Saat ini Ais dan juga Jelita telah berada di sebuah cafe. Keduanya menghabiskan waktu sorenya untuk sekedar berbincang saja. Meskipun Jelita tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapi oleh Ais, tetapi dia berusaha untuk menjadi seorang teman yang baik.
"Lit, makasih ya udah ngajak aku kesini. Mudah-mudahan abis ini hati aku bisa sedikit tenang," ujar Ais ketika merasa hatinya sudah sedikit lega.
"Iya. Sama-sama. Bukankah saat ini kita adalah teman? Jadi sudahkah kewajibanku untuk menghiburmu saat kamu sedang sedih."
Ais tersenyum tipis. Namun, detik kemudian keduanya mendengar suara ribut dari sebuah bangku yang ada didepannya. Terlihat seorangwanita tengah menyiramkan air ke wajah seorang pria yang berada tepat di hadapannya. Ais mencoba untuk mempertajamkan penglihatannya agar yakin jika pria yang sedang disiram itu adalah tempat satu kampusnya.
"Lit, itu kayak Huda. Iya gak, sih?" Ais bertanya kepada Jelita, berharap saat ini Ais memang sedang tidak salah lihat.
Jelita pun ikut mempertajamkan penglihatannya untuk melihat sosok yang saat ini sedang disiram air oleh seorang wanita.
"Astaga ... iya. Itu Huda si playboy darat. Aku yakin itu adalah pacar dia yang lagi diputusin. Udah nggak usah heran, Huda emang pantes dapat perlakuan kayak gitu. Salah siapa semua cewek cantik diembatnya. Mentang-mentang ganteng, hampir separuh mahasiswi di kampus adalah mantannya," jelas Jelita yang merasa puas dengan penglihatan.
"Kamu harus hati-hati sama dia, Ais. Dia tuh buaya darat. Bibirnya beracun. Jangan sampai kamu masuk kedalam perangkapnya," lanjut Jelita lagi.
Ais hanya mengangguk dengan pelan. Meskipun keduanya sudah bertemu beberapa kali, Ais sama sekali tak meresponnya, terlebih saat tiga orang temannya yang sering menggodanya.
Namun, saat Jelita sedang menertawakan Huda, tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan dari papanya yang tidak bisa diabaikan.
"Ais, kayaknya aku harus pulang duluan deh karena ada urusan penting dengan papa. Kamu gak apa-apa kan kalau aku tinggal duluan?"
"Iya, gak papa. Kamu pulang aja, aku juga mau pulang," ujar Ais.
Keduanya pun akhirnya berjalan keluar. Namun, sayangnya saat sampai luar, ternyata hujan rintik-rintik datang sejarah dengan tiba-tiba. Sehingga mengharuskan keduanya menahan langkah untuk menuju ke parkiran.
"Yah ... hujan," gerutu Jelita.
"Iya. Mana semakin deras," sambung Ais.
Bersamaan dengan itu, Huda pun juga keluar dari Cafe. Dan saat melihat hujan telah lebat dia pun akhirnya berteduh di teras cafe, karena mobilnya ada diparkiran. Saat bola matanya mengedar ke samping, dilihatnya ada Ais dan juga Jelita yang berdiri tak jauh darinya. Karena merasa canggung, Huda hanya menyapa sekedarnya. Begitu juga dengan Ais yang hanya bisa tersenyum, karena tidak ingin dianggap sombong.
"Ais, abaikan saja dia! Jangan sampai kamu masuk ke dalam perangkatnya! Ingat, dia itu buaya!" bisik Jelita dengan pelan.
"Iya, aku tau itu," balas Jelita.
Hampir tiga puluh menit mereka terjebak karena hujan yang datang secara tiba-tiba. Namun, kini perlahan sudah mulai mereda Hanya tinggal sisa-sisa gerimis yang berjatuhan.
"Ais itu sopir aku. Aku duluan ya!" ucap Jelita saat melihat seorang sopir dengan sebuah payung berjalan mendekat kearah Jelita.
"Iya, hati-hati ya!"
Begitu juga dengan Huda yang merasa jika hujan telah reda, dia pun memutuskan untuk segera pergi. Karena selain dingin, dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan istrinya yang saat sedang menunggunya di rumah. Sore ini Huda sengaja bertemu dengan salah satu pacarnya untuk mengakhiri hubungan mereka karena saat ini Huda telah memiliki seorang istri dan sangat mencintainya. Dia tidak peduli dengan air yang disiramkan oleh mantan pacarnya tadi. Lebih baik seperti itu daripada Huda akan menyesal di kemudian hari. Saat ini sang istri adalah prioritas utama untuknya.
Setelah Huda melangkah pergi, kini giliran Ais yang juga ingin meninggalkan tempat itu. Namun, saat Ais ingin melangkah tiba-tiba dia merasakan tangannya tengah ditahan oleh seseorang dari belakang. Dan saat Ais menoleh, ternyata orang yang sedang menahan tangannya adalah Azam, mantan suaminya.
"Mas Azam," gumam Ais.
"Ais, kita harus bicara. Please, sebentar saja."
Dada Ais berdegup dengan kencang saat harus berhadapan dengan mantan suaminya. Namun, sebisa mungkin Ais tetap berusaha untuk biasa saja, karena Ais sendiri yang memilih mundur daripada harus dimadu.
"Mas Azam ingin berbicara apa lagi? Diantara kita sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan karena semua sudah berakhir, Mas. Lebih baik Mas Azam fokus dengan keluarga baru Mas Azam dan segera penuhi keinginan mama Maya. Disini aku mendoakan kebahagiaan Mas Azam bersama dengan Iza, tapi tolong jangan muncul lagi di hadapanku lagi."
"Aku tahu aku telah salah mengambil sebuah keputusan. Tapi tolong beri aku satu kesempatan lagi, Ais." Azam masih mengiba pada mantan istrinya itu.
"Satu kesempatan?" Ais malah menertawakan ucapan Azam. "Kesempatan apa, Mas? Kita udah bercerai dan kamu juga sudah menikah. Lalu kesempatan apa yang kamu inginkan? Tolong mulai saat ini jangan ganggu aku. Aku sudah melupakan semua kenangan tentang kita. Tolong hargai perasaan Iza. Dia akan merasa terluka jika kamu terus menggangguku. Mas Azam, tolong mengertilah!"
"Aku akan mengerti, tapi tolong kita bicara sebentar saja, oke?" Azam terus berusaha untuk meyakinkan Ais, berharap hati mantan istrinya itu luluh.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
ipit
jangan jangan Azam belum nidurin tu si izah.....,kamu mau bilang mau ninggalin Azizah.... trusbalikin lagi.... gituuuh,, enak sama kamu ajah.... , walupunkamu belum apa apain tu izah tapi kamu telah biari Ais keluar dari hati kamu...
Azam🙄
2023-05-17
1
Red Velvet
dari td juga udh bicara kan mas. sebentar sebentar kalau digabung ya jd lama kan. Kenapa gak dituntaskan disitu aja sih, org pernikahan kalian juga sdh usai🥺
2023-05-16
0
Pujiati Astuti
jangan mau Ais bicara lagi sama Azam dia cuma mau cari krsempatan buat rayu kamu agar mau balik sama dia lagi, udah tinggalin aja Azam Ais,,,,, semoga ada Hanaf. yang lewat dan liat Ais terus disamperin diajak pulang biar nyahok tu si Azam,,,,,, kesel banget aku sama si Azam ini
2023-05-16
4