Bab 4

"Semalam Kakak kenapa? Gak jadi ya jalan sama cowok Kakak?" tanya Lativa sangat hati-hati.

"Hmm!"

"Oh ... Lagi berantem ya?"

"Hmm!"

Lativa pun mengangguk paham, setelah itu ia tidak bertanya lagi. Karena jika terus dilanjutkan, maka bendera perang pun akan dikibarkan oleh sang kakak.

"Oh iya Kak tahu gak? Di sekolah nih ya, banyak banget siswi yang perawatan ke klinik kecantikan gitu. Mukanya mulus-mulus banget, licin kayak perosotan TK. Emangnya kalau perawatan ke klinik tuh sakit gak sih Kak? Ada yang bilang pakai jarum, dimasukin benang, disetrum. Ih ngeri."

Mendengar cerita adiknya, Nila tersenyum tipis.

"Ya emang ada juga yang begitu. Tapi kan tergantung perawatan apa yang dipilih. Saran Kakak sih kamu jangan ikut-ikutan mereka, muka kamu masih bagus, bersih dan sehat. Walaupun warna kulit gak sampai putih, setidaknya kulit yang sehat jauh lebih baik," kata Nila yang akhirnya mulai bisa diajak bicara dengan baik-baik.

"Oh gitu, emang kalau efek samping perawatan wajah begitu ada gak Kak?"

"Pasti ada, tergantung kesensitifan kulit masing-masing. Beruntung kalau cocok, efek sampingnya gak begitu kelihatan. Nah kalau gak cocok bisa jadi timbul jerawatan dimana-mana."

"Ketergantungan gak sih?"

"Dibilang ketergantungan sih ya ... Tergantung kebutuhan ya. Ya nanti lebih jelasnya tanya aja deh ke dokter-nya langsung."

Setelah itu hening.

"Kak aku nyetel radio ya?" tanya Lativa meminta izin pada sang kakak.

"Tumben radio, biasanya musik," balas Nila sambil melirik sekilas.

"Lagi pengen aja dengerin radio. Semalam aku nemu gelombang yang enak di denger."

"Mana coba?"

Lativa menyalakan radio dan mulai mencari gelombang yang dimaksud olehnya. "Nah ini dia!" serunya ketika sudah ketemu.

Keduanya terdiam dan menikmati perjalanan sambil mendengarkan radio. Sesekali mereka tertawa ketika apa yang mereka dengar itu lucu.

Perlahan Nila lebih tenang dari sebelumnya. Waktu yang selama ini tercurah pada Bayu, meskipun lewat ponsel. Kini bisa menikmati waktu berdua dengan adiknya yang masih remaja dan pemikirannya masih polos.

Nila pun sadar, statusmya sebagai seorang kakak seharusnya juga ikut berperan memberi contoh pada adiknya. Namun disisi lain, Nila tidak ingin adiknya mencintai seorang laki-laki begitu awal. Seperti dirinya, dan akhirnya kandas sebelum sampai di gerbang pernikahan.

...----------------...

Mobil yang dikendarai oleh Nila sudah sampai dan terparkir rapi di basemant lantai 3 mall tersebut. Keduanya turun kemudian masuk ke dalam.

"Mall-nya ramai juga ya Kak!" seru Lativa melihat ke sekeliling lantai 3 itu dengan hati gembira.

"Iya, biasa sih weekend terus juga pas banget habis gajian," jawab Nila yang tetap berjalan santai tanpa mempedulikan sekeliling orang yang berlalu lalang di depannya.

"Oh iya juga sih, apalagi mayoritas yang tinggal di kota ini pekerja dengan tanggal gajian yang sama." Lativa pun menyadari.

"Nah itu kamu tahu!"

Cukup lama mereka berjalan, karena harus turun ke lantai dasar tempat klinik yang dimaksud berada dan Nila tidak mendapat parkir di lantai dasar itu, membuat keduanya harus benar-benar sabar saat mengantre keluar masuk dari lift. Sungguh akhir pekan yang sangat penuh perjuangan.

"Kasihan ya Kak anak kecil tadi, sampai nangis kejer gitu. Apa mereka baru pertama kali naik lift?" tanya Lativa yang saat berada di dalam lift tadi hanya diam karena tidak tega mendengar suara tangisan anak kecil, kira-kira usianya sekitar 2 tahun digendong oleh lelaki yang mungkin ayahnya.

"Mungkin, untung kamu gak ikutan nangis Tiv. Kalau kamu sampai nangis juga? Duh udah Kakak tinggal aja sendirian di lift," seloroh Nila pada adiknya.

"Yeee! Aku kan bisa pulang sendiri kalau ditinggalin juga. Emangnya aku anak kecil!" balas Lativa lalu menjulurkan lidahnya. Hal itupun dibalas kembali oleh Nila kemudian keduanya tertawa.

"Aku seneng deh lihat Kakak ketawa kayak gini. Gak kayak tadi pas berangkat, cemberut aja kayak orang kekurangan kasih sayang aja!" timpal Lativa lalu menepuk bahu sang kakak hingga hampir terpanting.

"Astaga, untung Kakak gak sampai jatuh Tiv. Emang suka ngadi-ngadi ini punya adik satu juga!" ujar Nila merasa kesal. Namun sayangnya ia harus tetap stay cool dan menjaga sikapnya. Coba saja kalau di rumah, pasti sudah seperti Tom sama Jerry main kejar-kejaran sampai ibunya teriak suruh berhenti.

Mereka pun tiba di klinik kecantikan. Berhubung klinik itu juga baru dikunjungi oleh Nila, akhirnya mereka memilih berkonsultasi terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan perawatan apa yang akan mereka ambil.

.

.

.

.

Dua jam lamanya tidak terasa mereka lalui. Perawatan yang dijalani Nila dan juga Lativa akhirnya selesai. Keduanya pun bersiap-siap untuk berkeliling mall terlebih dahulu guna membuat pikiran jauh lebih segar dan jiwa yang kuat untuk menerima kenyatan pahit yang tengah diderita oleh Nila.

Namun ketika sampai di kasir dan hendak membayar, Nila dikejutkan oleh seseorang yang membuat dadanya seketika merasa sesak seolah pasokan oksigen kian menipis.

"Ba-Bayu?" sapa Nila terbata.

Lativa yang menyadari kakaknya tidak baik-baik saja, langsung mengambil alih dompet sang kakak dan membayarkan perawatan mereka. Feeling Lativa mengatakan kalau penyebab Nila sedih adalah lelaki itu.

Sesaat kemudian seorang perempuan keluar dari ruang perawatan. Cantik, tinggi, putih dan rambutnya lurus panjang sampai batas bahu. Alisnya disulam serta bibirnya tebal merona.

"Eh Nila, kenalin ini calon istriku namanya Winda," kata Bayu sambil merangkul pinggang perempuan itu dengan senyum yang penuh kebahagiaan. Namun Nila hanya menatap datar pada keduanya.

"Kamu kenal sama dia?" tanya perempuan yang bernama Winda itu pada Bayu.

"Iya, dia temanku. Iya kan Nila? Kamu udah dapat kan undangan pernikahan kami? Jangan lupa datang ya!" kata Bayu lalu menuju kasir dan membayarkan perawatan Winda di klinik itu.

"Kak, ayok pergi!" bisik Lativa lalu menarik tangan kakaknya untuk segera pergi dari sana. Sebab kedua mata Nila mulai memerah, paling tidak sebentar lagi air matanya akan menetes.

Ketika sudah cukup jauh dari klinik, Nila mengempaskan tangan yang digenggam oleh Lativa cukup kasar lalu berbalik badan sambil menundukkan wajahnya. Benar saja air matanya menetes sangat deras.

"Walaupun aku gak ngerti perasaan Kakak kayak gimana, tapi aku tahu Kakak pasti kecewa banget 'kan? Sini kalau mau nangis sama aku aja Kak, apa gunanya aku disini kalau bukan buat ngehibur Kakak?" ucap Lativa membuat Nila semakin nangis kejer.

Lativa kemudian memeluk sang kakak dan membiarkan tangisannya terluapkan hingga rasa puas itu hadir. Meskipun hanya sesaat, setidaknya dengan menangis tidak membuat keras hati.

Setegarnya Nila yang selama ini Lativa tahu pun bisa lemah yang ada dipelukannya saat ini. Nila merupakan saudara satu-satunya, tapi baru kali ini Lativa merasa kalau dia bisa menjadi pelipur lara kakak perempuannya itu.

"Makasih ya Tiv, udah ada buat Kakak," kata Nila ditengah tangisannya. Pilu dan begitu menyedihkan.

"Sama-sama Kak, udahan ya nangisnya. Aku yakin kok Kakak bukan perempuan lemah. Mending sekarang kita nonton, makan ataupun belanja, ya gak?" usul Lativa dengan penuh semangat, lalu tiba-tiba Nila melepaskan pelukannya.

"Uangnya ada ?"

"Kan ada Kakak, hehehe ..."

Nila tersenyum sinis sambil mengusap air matanya. "Kamu ini bisa aja ngerayunya!"

"Bukan Lativa kalau gak bisa nge-lobby," ujar Lativa dengan bangganya.

"Kakak jadi mikir kalau mau ajak kamu pergi," sindir Nila yang memang hanya becanda.

Sekitar lima jam lamanya mereka berada di dalam mall, akhirnya kini berniat untuk pulang ke rumah. Tentunya tidak dengan tangan kosong. Kebetulan ada beberapa barang dan makanan pesanan ayah dan ibu yang harus mereka belikan di sana.

Di tempat parkir, keduanya mulai menaruh barang ke dalam mobil. Sebagian ada di bagasi, dan sebagian lagi di kursi belakang mobil. Sepanjang perjalanan pulang, mereka terkena macet di perempatan lampu merah ke arah rumah mereka. Alhasil jalan pun sangat pelan sekali.

"Kak, setelah Kakak tahu kalau cowok Kakak nikah sama orang lain. Apa yang akan Kakak lakuin selanjutnya?" tanya Lativa, melihat kondisi Nila sekarang sudah lebih baik.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

harus kuat dan tunjukkan kualitas dirimu lebih baik dan sukses 💪😡

2023-10-30

4

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like plus 🌹

2023-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Baba 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Baba 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!