Sekuat apapun Azam berusaha untuk mempertahankan Aisyah, tetap saja dia tidak mampu karena Aisyah bersikeras untuk meminta berpisah. Semua itu dilakukan agar mama mertuanya merasa bahagia, karena sebentar lagi dia akan mempunyai cucu dari wanita pilihannya.
"Ais ... tolong jangan pergi!" Azam memohon kepada Aisyah agar tidak meninggalkan rumahnya. Namun, Aisyah yang sudah membulatkan tekadnya memilih untuk keluar dari rumah Azam, karena Aisyah memilih berpisah dari Azam. Untuk apa bertahan jika pada akhirnya dia sendiri yang akan menderita, karena tak sanggup untuk berbagi suami dengan wanita lain.
"Mas Azam ... maafkan jika aku belum bisa menjadi wanita sempurna untuk Mas Azam dan keluarga. Aku harus pergi karena sebentar lagi rumah ini akan ditempati oleh penghuni baru. Semoga pernikahan Mas Azam dengan Mbak Iza berjalan dengan lancar dan kelak Mas Azam segera diberikan momong. Aku akan melihat kebahagiaan mad Azam dari kejauhan," ucap Aisyah dengan mata yang telah berkaca-kaca.
Seberapa keras Azam memohon jika Aisyah memilih untuk berpisah, Azam bisa apa? Azam tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ais ... aku tidak bisa menahanmu jika kamu memang ingin bekerja di rumah ini. Tetapi harus kamu ingat sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau untuk bercerai. Selamanya kamu akan tetap menjadi istriku."
"Tidak bisa, Mas! Kamu tidak boleh egois! Sekalipun poligami tidak dilarang, tetapi aku tidak akan sanggup untuk di madu, Mas. Bagiku satu cinta untuk satu orang. Mungkin jodoh kita sampai di sini. Ku harap mas Azam lebih bahagia untuk kedepannya." Tak terasa air mata pun membasahi pipi Aisyah. Karena tidak ingin menahan rasa sesak terlalu lama Aisyah pun langsung berpamitan kepada Azam, karena taksi yang dipesannya telah menunggu dirinya.
"Mas ... sekali lagi aku minta maaf jika selama aku banyak merepotkan mas Azam. Aku pergi ya. Assalamualaikum." Langkah Aisyah terasa sangat berat tapi dia harus tetap pergi.
Mas Azam, maafkan aku.
Dunia Aisyah terasa runtuh saat mobil taksi perlahan meninggalkan pekarangan rumah Azam yang baru mereka tempati satu tahun terakhir ini. Semua mimpinya terkubur dalam karena dirinya yang tak kunjung hamil. Padahal sebelumnya mereka berdua sudah sepakat untuk menunda kehamilan karena saat ini Aisyah masih kuliah. Tapi mama Maya tidak memberikan waktu lebih untuk Azam dan Aisyah memproses lagi.
..
Semua cerita tinggal kenangan. Namun, Aisyah harus tetap harus meneruskan hidupnya meskipun Azam di sampingnya.
Kedua orang tua Aisyah merasa sangat terkejut dengan keputusan yang diambil oleh anaknya. Namun, mereka tetap menghargai keputusan Aisyah, karena jika mereka ada di posisi Aisyah saat ini, mereka pun akan memilih berpisah daripada bertahan tetapi menyakitkan.
"Maaf bapak, Nak. semua ini salah bapak yang terlalu mempercayai keluarga Azam. Padahal bapak tahu saat itu kamu masih duduk di bangku SMA. Seharusnya bapak berpikir dua kali saat akan dipinang oleh Azam. Semua ini adalah bapak. Jika kamu marah, marahlah dengan bapak," sesal Pak Ali, bapak Aisyah.
Aisyah menggelengkan kepalanya dengan pelan. Dia tidak membenarkan apa yang diucapkan oleh ayahnya, karena dia sendiri juga telah menyetujui saat Azam ingin meminangnya.
"Bapak jangan menyalahkan diri Bapak. Semua adalah takdir. Kita hanya bisa perencanaan tetapi Allah yang menentukan. Aisyah dan Mas Azam sudah berusaha, tetapi Allah belum memberikan kepercayaan kepada Ais. Dan Ais tidak sanggup juga harus berbagi suami dengan wanita. Ais tidak sanggup, Pak ... " Kini tangis Aisyah pecah dalam dekapan ibunya.
Sebagai seorang ibu, Halimah bisa merasakan bagaimana perasaan anaknya saat ini. Tidak mudah untuk berbagai suami dengan wanita lain dan menurut Halimah keputusan Aisyah adalah keputusan yang sudah tepat, meskipun dalam agama berpoligami itu tidaklah dilarang. Namun, jika tidak sanggup lebih baik mundur, daripada harus merasakan sakit yang teramat dalam.
"Iya, Nak ... ibu tahu bagaimana perasaanmu saat ini. Jika ibu ada di posisi kamu saat ini, mungkin ibu akan memilih pergi. Kamu sudah mengambil keputusan yang tepat, Nak. Mungkin kamu dan Azam tidaklah berjodoh. Ibu yakin jika saat ini Allah sedang merencanakan sesuatu yang akan indah pada waktunya. Kamu harus kuat, Nak!" timpal ibunya.
"Ibu ... " Aisyah pun semakin kuat menumpahkan isak tangisnya.
"Ais ... kamu anak yang kuat. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri, Nak. Jikapun saat ini kamu belum hamil, tetapi bukan berarti kamu tidak bisa hamil. Ibu yakin semua ini karena belum waktunya saja." lanjut ibunya lagi.
Mungkin akan terasa sangat sakit dengan keputusannya berpisah dengan Azam, karena saat ini Aisyah yang sangat mencintainya.
Mas Azam .. maafkan Aisyah tidak bisa menjadi istri yang sempurna untuk Mas Azam dan memilih untuk pergi meninggalkan Mas Azam.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Erina Munir
klo emang untuk menunda atas kesepakan bersama...ya jelasin aja sama mertuanya...jdi klo aisyah nilang dia bukan istri yg sempurna itu jawabanya salah....klo menurut aku siih
...lagian azam bukannya terus terang...🤔🤔🤔🤔
2023-07-28
1
Sarti Patimuan
Semoga kedepannya Aisyah mendapatkan kebahagiaan nya walaupun bukan dengan Azam
2023-07-05
0
Riana
gak banyak komen🥺🥺🥺sedih mulu rasanya
2023-07-04
0