Salah Paham

Agna yang kali ini benar-benar merasa kesal dengan Darren langsung saja menarik kerah baju laki-laki itu. Sehingga membuat baju yang Darren kenakan langsung saja sobek.

"Astaga, apa yang kau lakukan Agna?" Darren dengan cepat berusaha menghindar dari Agna, seorang gadis yang sepertinya sedang kerasukan oleh siluman macan tutul. "Jangan lakukan ini Agna, karena saya tidak membawa baju ganti," ucap Darren yang sekarang terlihat terus saja menghindar.

Namun, detik berikutnya tiba-tiba saja Agna yang menarik kerah baju Darrel malah kesandung oleh kakinya sendiri, yang menyebabkan gadis itu malah memabrak tubuh kekar sang suami.

Sedangkan Darren yang belum siap, saat Agna menabrak tubuhnya. Laki-laki itu malah terlihat langsung saja jatuh sehingga posisinya ada di bawah sedangkan Agna tepat berada di atas tubuhnya yang sixpack.

"Aaa ... dasar me sum!" teriak Agna memekik sambil memu kul dada Darren yang berada tepat di bawahnya, gadis itu juga terlihat akan langsung berdiri.

Akan tetapi, rambut Agna malah nyangkut di kancing baju sang dosen yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.

"Agna, hentikan!" Darren yang merasa ada sesuatu yang bangkit di bawah

sana, pada saat Agna terus saja memberontak. Langsung saja membentak gadis itu. "Jangan bergerak biar saya yang akan membantumu melaepaskan rambutmu ini dari kanc–"

Kalimat Darren terputus karena tiba-tiba saja suara Alea terdengar sangat jelas di kamar hotel itu.

"Darren, Agna, apa yang kalian berdua lakukan di lantai?" Alea tidak percaya dengan pemandangan yang ia lihat saat ini.

Karena tadi niat hati wanita itu mau memanggil putra dan menantunya untuk sarapan bersama. Namun, apa yang di dapat malah melihat pasangan suami istri itu sedang berbaring di lantai. Persis posisi orang yang sedang melakukan adegan oleh raga bercocok tanam.

"Kasur hotel sudah empuk dengan ukurannya yang sangat besar eh, kalian malah milih untuk membuatkan Mami cucu di lantai. Sungguh pasangan suami istri yang sangat aneh." Alea terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya. "Lanjutkan saja, dan Mami akan tunggu kalian sarapan di lantai lima bersama Papi kalian," sambung Alea yang langsung saja pergi begitu saja.

Akan tetapi, tepat ketika wanita itu sampai di ambang pintu. Alea malah berbalik dan kembali lagi membuka suara.

"Lain kali, jangan lupa tutup atau kunci pintu hotelnya. Jangan sampai hal seperti ini terjadi bahkan terulanh lagi, kalau Mami yang melihat ini oke-oke saja. Tapi kalau orang lain bisa-bisa kalian berdua akan malu," celetuk Alea sambil mengulas senyum tipis.

"Mi, Mami ... ini tidak seperti yang Mami banyangkan dan pikirkan." Setelah lama terdiam akhirnya Darren membuka suara. "Lebih baik sekarang Mami bantu Darren."

"Ini sudah sangat jelas Darren kalau kamu dan Agna mau buat cucu untuk Mami, Papi, dan sekarang sebutkan Mami harus membantu kamu apa?"

"Rambut Agna nyangkut bisa to–"

"Rambut yang mana?" potong Alea bertanya pada putranya. Karena sekarang wanita itu malah berpikiran kalau rambut bawah menantunya yang nyangkut. "Darren rambut Agna yang mana?" Alea mengulangi pertanyaannya.

Sedengkan Agna hanya bisa diam saja, karena saat ini gadis itu benar-benar sangat malu. Di tambah Agna merasa bahwa di balik celana Darren ada yang menonjol serta sangat keras dan sepertinya ukurannya jumbo. Membuat wanita itu malah tidak berani bergerak lagi sedikitpun tidak seperti yang tadi.

"Mi, jangan gitu. Sini bantu Darrel." Darrel melambaikan tangannya pada sang ibu karena otak atas dan bawahnya tiba-tiba terasa berdenyut nyeri. "Mami, ayolah!" seru Darrel.

"Lajutkan saja Sayang, karena Mami mau cepat-cepat punya cucu dari kalian," timpal Alea yang sekarang sudah benar-benar pergi dari sana sambil menutup pintu hotel itu dari luar.

"Mami salah paham!"

"Gendang telinga saya bisa pecah! Dasar me sum!" gerutu Agna menimpali Darrel. Sembil terlihat melepaskan rambutnya dari kancing laki-laki itu. "Gara-gara Bapak, saya ini di cap sebagai menantu yang bar-bar."