Dilema Ditinggal Nikah

Dilema Ditinggal Nikah

Bab 1

Perempuan berambut panjang itu sedang duduk di depan cermin sambil merias wajahnya sedemikian rupa supaya terlihat lebih cantik. Polesan demi polesan make up dia aplikasikan di area wajah sesuai pada tempatnya. Mulai dari moisturizer, poundation, countor, shading, bedak tabur, eyes shadow, lipstik, pensil alis, mascara dan terakhir disemprotkan face mist guna mengunci make up supaya tidak mudah luntur. Dia tampak sangat pandai, padahal aslinya dia baru saja belajar dari media sosial sedari masih berada di kantor tadi siang.

"Huh, lumayan juga ya make up begini. Kaku banget tanganku pas waktu mengaplikasikannya. Untungnya berhasil." Dia mendekatkan wajahnya lagi ke cermin. "Emang kelihatan beda banget sih," pungkasnya kemudian memundurkan wajahnya kembali.

Tanpa terasa sudah satu jam dia di depan meja rias. Sebab dia ingin penampilannya malam ini harus sesempurna mungkin. Dalam hatinya berdoa, semoga apa yang dia harapkan selama ini bisa segera terwujud.

Namanya, Nila Anastasya. Perempuan berusia genap 26 tahun itu akan berkencan bersama kekasih yang sudah delapan tahun bersama dengannya. Lelaki yang mampu membuatnya bertahan selama ini adalah Bayu Guntara.

.

.

.

.

Nila kemudian berdiri untuk melihat keseluruhan tampilannya di depan cermin dari ujung kepala hingga kaki. Kedua sudut bibirnya terus mengembang, tersenyum dengan penuh kekaguman.

"Ternyata aku cantik juga ya pakai dress kayak gini. Aku yakin, Bayu pasti suka!" ucap Nila dengan percaya diri.

Dia kemudian berjalan menghampiri tas yang sebelumnya diletakkan di atas tempat tidur. Setelah itu diraih dan dikaitkan pada bahunya. Tak lupa juga ponsel yang ada disebelah tasnya tadi dibawa dan di masukkan ke dalam tas. Nila berjalan keluar dari kamarnya.

"Rapi banget Kak, jadi kencan sama cowok Kakak? Orangnya juga belum datang," kata Lativa, adik perempuan Nila satu-satunya.

"Masa sih? Kirain Kakak tadi itu suara mobilnya Bayu!" tukas Nila sambil mengerutkan kedua alisnya dan menatap sang adik tidak percaya.

"Silahkan, lihat aja langsung di depan rumah. Gak ada siapa-siapa dari tadi. Perasaan Kakak aja kali!" Lativa merasa kesal karena kakaknya tidak mempercayainya. Ia pun memilih pergi dari hadapan Nila.

Sementara itu, Nila hanya menghela napas panjang sambil memutar malas bola matanya, lalu membuka layar ponsel untuk menghubungi Bayu kembali. Pasalnya sebelum Nila merias wajah, ia sempat menghubungi lelaki itu untuk menanyakan kepastian acara malam ini. Sebab tepat di hari ini adalah hari jadian mereka yang kedelapan tahun dan Nila tidak mau acaranya dibatalkan begitu saja.

Berkali-kali Nila menghubungi Bayu tetap tidak ada jawaban.

"Bayu, kemana sih kamu? Kenapa tiba-tiba susah dihubungi gini?" Nila menggerutu. Ia mulai kesal. Tidak biasanya Bayu tiba-tiba menghilang seperti ini.

Pada akhirnya perempuan itu pergi ke ruang tamu guna mencari tempat duduk, karena tumitnya mulai terasa sakit jika terus berdiri menggunakan heels setinggi tujuh centimeters. Dengan perasaan yang masih kesal, karena Bayu tetap sulit sekali di hubungi, Nila membuka panggilan terakhir yang dihubungi olehnya lalu mulai memanggil lelaki itu lagi.

Sampai setengah jam lamanya, Bayu tetap tidak menjawab telepon darinya. Bahkan tidak ada tanda-tanda kedatangan lelaki itu di depan rumahnya. Nila hampir putus asa, perasaannya mendadak gundah gulana karena acara malam ini kemungkinan besar bisa gagal total, kalau Bayu tidak menjawab panggillannya.

"Masa iya Bayu ingkar janji sih? Padahal rencana anniversary ini udah dari tiga bulan yang lalu. Kemana sih sebenernya si Bayu? Malah udah makin malam," keluh Nila bermonolog.

Ia pun menaruh ponselnya ke atas meja, lalu melepas heels yang dipakainya satu persatu. Benar saja, tumitnya memerah dan terasa perih karena ada kulit yang sedikit mengelupas.

"Kayaknya ini gara-gara tergoda diskon di mall deh. Heels murah tapi bikin lecet tumit!" gerutu Nila merasa menyesal. Namun ia tidak langsung berdiri ataupun pergi dari sana, melainkan mencoba menghubungi Bayu lagi.

"Ih! Bayu angkat dong! Tidur kali ya ini anak!" ujar Nila semakin geram. Ia memijat keningnya lalu mengempaskan punggungnya ke sandaran kursi.

Ditengah perasaan kesal, tiba-tiba ada sebuah notifikasi pesan masuk. Nila menegakkan tubuhnya lagi kemudian meraih ponselnya yang sempat ditaruh ke atas meja tadi. Mata Nila seketika membulat dengan sempurna ketika melihat nama yang tertera pada pengirim pesan itu. Bayu, lelaki yang sejak tadi Nila panggil tapi tak kunjung ada jawaban.

Dengan perasaan yang semakin risau, Nila membukanya.

"Nila, kita harus putus. Lusa, aku akan menikah dengan perempuan lain. Terima kasih atas delapan tahun yang telah dilalui bersamaku dari nol hingga aku bisa sukses seperti sekarang ini."

Begitulah isi pesan dari Bayu. Perempuan berambut panjang itu terdiam beberapa saat. Entah kenapa Nila mendadak seperti orang bodoh. Batinnya reflek menolak keras!

"Aku salah apa? Kok jadi begini sih? Siapa perempuan yang dimaksud Bayu?" Nila bertanya-tanya dengan tatapan kosong. Ia masih tidak percaya dan menganggap Bayu itu hanya sebuah candaan.

Karena kesabarannya sudah semakin setipis tisu, Nila pun menelepon Bayu untuk memastikan. Cukup lama berdering, akhirnya di jawab oleh lelaki itu.

"Hallo, Nila ... "

Suara Bayu yang tiba-tiba mengubah panggilan kesayangan itu, membuat hati Nila semakin ketar-ketir. Bisa-bisanya dia menyebut nama, karena biasanya lelaki itu selalu menyebut Nila dengan panggilan Bebeb. Tidak ingin terlalu cepat mengambil kesimpulan, Nila pun segera menepis dan mencoba tidak mempersalahkan hal itu. Bayu masih tetap menjadi lelaki yang Nila cintai sampai detik ini.

"Beb, kamu dimana? Acara kita malam ini jadi 'kan?" tanya Nila mencoba bersuara biasa saja. Berharap mendapat jawaban 'aku berangkat sekarang, tungguin aku ya!' , walaupun saat ini ia begitu pesimis.

"Maaf Nila ... Apa kamu belum paham tentang isi pesanku tadi? Mulai sekarang, kita gak ada hubungan apa-apa lagi. Kita putus."

Bayu terdengar sangat yakin sekali dengan keputusannya. Seketika bibir Nila bergetar dan bergerak seperti ingin mengutarakan sesuatu, tapi rasanya sulit sekali. Sebelah tangannya refleks menyentuh bibir dan air matanya pun jatuh menetes tanpa permisi. Tidak biasanya Nila selemah ini hanya karena diputuskan hubungannya oleh laki-laki yang sudah menemaninya selama ini.

"Tap-tapi ... Aku salah apa?" lirih Nila masih belum percaya. "Apa hubungan kita ada masalah? Aku salah apa Beb? Bilang sama aku!" ujarnya. Sebab baginya Bayu telah menggores hatinya sangat dalam.

"Maaf Nila, ini bukan salahmu. Hubungan kita sama sekali sangat baik selama ini. Hanya saja ... Aku yang salah."

"Kenapa? Selama ini kamu selingkuh di belakangku? Siapa perempuan yang mau jadi selingkuhan kamu? Siapa?!" Nila semakin menekan. Namun suaranya sebisa mungkin ditahan olehnya supaya ibu dan adiknya tidak sampai mendengarnya. "Jawab Bayu-"

" ......... " Telepon langsung terputus begitu saja. Emosi Nila semakin tak tertahankan. Rasanya ia ingin meluapkannya saat ini juga. Ia pun langsung beranjak dari tempat duduknya kemudian berlari menuju kamar. Rasa sakit pada tumitnya itu tidak seberapa dengan rasa sakit pada hatinya.

BRAK! Pintu kamar ditutup sangat kencang. Lativa dan ibunya yang sedang berada di dapur sangat terkejut.

"Tiv, siapa yang nutup pintu? Kencang sekali!" pekik ibunya. Dia menoleh ke arah Lativa yang berada di sampingnya.

"Sebentar Bu, Tiva lihat dulu ya." Lativa keluar dari dapur lalu pergi ke depan. Karena setahunya Nila yang tadi keluar dari kamar dan hendak pergi. Saat berada di ruang tamu, Lativa terkejut melihat sepasang heels milik Nila ada di sana. "Loh, ini bukannya punya Kak Nila ya?" gumamnya.

Lativa pun punya inisiatif untuk pergi ke kamar Nila, guna memastikan kalau kakaknya itu benar masih ada di rumah.

TOK TOK TOK. "Kak ... Kakak ada di dalam?" tanya Lativa.

Sementara di dalam kamar, Nila merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap di atas kasur sambil menenggelamkan wajahnya ke bantal. Perempuan itu sedang meluapkan emosi dan kesedihannya, tapi tidak ingin didengar oleh siapapun dari luar kamar.

"Lo jahat Bay! Lo udah duain gue! Kenapa lo malah nikah sama orang lain? Padahal delapan tahun hubungan kita, gue yang berharap banget bisa nikah sama lo! Jahat banget!" omel Nila ditengah tangisannya.

Riasan pada wajahnya sudah basah dan mulai terhapus serta menempel pada sprei yang membungkus bantal. Nila tidak peduli bagaimana bentu riasan wajahnya setelah ini. Sebab yang ia rasakan hanya kecewa dan seakan tidak ada harapan hidup lagi. Selama ini, separuh waktunya hanya untuk Bayu. Nila sangat mencintai lelaki itu.

Tiba-tiba suara notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya. Nila mengangkat wajahnya lalu mencari keberadaan ponsel miliknya. Tak lama kemudian, ia pun menemukannya. Dengan rasa penasaran, Nila membuka pesan itu. Ternyata dari Bayu lagi, tapi lelaki itu tidak mengirimkan kata-kata lagi melainkan sebuah gambar kartu undangan pernikahan pada Nila.

"Ternyata bener, selama ini gue jagain jodoh orang!" Nila membenamkan kembali wajahnya ke bantal. Ia melanjutkan tangisanya sampai terguguk dan menghiraukan Lativa yang masih terus mengetuk pintu kamarnya.

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

Terlalu Bayu ayo Nila bangkit pria spt itu gak layak dipertahankan

2024-03-07

2

Uthie

Uthie

seruu niii... mampir saya 👍👍👍

2023-10-30

4

Putri Minwa

Putri Minwa

semangat untuk mu thor

2023-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Baba 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Baba 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!