Bab 2

Waktu satu Minggu yang diberikan oleh mama Maya berlalu begitu saja. Kini Aisyah harus memberikan sebuah keputusan antara berpisah dengan Azam atau bersedia untuk di madu.

Wanita mana yang akan sanggup untuk memilih diantara dua pilihan yang sangat berat. Hanya orang-orang berhati besar yang mau di madu oleh suaminya.

Keringat dingin telah bercucuran saat Asiyah masuk kedalam rumah megah milik mertua. Azam yang berada di samping Aisyah berusaha untuk menguatkan sang istri. Apapun yang terjadi, Azam akan mempertahankan Aisyah. Dia tidak ingin bercerai dengan istrinya.

"Assalamualaikum." Aisyah dan Azam secara bersamaan mengucapkan salam.

"Waalaikumsallam."

Terdengar balasan salam dari dalam rumah, tetapi mama Maya tidak keluar menyambut anak dan menantunya yang baru saja sampai.

Aisyah dan juga Azam pun langsung menyalami mamanya yang saat ini sedang menerima seorang tamu. Dengan senyum yang memerkah, mamanya pun segera memperkenalkan tamunya.

"Azam ... Ais ... kenalin ini adalah Azizah, anak temen mama yang pernah mama ceritain itu." Tanpa rasa bersalah mama Maya memperkenalkan Azizah pada pasangan suami-istri itu. Tanpa kecuali sudah tahu maksud dan tujuannya Mama Maya mengundang keduanya untuk pulang ke rumah.

Hati Aisyah rasanya seperti teriris saat harus bersalaman dengan Azizah, wanita yang digadang-gadang oleh mama mertuanya untuk menjadi istri baru suaminya. Betapa hancur hati Aisyah saat ini.

Aisyah merasa tidak sebanding dengan wanita yang saat ini berada di depannya. Selain mempunyai wajah yang cantik, Azizah juga seorang lulusan dari Universitas terkenal di kota Kairo. Namun, Aisyah tidak habis pikir mengapa Azizah mau untuk menjadi duri dalam rumah tangga orang lain.

Seharusnya sebagai seorang wanita, Azizah bisa merasakan sakit jika berada di posisi Aisyah.

"Ais ... jadi bagaimana keputusanmu?" tanya mama Maya yang sudah tidak sabar lagi untuk menunggu jawaban dari Aisyah.

"Ma ... sudah Azam katakan jika Azam tidak setuju dengan rencana Mama. Azam dam Aisyah sedang berusaha dan berikhtiar agar segera mendapatkan apa yang Mama inginkan, tetapi tidak dengan cara Azam menikahi wanita lain, Ma! Ma ... tolong mengertilah! Bukankah Mama adalah seorang wanita? Bagaimana jika mama diperlakukan oleh mertua Mama, seperti Mama memperlakukan Ais seperti ini. Apakah tidak terasa sakit? Azam tetap bersikeras menentang keinginan mamanya.

Namun, karena sebuah tekanan dari berbagai sudut akhirnya membuat Mama Maya nekat untuk mengambil sebuah keputusan yang sangat berat. Karena hanya dengan cara seperti itu dia bisa segera mendapatkan cucu.

"Tekad Mama sudah bulat, Zam! Lagian Iza juga tidak keberatan jika kamu menjadikan dia istri kedua. Jadi sekarang bagaimana keputusan Ais? Apakah ingin bercerai atau tersedia untuk dimadu?"

Aisyah sudah memikirkan sebuah jawaban yang akan diberikan untuk mama mertuanya. Meskipun sakit, dia tidak akan menyesal dengan keputusan yang dibuatnya.

"Mas Azam .. maafkan Ais! Bukan Ais tidak sayang dan cinta sama Mas Azam, tapi Ais tidak sanggup untuk berbagi suami dengan wanita lain. Ais memilih mundur. Semoga dengan keputusan Ais ini Mas Azam bisa segera memberikan apa yang diinginkan oleh mama."

Aisyah menyeka jejak air matanya yang jatuh membasahi pipinya. Helaan napas panjang terdengar begitu berat. Rasanya terlalu berat untuk membuka mulut, tetapi Aisyah harus memberikan jawabannya saat ini juga.

"Mas Azam ... maafkan Ais," ucapnya dengan pelan. Dadanya terasa sangat sesak, tetapi dia harus segera memberitahu jawaban akan keputusannya.

"Ais memilih mundur, Ma. Ais tidak akan sanggup jika harus berbagi suami dengan wanita lain. Semoga keputusan Ais ini adalah keputusan yang terbaik untuk Mama, Mas Azam dan juga .... Azizah," ucap Aisyah dengan lemah.

Mendengar keputusan yang diambil sepihak oleh istrinya tentu saja membuat Azam tidak terima. Susah payah dia membela untuk mempertahankan sang istri, namun pada akhirnya Istrinya memilih untuk menyerah.

"Ais! Kamu ngomong apa? Bukankah kita sudah sepakat untuk menolak pilihan ini? Kita bisa lalui badai ini bersama dan kita akan membuktikan jika kamu akan segera menjadi ibu untuk anak-anakku. Ais, kamu tidak serius kan? Katakan sekali lagi jika kamu tidak serius dengan keputusanmu itu!" desak Azam yang tidak terima akan keputusan istrinya.

"Tidak, Mas! Aku tidak sedang bercanda. Maafkan aku yang tak sanggup untuk di madu. Semoga setelah perpisahan ini, Mas Azam bisa segera menjadi seorang ayah. Maafkan aku yang tidak bisa menjadi ibu untuk anak-anak Mas Azam."

Azizah yang sejak tadi hanya menjadi seorang pendengar merasa sangat bersalah. Bukan keinginannya untuk menghancurkan rumah tangga seseorang, tetapi Azizah terpaksa melakukannya. Semua itu karena sedikit hutang yang dimiliki oleh ibunya yang sampai saat ini belum juga luas. Karena ibu Azizah tak kunjung melunasi, akhirnya mama Maya meminta Azizah untuk menikah dengan Azam.

Azizah yang belum mengetahui jika ternyata Azam sudah menikah, dia pun mengiyakannya begitu saja dan Azizah baru mengetahui dari beberapa menit yang lalu, jika ternyata Azam telah mempunyai seorang istri.

Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan saat ini? Sungguh hamba tidak tahu jika ternyata mas Azam telah memiliki seorang istri. Seandainya hamba tau jika akan menjadi orang ketiga maka, hamba tidak akan menyetujui perjodohan ini. Batin Azizah dengan rasa bersalahnya.

...#BERSAMBUNG#...

Bay the way, mampir juga ke novel KISAH YANG TERTINGGAL, ya ☺️

Hanya Cuplikan Bab!

Baru saja kaki Bunga hendak melangkah ke dalam ruangan, tiba-tiba sesosok dari belakang menerobos diantara Bunga dan Candra yang hendak masuk.

"Aduh .... " Bunga mengaduh karena bahunya terasa sedikit sakit akibat ditabrak begitu saja.

Tak ada kata maaf, seorang pria yang menabrak Bunga langsung nyelonong untuk duduk ditempatnya.

"Bunga, kamu gak papa kan?" Candra memastikan.

Bunga menggeleng dengan pela sambil mengelus bahunya. "Aku enggak apa-apa, kok. Siapa sih, dia? Kayak aku gak pernah liat dia di kelas ini deh," gumam Bunga.

"Dia anak baru, tapi songong," celetuk Candra. Karena kesal tak ada permintamaafan dari mahasiswa baru, Candra langsung berteriak, "Hei ... anak baru, jangan sok belagu! Minta maaf enggak sama Bunga!"

"Udahlah, Can! Aku enggak apa-apa." Bunga berjalan pelan untuk menuju ke bangkunya.

Sejenak, mata Bunga langsung terperanjat saat melihat sosok yang dikatakan mahasiswa baru oleh Candra. Sosok yang begitu familiar untuknya. Dari bentuk wajah, bola mata hingga bibir, Bunga masih bisa mengenalinya, meksipun telah lima belas tahun berlalu. Kali ini Bunga tidak salah untuk mengenali, karena tak banyak yang berubah dari pria itu.

Seketika jantungnya berdetak lebih kencang saat menyadari jika mahasiswa baru itu tak lain adalah teman semasa kecilnya dulu. Bibirnya terasa kelu untuk menyebut nama Alvaro.

"Ngapain kamu lihatin aku?" ketusnya pada Bunga.

Bunga hanya bisa menelan kasar salivanya. Belum sempat Bunga bersuara, dosen pengajar sudah masuk kedalam ruangan. Ingin sekali Bunga menyapa Alvaro dan menanyakan bagaiman kabarnya. Dengan siapa dan dimana dia tinggal saat ini. Sungguh segudang pertanyaan memenuhi kepalanya.

"Bunga kamu baik-baik aja kan?" tanya Chandra yang merasakan kegelisahan Bunga.

"Aku enggak apa-apa kok, Can," jawab Bunga dengan gugup.

Bersamaan dengan itu mahasiswa yang tak lain adalah Alvaro hanya melirik sekilas kearah Bunga yang kebetulan duduk di sampingnya.

Alvaro yang ternyata juga masih mengingat wajah Bunga, tak sedikitpun ingin menanyakan kabar Bunga. Bahkan Alvaro terlihat seperti orang yang tak mengenali Bunga.

Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi. Jika aku tau dia kuliah disini, aku tidak akan pindah ke universitas ini.

Hampir 45 menit Bunga menahan diri dan ketika materi telah usai, dia pun segera menghadap kearah Alvaro yang sedang mengemasi perlengkapannya.

"Kamu Alvaro kan? Masih ingat sama aku enggak? Aku Bunga, teman sewaktu kita sekolah di TK." Bunga berusaha menyapa Alvaro lebih awal karena kepalanya sudah tak sanggup untuk menampung berbagai pertanyaan yang dipikirkan.

Dengan ketus, Alvaro menjawab, "Maaf, aku enggak ingat." Kemudian dia pun beranjak pergi meninggalkan Bunga.

Dada Bunga kembali berdenyut. Rasanya sangat nyeri hingga ulu hati. "Mengapa Varo tidak mengingatku? Apakah aku telah banyak berubah hingga dia sama sekali tak mengenaliku?" pikir Bunga dengan heran.

Lanjut ke lapaknya ya 🥰

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

astaghfirullah... bu maya mana hati nurani mu? cuba tempatkan dirimu d posisi aisyah, apa kau sanggap?😡😡😡

2023-07-05

1

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Baguslah Aisyah daripada dimadu mending jadi Janda

2023-07-05

0

Riana

Riana

semoga mertuaku dan nantinya aku tak seperti ibu azam🥺🥺🥺

2023-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 S—2 : Cinta Untuk Sabian
102 S—2 : Cinta Untuk Sabian
103 S—2 : Cinta Untuk Sabian
104 S—2 : Cinta Untuk Sabian
105 S—2 : Cinta Untuk Sabian
106 S—2 : Cinta Untuk Sabian
107 S—2 : Cinta Untuk Sabian
108 S—2 : Cinta Untuk Sabian
109 S—2 : Cinta Untuk Sabian
110 S—2 : Cinta Untuk Sabian
111 S—2 : Cinta Untuk Sabian
112 S—2 : Cinta Untuk Sabian
113 S—2 : Cinta Untuk Sabian
114 S—2 : Cinta Untuk Sabian
115 S—2 : Cinta Untuk Sabian
116 S—2 : Cinta Untuk Sabian
117 S—2 : Cinta Untuk Sabian
118 S—2 : Cinta Untuk Sabian
119 S—2 : Cinta Untuk Sabian
120 S—2 : Cinta Untuk Sabian
121 S—2 : Cinta Untuk Sabian
122 S—2 : Cinta Untuk Sabian
123 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
124 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
125 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
126 S —2 : Cinta Untuk Sabian
127 S - 2 : Cinta Untuk Sabian
128 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
129 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
130 S —2 : Cinta Untuk Sabian
131 S—2 : Cinta Untuk Sabian
132 S - 2 : Cinta Untuk Sabian
133 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
134 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
135 S — 2 : Cinta Untuk Sabian
136 Sekilas Info
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
S—2 : Cinta Untuk Sabian
102
S—2 : Cinta Untuk Sabian
103
S—2 : Cinta Untuk Sabian
104
S—2 : Cinta Untuk Sabian
105
S—2 : Cinta Untuk Sabian
106
S—2 : Cinta Untuk Sabian
107
S—2 : Cinta Untuk Sabian
108
S—2 : Cinta Untuk Sabian
109
S—2 : Cinta Untuk Sabian
110
S—2 : Cinta Untuk Sabian
111
S—2 : Cinta Untuk Sabian
112
S—2 : Cinta Untuk Sabian
113
S—2 : Cinta Untuk Sabian
114
S—2 : Cinta Untuk Sabian
115
S—2 : Cinta Untuk Sabian
116
S—2 : Cinta Untuk Sabian
117
S—2 : Cinta Untuk Sabian
118
S—2 : Cinta Untuk Sabian
119
S—2 : Cinta Untuk Sabian
120
S—2 : Cinta Untuk Sabian
121
S—2 : Cinta Untuk Sabian
122
S—2 : Cinta Untuk Sabian
123
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
124
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
125
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
126
S —2 : Cinta Untuk Sabian
127
S - 2 : Cinta Untuk Sabian
128
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
129
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
130
S —2 : Cinta Untuk Sabian
131
S—2 : Cinta Untuk Sabian
132
S - 2 : Cinta Untuk Sabian
133
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
134
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
135
S — 2 : Cinta Untuk Sabian
136
Sekilas Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!