Tempat baru, suasana baru dan hidup baru. Berkat bantuan Adam, Aisyah langsung bisa masuk ke salah satu Universitas ternama di tempat barunya. Adam yang tak lain juga seorang dosen di universitas terus mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk adiknya. Karena saat ini tanggung jawab sang adik beralih kepadanya.
Sebagai mahasiswi baru tentu saja Aisyah akan menjadi pusat perhatian satu kelas, terutama kaum laki-laki yang terpesona dengan kecantikan Aisyah. Namun, tidak ada yang tahu jika status Aisyah adalah seorang janda muda.
Setelah melakukan perkenalan langsung kembali lagi ke tempat duduknya. Banyak pasang mata masih tertuju padanya dan Aisyah pun hanya bisa tersenyum tipis pada orang-orang yang tengah menatapnya.
"Kamu pindahan darimana?" Tiba-tiba pertanyaan itu menyentuh telinga Aisyah. Sontak Aisyah pun langsung menoleh ke samping. Dilihatnya seorang wanita berkacamata tebal serta rambut kepang dua tengah tersenyum padanya.
"Aku pindahan dari salah satu universitas yang ada di kota Jogjakarta," balas Aisyah dengan ramah.
"Oh ... pantas kamu cantik dan ramah. Ternyata kamu berasal dari kota Jogjakarta."
"Ah, kamu bisa aja. Kamu juga cantik." Aisyah mencoba untuk memuji wanita yang sedang berbicara kepada dirinya meskipun penampilannya jauh dari kata cantik.
"Kamu adalah orang pertama yang mengatakan aku cantik. Terima kasih atas pujianmu, tapi kamutak perlu memujiku terlalu berlebihan karena merasa tidak enak padaku. Kenalin aku Jelita, kamu boleh panggil aku Lita. Kamu siapa?"
Aisyah langsung menjabat tangan Jelita "Aisyah," ucapnya.
"Nama kamu cantik sesuai dengan wajahmu," ujar Jelita dengan rasa kagum.
"Nama kamu juga cantik kok." Mendadak Aisyah langsung terdiam saat dia ingin mengatakan jika namanya sesuai dengan wajahnya karena Aisyah langsung terdampar dengan keadaan saat melihat wajah Jelita.
"Iya, namaku memang cantik tapi tidak dengan wajahku. Oh iya ... selamat datang dan bergabung di kelas ini. Semoga kamu betah, ya! Di kelas ini semua orang baik, hanya saja ada beberapa mata yang suka julid. Jika kamu berhadapan dengan mereka, lebih baik kamu abaikan saja!" urai Jelita agar Aisyah bisa berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dia akan diserang oleh orang-orang julid yang berkeliaran dalam kelas mereka.
Aisyah pun mencoba untuk menarik kedua garis simpul di bibirnya sebagai isyarat jika dirinya telah paham dengan yang dikatakan oleh Jelita.
Hari pertamanya kuliah di tempat baru berjalan dengan lancar. Ya, meskipun ada satu dua orang yang tidak menyukai kehadiran Aisyah yang bergabung dalam kelasnya. Karena baru dua jam Aisyah bergabung dalam kelasnya, tetapi hampir semua orang tertuju padanya.
"Aisyah ...," panggil seseorang dari belakang. Aisyah langsung menoleh. Dan saat dilihatnya ternyata itu adalah Jelita. Meskipun penampilannya jauh dari kata sempurna, tetapi Jelita termasuk anak yang pandai dan dengan segudang informasi.
"Ada apa?" tanya Aisyah langsung.
"Kamu pulang sama siapa?"
Aisyah langsung menautkan kedua alisnya. "Kenapa?"
"Kalau enggak ada temennya, kita pulang bareng. Kamu tinggal dimana?"
Seketika Aisyah membeku saat mendapatkan pertanyaan tinggal dimana, sementara sang kakak sudah berpesan kepadanya agar tidak memberitahu siapapun di mana alamat dia tinggal.
"Aku .... " Aisyah menggantung ucapannya karena tidak tau jawaban apa yang akan diberikan kepada Jelita.
Duh ... mas Adam, aku harus jawab apa? Batin Aisyah dengan rasa gelisah.
"Aku tinggal di—" Belum tempat Aisyah melanjutkan ucapannya tiba-tiba ponselnya telah berdering. Sebuah panggilan dari Adam membuatnya terbebas dari pertanyaan Jelita.
"Lita, maaf ya, aku udah di jemput sama kakakku. Lain kali aja ya kita pulang barengannya." Aisyah pun langsung menjauh untuk mengangkat panggilan teleponnya.
Setelah jaraknya menjauh, tangan Aisyah langsung menggeser tombol berwarna hijau di layar ponselnya. "Halo, Assalamuaikum Mas. Ada apa?"
"Waalaikumsallam. Ais, hari ini kamu pulang dulu ya karena Mas masih ada kelas lagi. Kamu tenang aja Mas ada pesankan taksi. Nanti kalau udah sampai di rumah terus yang datang katakan saja Mas masih ngajar. Oh iya, tolong orang itu ngasih buku ambil aja ya! Karena nanti akan ada teman Mas yang ke rumah untuk mengembalikan buku."
"Laki-laki atau perempuan, Mas?"
"Laki-laki. Tapi kamu tenang! aja dia nggak bakalan macam-macam, karena dia bisa menjaga pandangan. Dia guru ngaji di mesjid sebelah. Bilang aja kalau kamu adik Mas. Dia pasti akan segan."
Setelah mengiyakan apa yang dikatakan oleh kakaknya, Aisyah langsung memutuskan panggilan telepon dan segera berjalan ke depan gerbang karena saat ini sebuah taksi telah menunggu dirinya.
"Memangnya guru ngaji bisa menjamin enggak berbuat jahat? Gak jamin, Mas! Rambut boleh sama hitam, tetapi hati enggak ada yang tau," gerutu Aisyah yang kemudian memilih untuk berlalu menuju depan gerbang.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
maulana ya_manna
pejalanan masih panjang.....
2023-12-13
0
Ainisha_Shanti
bakal jodoh aisyah kot guru ngaji tu
2023-07-05
1
Pujiati Astuti
bener tu Aisyah sekarang tu banyak yang gitu kedok doang jadi guru ngaji tapi kelakuannya,,,,,,,,, tapi ngak semuanya gitu dan semoga teman mas mu memang benar² orang baik
2023-05-08
1