Bab 5

Nila mengangkat kedua bahunya, "Entah, yang jelas nikmatin hidup aja dulu. Kakak masih butuh waktu buat pulihin semuanya," jawabnya seraya mengembuskan napas panjang, menatap jalan yang ia lalui di depan mata.

"Semangar ya Kak!" seru Lativa lalu mengangkat sebelah tangannya dengan telapak yang dikepalkan.

Tak terasa mereka pun tiba di rumah tepat pukul delapan malam. Keduanya bergotong royong membawa hasil belanjaan dari pelepas penat seharian ini. Karena cukup merasa lelah, Nila memilih pergi ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian setelah menaruh belanjaannya di atas meja makan.

"Nila nanti jangan lekas tidur ya, makan malam dulu sama kami!" seru ibu dari ruang tamu. Sedangkan Nila menyahut dari ruang keluarga dan hendak berbelok ke kamarnya.

"Iya Bu!"

Beberapa menit setelah mandi dan berganti pakaian, Nila dan Lativa berkumpul bersama kedua orang tuanya di meja makan. Hidangan lauk pauk yang tersedia di atasnya sangat menggugah selera makan malam mereka berempat.

Nila maupun Lativa memang sengaja tidak makan lagi saat mau pulang, sebab jika itu terjadi ibunya akan sedih dan makanan hasil masakannya pun bisa tersisa banyak.

Selepas makan malam, Nila membantu ibunya membereskan meja makan. Sedangkan Lativa nonton pertandingan sepak bola bersama ayahnya di ruang keluarga.

"Bu, tadi sewaktu di klinik Nila ketemu Bayu," ucap perempuan berambut panjang itu ketika sedang mencuci piring kotor.

"Terus kamu nanya gak sama dia, kenapa bisa mutusin kamu gitu aja?" Ibunya mulai penasaran.

Nila menggelengkan kepalanya seraya menaruh piring yang masih basah ke atas rak pengering. "Tadi sewaktu Nila mau bayar, ternyata Bayu ke sana mau jemput calon istrinya. Terus malah dikenalin ke Nila," jawabnya dengan rasa kesal yang tersisa dihatinya.

"Astaga. Jahat sekali dia! Tapi habis itu gimana?" Ibunya ikutan mendongkol.

"Lativa langsung narik tangan aku keluar dari sana. Habis itu aku nangis. Soalnya di klinik itu lumayan ramai Bu. Nila gak mau jadi pusat perhatian mereka," jelas Nila lalu mengempaskan napas kasar.

"Ya udah mending sekarang kamu istirahat ya. Jangan terlalu memikirkan laki-laki macam dia! Ibu gak rela kalau sampai anak Ibu ini terjadi sesuatu yang gak diharapkan karena dia. Bisa Ibu tuntut nanti dia, kalau bisa keluarganya!" ujar ibunya sangat geram.

"Ibu tenang aja. Kewarasan Nila masih stabil kok, walaupun Nila masih gak terima. Tapi Nila berusaha buat lupain dia dan fokus nyari uang buat bahagiain Ibu sama ayah, Tiva dan Nila sendiri." Nila kemudian tersenyum getir.

"Walaupun kamu kelihatan baik-baik aja, tapi tetap aja Ibu itu sangat khawatir ... Omong-omong selama kamu sama dia, apa sekalipun gak pernah diajak ke rumah orang tuanya?" Ibunya pun bertanya kembali.

"Belum pernah. Soalnya tahun pertama sampai kelima itu Nila kan long distance sama dia. Terus Nila juga masih SMA habis itu kuliah. Nah baru-baru ketemu pun hampir tiga tahun terakhir dan itu jarang banget, Bu. Paling sering ya komunikasi lewat chatting atau gak video call."

Sang ibu menghela napas panjang. "Kamu cinta banget ya sama dia?"

Nila menatap ibunya sedikit ragu. "Iya ... Bu."

"Hah!" Ibunya mengempaskan napas kasar. "Sebentar lagi dia bakal jadi milik orang lain. Saran Ibu lebih baik perlahan hilangkan perasaanmu untuknya. Meskipun kamu dikecewain sama dia, jangan sampai kamu jadi orang ketiga dan menghancurkan rumah tangganya. Karena setelah menikah hubungan suami istri itu berbeda dari hanya seorang kekasih."

Nila terdiam seribu bahasa ketika mendapat masukan dari ibunya. Akal sehatnya masih berproses. Tidak mudah bagi Nila melakukan itu, kalau dari awal menghilangkan perasaan kepada orang yang sudah dicintai sejak lama itu mudah. Pasti saat Bayu bilang putus, sudah Nila lakukan.

"Bu, Nila pergi ke kamar dulu ya. Ngantuk, mau tidur," pamit Nila pada ibunya.

"Ya udah, sana istirahat. Jangan lupa besok bangun pagi ya, temani Ibu ke pasar!"

"Iya, Bu."

.

.

.

.

Besoknya, pukul lima pagi. Nila terbangun karena suara ketukan pintu kamarnya.

"Nila, udah bangun belum?"

Ia tersadar kalau suara itu adalah suara ibunya, langsung menggeliat dan bangun dari tempat tidur. Dengan mata yang masih setengah terbuka, Nila membuka pintunya.

"Ada apa Bu?" tanyanya lalu menguap.

"Mandi sana, Ibu tunggu di ruang tamu. Gak pakai lama ya!" perintah ibunya lalu perempuan paruh baya itu berbalik badan dan pergi dari hadapannya.

"Hah? Emangnya mau kemana Bu? Masih pagi bukannya?" teriak Nila.

Tiba-tiba Lativa muncul dan sudah berpakaian rapi.

"Kamu mau kemana Tiv? Masih pagi kok udah pada rapi aja sih, ini kan hari Minggu!" protes Nila.

"Mau ikut Ibu ke pasar. Kan semalam Ibu udah janji mau ke pasar pagi ini. Apalagi hari minggu, pasti di sana banyak jajanan sama makanan yang enak-enak plus murah meriah. Buruan Kak mandi! Nanti kita kesiangan. Ayah juga ikut!" Lativa kemudian menyusul ibunya ke ruang tamu.

Hal itu membuat Nila melongo lalu mengacak rambutnya dan masuk kembali ke dalam kamar. Mandi pagi kali ini ekstra cepat, Nila menyelesaikannya tidak sampai sepuluh menit. Setelan hoodie panjang warna abu-abu serta topi warna senada dipadukan dengan sepatu lari menjadi pilihannya pergi ke pasar.

"Nila kamu gak salah pergi ke pasar pakai pakaian kayak gini?" tanya ayahnya setelah menelisik anak sulungnya dari ujung kepala hingga kaki.

"Nila gak ikut ke pasar Yah. Nila mau lari pagi di teman yang gak jauh dari pasar," jawab perempuan itu dengan santainya.

"Sendirian?" tanya sang ibu memastikan dan Nila pun mengangguk. "Tiva temani kakakmu ya?" Pertanyaan itu tertuju pada anak bungsunya.

"Maaf Bu, kali ini Tiva gak bisa temani kakak. Tujuan Tiva ke pasar kan mau cari makanan enak," jawab Lativa menolak secara halus.

Sang ibu berdecak. "Ayolah Tiv, lumayan biar berat badanmu normal. Tuh lihat sekarang udah melampaui berat badan kakakmu loh!"

"Ayah ... Tiva gak mau." Lativa merengek mengadu pada ayahnya.

"Udah Bu, biarin aja. Mereka kan udah pada besar. Mungkin Nila juga lagi pengen menikmati waktunya sendiri," sanggah ayah.

"Iya Bu. Benar kata ayah. Nila gak apa-apa kok. Kasihan juga anak bontot Ibu nanti ngebatin gara-gara gak ketemu jajanan enak," timpal Nila sambil meledek adiknya.

"Ya udah daripada kelamaan berdiskusi lebih baik kita berangkat sekarang, yuk! Sini Nila kunci mobilnya, biar Ayah yang nyetir," ajak sang ayah lalu semuanya pun bergegas keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.

...----------------...

Waktu yang sama, di tempat berbeda. Bayu tengah bersiap untuk acara pernikahannya bersama Winda di salah satu hotel bintang lima kawasan kota metropolitan. Dia maupun Ibunya tengah ditangani oleh MUA terkenal di kalangan public figure usulan orang tuanya Winda.

Selain seorang model, Winda juga sedang merambah karirnya menjadi seorang aktris bintang film. Namun sayangnya, pernikahannya kali ini bersama Bayu ditutup rapat-rapat dari ranah publik. Hal itu dikarenakan permintaan Bayu sendiri.

Meski awalnya sempat jadi perdebatan besar diantara kedua belah pihak, akhirnya permintaan Bayu pun diterima. Mengingat posisi Bayu saat ini baru saja naik daun. Lelaki itu baru merasakan karirnya berada di puncak, tapi separuh jiwanya hilang karena telah berhasil mengempaskan perempuan yang telah menemaninya sedari nol.

"Bayu, kamu udah selesai?" tanya sang ibu berdiri di ambang pintu kamar anak semata wayangnya itu.

"Udah Ma. Kita berangkat sekarang?"

Ibunya mengangguk lalu pergi dari rumah menuju tempat acara.

...****************...

Pernikahan itu hanya dihadiri oleh keluarga inti saja. Keluarga dari kedua belah pihak pun tidak banyak yang hadir. Karena setelah acara pernikahan itu hanya berlangsung dua jam lamanya.

Sampai di ballroom hotel, tak lama berselang Bayu serta keluarganya datang, acara pun dimulai. Prosesi pengesahan pun berjalan lancar dan hikmat. Raut-raut wajah penuh kebahagianlan pun begitu jelas terlihat dari semua orang yang hadir.

Setelah pengesahan berakhir, tibalah waktu santai untuk mereka. Bayu dan Winda duduk dalam pelaminan bak raja serta ratu sehari. Keduanya tampak cantik dan juga tampan.

"Bayu apa kamu ingin makan?" tanya Winda dengan lemah lembut.

"Gak Win, terima kasih."

Winda pun tidak banyak bicara lagi. Hingga waktu acara telah usai, semuanya saling bergantian untuk bersua foto bersama kedua mempelai.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

jangan lupa mampir di novel kk ya

2023-09-11

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mantap banget 😍

2023-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Baba 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Baba 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!