Akhirnya Nila meredam nada deringnya itu dan hanya menyisakan getarannya saja. Sementara nomor itu terus saja memanggilnya sampai berkali-kali.
Hingga sampai saat Nila sedang dalam perjalanan menuju tempat meeting bersama Fatan, nomor itu memanggil lagi.
"Nila kamu denger gak dari tadi kayak ada suara getar gitu. Ponsel kamunya?" tanya Fatan merasa terganggu.
"I-iya Pak, maaf." Nila tidak enak hati.
"Ada yang telepon? Kenapa gak kamu jawab? Kali aja penting," usul Fatan. Laki-laki itu duduk di kursi belakang.
"Maaf Pak, ini mau saya jawab kok." Dengan hati gelisah, Nila pun menjawab.
"Halo?" sapanya.
"Nila, ini aku Dany. Apa kamu masih ingat?"
Perempuan itu seketika menutup matanya. Detak jantungnya pun semakin menderu. Benar saja atas feeling-nya sejak tadi saat pertama kali nomor itu memanggil.
"Dany ... Kenapa dia gak pernah nyerah?" Nila bertanya- tanya dalam hati.
"Nila? Kamu masih dengar aku?"
"Iya, Kak Dany. Aku masih dengar kok."
"Lantas kenapa kamu udah gak pernah respon aku?"
Pertanyaan lelaki itu sungguh membuat Nila merasa geram. Sebab apa yang ditanyakannya itu selalu saja tentang kesiapan Nila menerimanya sebagai seorang kekasih.
"Gak apa-apa kok, Kak. Um, Kak maaf ya teleponnya udahan dulu. Lagii dijalan soalnya," jawab Nila ingin segera mengakhiri panggilan itu dan memblokir nomornya.
"Oke, hati-hati di jalan ya!"
Nila tidak menjawabnya, ia justru langsung meng-klik ikon berwarna merah yang tertera pada layar, lalu iapun menghela napas panjang.
"Siapa? Kakakmu?" tanya Fatan. Ternyata sejak tadi laki-laki itu menyimak Nila saat sedang menerima panggilan.
"Bukan, Pak. Saya anak sulung, ayah dan ibu juga anak pertama, automatis saya cucu pertama jadi mana mungkin punya kakak," jawab Nila seraya memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Oh. Terus kalau bukan kakak ... Gebetan kah? Atau pacar? Tunangan? Soalnya yang saya tahu kamu itu belum menikah." Fatan mulai penasaran tentang kehidupan Nila.
"Maaf Pak, saya rasa itu privasi," kata Nila ingin menghentikan Fatan bertanya yang lainnya lagi.
"Baiklah, yang jelas selama gak ganggu konsentrasi kamu saat bekerja. Sebenarnya saya sih gak masalah," balas Fatan sambil melihat ke luar jendela.
Disamping itu sopir yang ada bersama mereka hanya menjadi pendengar yang baik. Masuk telinga kanan setelah itu keluar dari telinga kiri.
Setibanya di tempat meeting pertama di pagi ini, Nila mengkonfirmasi pesanan meja atas nama perusahaan di sana. Saat telah terkonfirmasi, seorang pelayan mengantarkan mereka menuju mejanya.
"Silahkan ... " ucap pelayan itu lalu Nila dan Fatan pun duduk di kursi yang saling bersebelahan. "Mau pesan sekarang atau nanti, Kak?" tawarnya
"Nanti aja ya," jawab Nila sembari tersenyum simpul.
"Baik, nanti Anda bisa langsung ke kasir aja ya untuk minta buku menunya," kata pelayan itu kemudian menunduk hormat dan pergi dari hadapan mereka.
Namun belum ada sepuluh menit pelayan itu pergi, tiba-tiba perut Fatan berbunyi dan suaranya sampai didengar oleh Nila.
"Anda udah lapar ya Pak?" tanya Nila mendekatkan wajahnya tepat di samping telinga Fatan.
"Iya," jawab laki-laki itu singkat. Raut wajahnya mulai bosan total, suasana hatinya pun ikut memburuk.
"Saya bilang juga apa, tadi pagi harusnya Pak Farhan pesan makanan berat jangan cuma makan camilan sama teh aja," ujar Nila berbisik.
"Udah jangan banyak omong. Mending kamu ambil buku menu di kasir!" pinta Fatan merasa kesal.
"Siap Bos!" sahut Nila sambil memberi tanda hormat melalui telapak tangan yang dilebarkan lalu ditaruh di ujung alis. Ia pun berdiri. Sayangnya saat ia hendak pergi dari kursinya, klien mereka pun datang. Mereka berjumlah tiga orang. Dengan ditambah Nila dan Fatan, jadi total lima orang dalam meja berbentuk lingkaran itu.
Fatan pun mengalahkan rasa laparnya. Ia ikut berdiri menyambut klien dengan senyum sumringah.
Satu jam berlalu, meeting pun akhirnya selesai dan di tutup dengan makan kudapan ringan yang ada di tempat makan itu. Nila memang sengaja hanya menjamu tamu dengan kudapan ringan. Sebab setelah dari sana, keduanya akan pergi ke hotel untuk meeting kedua dengan klien yang berbeda.
"Nila, sekelah ini kita kemana?" tanya Fatan saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
"Ke Excelton Hotel, Pak. Di sana nanti kita akan bertemu Pak Herku dan Bu Nunu. Lima menit yang lalu saya dapat info kalau mereka udah dijalan menuju lokasi," jelas Nila bersamaan dengan sopir yang mulai melajukan mobilnya keluar dari halaman tempat makan itu.
"Kalau dari sini jauh gak? Jauhan mana dari perusahaan mereka sama tempat kita sekarang?" tanya Fatan lagi. Selain menjadi orang yang menyebalkan, lelaki itu juga menjadi orang yang ingin tahu banyak tentang hal apapun.
Nila langsung membuka peta online lalu mulai membandingkan. "Kalau dilihat dari peta sih lebih jauh kita. Tadinya mau saya pesankan tempat yang gak jauh dari tempat meeting kita tadi, tapi mendengar sudah dipesan oleh pihak mereka ... Mau gak mau saya pun menyetujuinya."
Fatan mengangkat kedua tangannya ke atas seraya menguap sangat kencang. "Nila ... " panggilnya kemudian.
"Iya Pak?" Perempuan itu menengok ke kanan.
"Nanti hasil meeting seharian ini, jangan lupa kamu buat jadi satu dalam satu map ya. Kalau udah selesai, tolong segera kirim ke saya!" perintah Fatan dam Nila pun mengangguk patuh.
...----------------...
Seusai meeting mereka saling berjabat tangan lalu kliennya itu pamit lebih dulu. Sedangkan Nila dan Fatan memilih makan siang di hotel itu.
"Pak saya izin ke toilet dulu ya."
"Iya."
Nila pun pergi dari sana tampa membawa tas maupun ponsel. Sebab ia hanya ingin buang air kecil saja.
Saat keluar dari toilet, Nila tidak sengaja ditabrak oleh seseorang yang bergegas masuk ke dalam.
"Maaf, maaf ... " kata orang itu.
Deg. Nila merasa kenal dengan suara orang itu. Wajahnya pun sengaja mendekat untuk melihat lebih jelas perempuan yang ada di depannya.
"Winda ..." ucap Nila terkejut.
"Kamu ngapain di sini? Mau check in ya sama laki-laki gara-gara Bayu udah bodo amat sama kamu?" Winda berdecil. "Kasihan." Tatapannya sangat meremehkan Nila.
Namun Nila pun tidak tinggal diam. "Apa kamu gak lihat saya pakai baju model resmi kayak gini? Sorry ya, saya itu sibuk. Gak punya waktu buat check in sama lelaki yang bukan suami saya!" tegas perempuan itu. Tentunya membuat Winda semakin panas dan terpancing emosi.
Nila merapikan pakaiannya dan mengibas-ngibaskan tangannya ke seluruh pakaian yang tadi sempat bertubrukan dengan Winda. "Maaf saya gak ada waktu buat meladeni Anda, permisi!" pamit Nila lalu segera pergi dari hadapan dia.
Sedangkan Winda mengepalkan kedua tangan serta menghentakkan kedua kakinya karena terlalu merasa kesal saat bertemu dengan Nila. Tanpa disadari olehnya, ia sebenarnya menaruh iri dengan mantan pacar suaminya itu.
.
.
.
.
Tak terasa sebentar lagi jam kantor akan berakhir. Seharian ini benar-benar menjadi hari yang berat untuk Nila.
Ia yang biasanya duduk manis di depan komputer dan hanya beranjak dari kursi pada jam makan siang, sekarang waktunya begitu tersita mengurus segala yang berkaitan dengan perusahaan. Beruntung semangatnya dalam bekerja semakin membuatnya belajar. Terutama dalam mengolah waktu.
Ada saatnya Nila memang mengatur segala hal-hal penting, tapi disamping itu ia juga harus memikirkan dirinya sendiri terutama makan di jam istirahat.
Jika memang di hari pertama ini masih banyak yang harus dibenahi, setidaknya Nila berani mengambil langkah awal dalam jenjang karirnya supaya bisa lebih sukses lagi.
Tak selang berapa lama, bel pulang pun berbunyi. Nila bergegas merapikan meja. Tak lupa juga beberapa note yang telah ia tulis sebelnya, ditempel di sisi luar laptopnya.
"Nila, kamu mau pulang sama saya?" tanya Fatan saat keluar dari ruang kerja.
"Iya Pak. Tapi, mampir beli makan dulu ya. Soalnya saya lapar," jawab Nila jujur.
"Oke! Saya pun sama. Kamu punya rekomendasi mau makan dimana?" Fatan berkacak pinggang.
"Kayaknya gak jauh dari kantor ini ada--"
"Permisi ... "
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Nursugi Imawan
perasaan bersambung nya seneng banget buat orang mangap, dikira gak capek apa nungguin ngomong belum kelar dah be TBC aja😁😜
2023-05-12
1
Nur Nuy
ketemu siapa nila hadeh baru enakan hindari si perempuan laknat ada lagi datang
2023-05-12
2