Baru
239 Anja Belum Pulang
240 Di Rumah Utama
241 Di Bius
242 Mencari
243 Anja dan Serlin
244 Bab 244
245 Sudah Dua Hari
246 Klub
247 Menyuruh Nawa dan Affan Pergi
248 Di Ikuti Oleh Anak Buah si Musuh
249 Berusaha Mengkecoh Musuh
250 Membawanya ke Gudang
251 Histeris
252 Nawa dan Asmara
253 Tamparan Keras
254 Bab 254
255 Anja di Temukan
256 Memutar Belikan Fakta
257 Ledakan
258 Berpikir Anja Telah Tiada
259 Anja Masih Hidup
260 Di Rumah Sakit
261 Tidak Jujur
262 Histeris di Rumah Sakit
263 Masih di Rumah Sakit
264 Ruang Rawat
265 Ingin Menggantikan Posisi Anja
266 Masih Mencari
267 Kembalinya Anja
268 Bab 268
269 Bab 269
270 Pergi ke Luar Negeri
271 Munt4h
272 Bab 272
273 Bab 273
274 Bab 274
275 Kembar
276 Bahagia
277 Nawa dan Asmara
278 Satu Minggu
279 Tidak Ikut Makan Malam
280 Percakapan Nawa dan Darren
281 Perkara Ingin Pulang
282 Bahagia
283 Saga dan Sada
284 Di Perusahaan
285 Bab 285
286 Di Ajak Makan Malam
287 Zura Anak ke Tiga
288 Yumna dan Zura
289 Restoran
290 Bertukar Peran
291 Bab 291
292 Bujang Lapuk
293 Yumna
294 Ketakutan
295 Mau Menolong
296 Datang Mencari
297 Keingintahuan
298 Di Perusahaan
299 Di Ajak Menikah
300 Memeritahu Tentang Hal Ingin Menikah
301 Ikut ke Apartemen
302 Pingsan
303 Bab 303
304 Tidak Setuju
305 Wanita Mata Duitan
306 Kilas Balik
307 Bab 307
308 Meminjam Seragam
309 Sarapan
310 Di Sekolah
311 Jebakan
312 Di Hutan
313 Rumah Dekat Hutan
314 Bab 314
315 Bab 315
316 Zura dan Yumna
317 Suara Sirine Polisi
318 Sudah Tiada
319 Bab 319
320 Di Tangkap
321 Memberitahu
322 Saga, Nawa
323 Bab 323
324 Bab 324
325 Bab 325
326 Pergi ke Kantor Polisi
327 Pemakaman
328 Bab 287
329 Bab 288
330 Di Bebaskan
331 Di Sekolah
332 Di Jemput
333 Berbicara Empat Mata
334 Cemburu
335 Datangnya Zura
336 Gara-Gara Ul4r
337 Bab 337
338 Perginya Yumna
339 Mencari
340 Bekerja di Toko Bunga
341 Bertemu Setelah Kurang Lebih Dua Tahun
342 Terus Saja Memikirkannya
343 Bab 343
344 Bab 344
345 Membahas Pertunangan
346 Bab 346
347 Saga dan Anggi
348 Bab 348
349 Bab 349
350 Berputus Asa
351 Tahu Jika Saja Saga Tidak Ada di Rumah
352 Dua Hari Kemudian
353 Bertemu
354 Di Usir
355 Promo Novel Baru Netas
356 Setelah 7 Tahun
357 Rumah Utama
358 Masuk Rumah Sakit
359 Akhir Dari Segalanya (Hidup Bahagia)
Episodes

Updated 359 Episodes

1
Perdebatan Kecil
2
Kedatangan sang Dosen
3
Ingin Mengingkari Janji
4
Agna dan Darren
5
Akan Bertemu
6
Pertemuan Dua Keluarga
7
Tawaran yang Menggiyurkan
8
Setuju
9
Diminta Tandatangan
10
Hari H
11
Di Kamar Hotel
12
Pergi ke Rumah Sakit
13
Bab 13
14
Marah-Marah
15
Salah Paham
16
Satu Bulan
17
Di Rumah Orang Tua Agna
18
Menginap
19
Bab 19
20
Restoran
21
Kedatangan Dave
22
Agna Menerima Cinta Dave
23
Di Toliet
24
Salah Paham
25
Bab 25
26
Tidak Bisa Tidur
27
Disuruh Membuat Dedek Bayi
28
Bab 28
29
Meminta Cerai
30
Pingsan
31
Klub
32
Diculik
33
Obat Perang sang
34
Berharap Keajaiban
35
Bab 35
36
Seperti Cacing Kepanasan
37
Kedatangan Darren
38
Bercocok Tanam
39
Menjelaskan
40
Kedatangan Hugo dan Alea
41
Membuka Mata
42
Tidak Percaya
43
Restoran
44
Di Suruh Belajar
45
Pergi Dari Rumah
46
Bab 46
47
Apartemen
48
Masuk Kuliah
49
Perkara Baju
50
Tahu Kebenaran
51
Membangunkan Macan yang Sedang Tidur
52
Bab 52
53
Satu Bulan
54
Rumah Sakit
55
Bab 55
56
Positif Hamil
57
Si Bijak
58
Tidak Mengakui
59
Sebuah Solusi
60
Wangi Parfum
61
Om Suami
62
Panik
63
Membangunkan Om Suami
64
Nasi Goreng Spesial
65
Mules
66
Infus
67
Drama Mie Instan
68
Merajuk
69
Metode Kanguru
70
Minta Maaf
71
Mengalah
72
Mangga Muda
73
Rujak
74
Bab 74
75
Kenyataan Pahit
76
Kilas Balik
77
Marah-Marah
78
Bab 78
79
Gara-Gara Bawang Bombay
80
Mengucapkan Kata Talak
81
Menjadi Depresi
82
Ingin Menikah Lagi
83
Bertemu
84
Ingin Rujuk
85
Mengalami Kecelakan
86
Dinyatakan Koma
87
Bab 87
88
Salah Orang
89
Sadar Dari Koma
90
Menerima Apa Adanya
91
Apartemen
92
Salah Paham
93
Rumah Sakit
94
Bab 94
95
Operasi
96
Aruna Annya Nazeela
97
Sadar
98
Panggilan Sayang
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Di Seret
102
Darren Senjaya Hugo
103
Berhenti Menjadi Donatur
104
Bab 104
105
Nawasena Aslan Louis
106
Nawa
107
Dua Boba Jumbo
108
Bab 108
109
Masih Pagi
110
Bab 110
111
Murka
112
Kilas Balik
113
Pingsan
114
Percaya Pada Darren
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Kritis
118
Penyakit Jantung
119
Berhenti Berdetak
120
Pemakaman
121
Nawa Hilang
122
GPS
123
Pergi Ke Rumah Sakit
124
Jebakan
125
Mengandung Racun
126
Tidak Sadarkan Diri
127
Kabar Baik
128
Masih Belum Sadar
129
Menjebloskan Ke Penjara
130
Membuka Mata
131
Mulai Membaik
132
Mengingatkan Dengan Seseorang
133
Mual
134
Kabar Bahagia
135
Persiapan Acara
136
Acara Berjalan Lancar
137
Calon Suami
138
Di Usir Secara Halus
139
Kecelakaan
140
Hati yang Rapuh
141
Mengadu
142
Terpeleset
143
Saling Menguatkan
144
Hari H, Berencana Kabur
145
Berhasil Kabur.
146
Berdebat
147
Sah
148
Di temb4k
149
Berjalan Lancar
150
Meragukan Dirinya Sendiri
151
Bab 151
152
Berhasil Masuk
153
Dapat Jatah
154
Makan Malam
155
Rumah Kosong
156
Disandera
157
Bubuk Bon Cabe
158
Semua Sudah Berakhir
159
Kenyataan Pahit
160
Beranjak Dewasa
161
Tidak Pulang
162
Club
163
Makan Malam
164
Agna dan Darren
165
Sudah Bebas
166
Bertemu Sang Idola
167
Menjenguk
168
Khayalan Tingkat Dewa
169
Tamu, Beban
170
Timbal balik
171
Asmara
172
Kedatangan Wanita di Masa Lalu
173
Di Rumah Ikke
174
Perkara Ban Mobil Kempes
175
Di Dalam Mobil
176
Bab 176
177
Promosi novel baru, NODA DI SERAGAM SMA, SEASEON 3
178
Anja dan Affan
179
Calon Istri (Anja dan Affan)
180
Teman Sekolah
181
Tiba-tiba Datang Melamar
182
Tidak Mau Cerita
183
Kecelakaan
184
Memilih Untuk Mengalah
185
Supaya Seiman dan Seamin
186
Jatuh Secara Bersamaan
187
Menjelaskan, Kesalah Pahaman
188
Bocah Tengil
189
Jodoh Dadakan
190
Percakapan Antara Darren dan Agna
191
Resmi Dijodohkan
192
Merasa Seperti Mimpi
193
Dalam Waktu Dua Bulan
194
Nawa dan Halwa
195
Nawasena dan Asmara
196
Bab 196
197
Peluncuran Produk Baru
198
Darren Marah
199
Malas Berbasa Basi
200
Ingin Pernikahannya di Percepat
201
Setuju
202
Akan Pergi ke Butik
203
Kedatangan Ranum
204
Mata-Mata
205
Bab 205
206
Di Tanggal 25
207
Masih di Butik
208
Nawa dan Affan
209
Menemui Asmara
210
Panik
211
Hanya Mimpi
212
Prusahaan
213
Gara-Gara Video
214
Bab 214
215
G*y?
216
Kucing dan Tikus
217
Hampir Saja
218
Nasi Goreng
219
Kutu Kupret
220
Membangunkan Macan Tidur
221
Restoran
222
Si Cabe-Cabean Menurut Halwa
223
Menuju Acara Pernikahan
224
Drama Anja
225
Menuju Sah
226
Sudah Sah
227
Di Suruh Pergi Ke Hotel
228
Bertingkah Aneh
229
Lilin Pe rang sang
230
Mengerjai
231
Tidak Ingat Dengan Apa yang Telah Terjadi
232
Sarapan Bersama
233
Pindah
234
Di Apartemen
235
Di Acara Perayaan
236
Pulang
237
Kartu Black Card
238
Mengajak Asmara Membuka Lembaran Baru
239
Anja Belum Pulang
240
Di Rumah Utama
241
Di Bius
242
Mencari
243
Anja dan Serlin
244
Bab 244
245
Sudah Dua Hari
246
Klub
247
Menyuruh Nawa dan Affan Pergi
248
Di Ikuti Oleh Anak Buah si Musuh
249
Berusaha Mengkecoh Musuh
250
Membawanya ke Gudang
251
Histeris
252
Nawa dan Asmara
253
Tamparan Keras
254
Bab 254
255
Anja di Temukan
256
Memutar Belikan Fakta
257
Ledakan
258
Berpikir Anja Telah Tiada
259
Anja Masih Hidup
260
Di Rumah Sakit
261
Tidak Jujur
262
Histeris di Rumah Sakit
263
Masih di Rumah Sakit
264
Ruang Rawat
265
Ingin Menggantikan Posisi Anja
266
Masih Mencari
267
Kembalinya Anja
268
Bab 268
269
Bab 269
270
Pergi ke Luar Negeri
271
Munt4h
272
Bab 272
273
Bab 273
274
Bab 274
275
Kembar
276
Bahagia
277
Nawa dan Asmara
278
Satu Minggu
279
Tidak Ikut Makan Malam
280
Percakapan Nawa dan Darren
281
Perkara Ingin Pulang
282
Bahagia
283
Saga dan Sada
284
Di Perusahaan
285
Bab 285
286
Di Ajak Makan Malam
287
Zura Anak ke Tiga
288
Yumna dan Zura
289
Restoran
290
Bertukar Peran
291
Bab 291
292
Bujang Lapuk
293
Yumna
294
Ketakutan
295
Mau Menolong
296
Datang Mencari
297
Keingintahuan
298
Di Perusahaan
299
Di Ajak Menikah
300
Memeritahu Tentang Hal Ingin Menikah
301
Ikut ke Apartemen
302
Pingsan
303
Bab 303
304
Tidak Setuju
305
Wanita Mata Duitan
306
Kilas Balik
307
Bab 307
308
Meminjam Seragam
309
Sarapan
310
Di Sekolah
311
Jebakan
312
Di Hutan
313
Rumah Dekat Hutan
314
Bab 314
315
Bab 315
316
Zura dan Yumna
317
Suara Sirine Polisi
318
Sudah Tiada
319
Bab 319
320
Di Tangkap
321
Memberitahu
322
Saga, Nawa
323
Bab 323
324
Bab 324
325
Bab 325
326
Pergi ke Kantor Polisi
327
Pemakaman
328
Bab 287
329
Bab 288
330
Di Bebaskan
331
Di Sekolah
332
Di Jemput
333
Berbicara Empat Mata
334
Cemburu
335
Datangnya Zura
336
Gara-Gara Ul4r
337
Bab 337
338
Perginya Yumna
339
Mencari
340
Bekerja di Toko Bunga
341
Bertemu Setelah Kurang Lebih Dua Tahun
342
Terus Saja Memikirkannya
343
Bab 343
344
Bab 344
345
Membahas Pertunangan
346
Bab 346
347
Saga dan Anggi
348
Bab 348
349
Bab 349
350
Berputus Asa
351
Tahu Jika Saja Saga Tidak Ada di Rumah
352
Dua Hari Kemudian
353
Bertemu
354
Di Usir
355
Promo Novel Baru Netas
356
Setelah 7 Tahun
357
Rumah Utama
358
Masuk Rumah Sakit
359
Akhir Dari Segalanya (Hidup Bahagia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!