Bab 8

Beralih dari seorang staf kantor biasa menjadi sekertaris CEO, bukanlah sesuatu yang diharapkan sejak lama oleh Nila. Dibalik rasa sakit hati dan cintanya pada Bayu yang masih membekas, ternyata Tuhan memberikan gantinya melalui karir yang lebih serius dibanding sebuah hubungan tanpa status.

Namun rupanya jalanan di sore ini sangat padat sampai-sampai sulit sekali menemukan celah untuk saling mendahului. Terlebih memang sepanjang jalan yang dilalui oleh Nila dirancang hanya untuk dua mobil dengan arah yang berbeda.

Nila sudah merasa sangat lapar, apalagi makan siangnya tadi tidak selahap biasanya. Matanya memperhatikan ke kiri jalan, berharap ada sebuah rumah makan yang bisa ia singgahi untuk mengisi perut.

Tak jauh dari tempatnya berada, tepatnya sekitar lima ratus meter di depan ada sebuah kedai yang begitu menarik perhatiannya. Kedai Condola, namanya.

"Sepertinya itu kedai baru, atau selama ini aku yang gak sadar ya ada kedai itu searah pulang ke rumah?" gumamnya. Ia masih sabar memainkan kopling, rem dan juga pedal gas mobil karena jalannya padat merayap.

Untuk sampai di kedai itu butuh waktu hingga sepuluh menit. Padahal jika berjalan kaki, mungkin sama atau bahkan lebih cepat kalau langkahnya sambil berlari. Karena sudah sangat lapar, Nila membelokkan mobil yang dikendarainya itu ke halaman parkir kedai tersebut.

Nila melepas kunci lalu turun dari kursi kemudi dan tak lupa mengunci mobilnya kembali melalui tombol yang menggantung menjadi satu pada kunci mobilnya itu. Ia masuk ke dalam dan ternyata sangat ramai.

Sepasang matanya mulai mengedar ke segala arah yang ada di depannya guna mencari meja yang masih kosong. Tak lama setelah itu, ia pun menemukannya. Namun saat hendak melangkahkan kaki, seorang pelayan kedai itu menghampirinya.

"Selamat sore, apa sebelumnya Kakak sudah reservasi?"

Nila seketika tercekat, "Memangnya harus reservasi terlebih dahulu ya?" tanyanya mulai pesimis bisa mendapat meja di sana karena memang sedang ramai sekali.

"Iya Kak, harus reservasi dulu. Soalnya untuk sore ini semua meja sudah penuh dipesan lewat pelanggan kami via online," jawab pelayan itu. Mau tidak mau, Nila harus menahan rasa laparnya dan memilih keluar dari kedai tersebut.

"Oh gitu ya, ya udah deh. Permisi."

"Kalau Kakak mau nunggu, mungkin sekitar satu jam lagi," tawar pelayan itu membuat perut Nila semakin mengeluarkan bunyi yang lebih keras. Nila bersikap biasa saja dan rasa malu pun terasa sudah putus, karena mendengar kata menunggu satu jam lagi sudah menghilangkan selera makannya saat ini dan hanya ada rasa kesal.

"Gak deh, makasih. Next time saya ke sini lagi kalau gak ramai. Permisi!" Nila langsung berbalik badan dan tak disangka ia hampir saja bertubrukan dengan seseorang.

"Ups, sorry." Nila sedikit menengadah ke wajah orang itu karena tubuh dia cukup tinggi dari ukuran tubuhnya. "Kamu yang kemarin ada di reuni itu kan?" tanya Nila seketika mengingat wajah lelaki itu.

"Yoi, kamu benar! Sedang apa kamu disini? Mau makan atau habis makan?" Lelaki itu adalah Dany.

"Gak jadi makan, penuh. Kalau gitu aku permisi ya." Nila mencari jalan supaya bisa lewat. Akan tetapi Dany sengaja menghalangi jalanannya. Nila pun menjadi tambah kesal.

"Makan bareng sama aku yuk! Soalnya nanti temanku bawa istrinya. Aku gak mau jadi orang ketiga, takut disangka setan," ajak Dany sambil menunjukkan senyumannya yang membuatnya sangat tampan dan memainkan kedua alisnya naik turun.

Nila tidak langsung menjawabnya, ia terus menatap Dany sangat tajam seraya berpikir. "Emangnya temen kamu gak apa-apa kalau aku gabung sama kalian?" tanyanya kemudian

"Ya gak apa-apa dong. Lagi pula meja yang kami pesan cukup luas, kira-kira bisa dimaksimalkan menjadi delapan orang," jawab Dany seolah sangat tahu tentang kedai itu.

Nila menoleh lagi ke sekeliling ruangan itu. Kedua alisnya ditautkan lalu menatap heran. "Disini gak ada yang satu meja sampat delapan orang. Semua rata-rata cuma empat sampai enam orang aja. Ngarang deh kamu!" ketusnya menganggap Dany bohong.

"Serius, meja itu khusus kami kalau datang ke sini." Jawaban Dany membuat otak Nila seketika mereset.

"Berarti itu artinya kedai ini memang udah lama ada, akunya aja yang gak sadar. Duh efek pulang kerja gak pernah semacet sekarang ini. Baru tahu sekarang 'kan!" sesal Nila dalam hati.

Dany melambaikan sebelah tangannya tepat di depan wajah Nila. Hal itu membuat Nila terkesiap.

"Kok malah melamun sih!" protes Dany mengerutkan kedua alisnya.

"Eh gak apa-apa kok ... " Nila melihat ke luar pintu masuk kedai yang terbuat dari kaca.

"Jalanan masih macet banget. Apa aku terima aja ya tawaran Dany? Kalau gak lapar banget mana mau aku makan bareng sama dia, mending makan di rumah sama ayah, ibu dan Lativa deh." Nila tergegun lagi.

Kali ini Dany menjentikkan jarinya supaya Nila melihatnya lagi, dan akhirnya berhasil.

"Gimana mau makan gak?" Dany yang mulai tidak sabar langsung menarik tangan Nila masuk ke sebuah ruangan yang memang untuk tamu khusus.

"Eh kamu mau ngapain!" Suara Nila yang lumayan kencang membuat dirinya seketika menjadi pusat perhatian pelanggan yang ada di sana.

"Mau ajak kamu makan lah, masa mau tidur!" seloroh Dany sedikit ada rasa kesal. Baginya Nila terlalu lama dalam mengambil keputusan.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan itu. Nila terkejut karena dekorasinya jauh lebih santai dan nyaman ketimbang di ruangan tadi.

Melihat wajah Nila bersinar terang, Dany mengajaknya duduk di sana. "Kamu suka sama tempatnya?" tanya laki-laki itu.

Nila mengangguk dan reflek tersenyum.

"Manis banget sih senyumnya." Dany memuji Nila dalam hati yang juga diiringi senyuman yang begitu menawan. Sayangnya Nila tidak tertarik, sebab di hatinya masih ada Bayu.

"Nih kamu pesan aja makanan yang kamu suka." Dany memberikan sebuah tablet berukuran sepuluh inchi pada Nila. "Kalau udah ketemu yang sesuai selera, tinggal kamu klik aja tanda plus di samping sini. Terus kalau udah selesai tinggal klik tulisan 'pesan' dibawah sini. Paham kan?" jelas lelaki itu.

"Iya aku paham." Nila segera membuka menu yang ada di kedai itu. Matanya seketika berbinar saat melihat pilihan menu di sana yang sangat menggugah selera makannya kembali dan ingin segera menyantapnya.

Baru saja Nila meng-klik 'pesan', pintu ruangan itu terbuka. Ia maupun Dany menoleh bersamaan ke arah pintu itu.

Dany tersenyum menyambut kedatangan temannya bersama sang istri. Namun berbeda dengan Nila dan raut wajah yang ditunjukkan oleh temannya Dany yang tak lain adalah Bayu, sang mantan kekasih Nila.

"Bayu, Winda! Sini duduk sama kami!" seru Dany.

Winda berjalan lebih dulu disusul dengan Bayu dibelakangnya.

"Loh kamu bukannya temannya Mas Bayu ya? Kita pernah ketemu bukan di klinik kecantikan minggu lalu?" tanya Winda saat melihat lebih dekat wajah Nila.

Nila tersenyum dengan perasaan canggung. Apalagi saat melihat Bayu datang dengan mesranya merangkul pinggang Winda di depan dia. Alangkah sakitnya duri yang masih menancap di hati Nila itu seolah semakin terpendam semakin dalam.

"I-iya kamu benar," jawab Nila dengan suara pelan lalu tersenyum. Entah kenapa napasnya terasa sangat sesak. Seakan oksigen yang ada di ruangan itu sangat menipis. Nila berusaha bersikap tenang ditengah hatinya yang terasa sangat panas sekali. Apalagi tangan Bayu masih terus menggenggam tangan Winda.

Sepertinya Bayu memang sengaja melakukan itu. Pasalnya saat tadi ia menjemput istrinya di lokasi syuting, tidak ada kemesraan di sana. Disisi lain, Winda bukanlah perempuan bodoh dan polos. Sikap yang tiba-tiba manis itu menjadi tanda tanya tersendiri bagi Winda.

"Ya Tuhan, ingin sekali rasanya aku pergi dari sini. Tapi sayangnya aku udah terlanjur pesan. Kuatkan aku supaya gak sampai menangis dihadapan mereka," kata Nila dalam hatinya berdoa pada Sang Pemilik Hati.

"Bayu, Winda ayok dipesan!" seru Dany lalu memberikan tablet yang habis dipakai Nila kepada Winda.

"Mas mau pesan makan apa?" tanya Winda bersikap lembut. Matanya sesekali melirik ke arah Nila yang enggan menatap Bayu dan juga dirinya.

"Terserah kamu aja," jawab Bayu menoleh ke arah Winda sambil tersenyum manis.

Winda segera memesankan beberapa menu untuknya dan juga sang suami. Setelah selesai ia pun menaruh tabletnya kembali di tempatnya.

Tanpa sengaja Dany mendapati Bayu tenganh menatap Nila yang sedang memainkan ponsel. Tatapan Bayu itu memberi pemahaman tersendiri untuk Dany. Rasanya ingin sekali ia bertanya langsung, namun ada rasa tak enak hati mengingat masih ada Winda di sana. Dany pun memilih diam.

Tak lama berselang, makanan yang telah mereka pesan pun datang. Mereka berempat menyantap makanan dengan lahap. Terlebih Nila, perempuan itu sangat terburu-buru menghabiskannya. Sebab ia tidak tahan lagi jika terus berada di sana.

Tidak sampai sepuluh menit, Nila mampu menghabiskan makanan itu tanpa tersisa. Ia pun sudah merasa sangat kenyang. Lantas Nila mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar makanannya pada Dany.

"Kak Dany, ini uang buat bayar makananku. Makasih ya udah ngasih aku tempat di sini. Kayaknya aku harus pulang sekarang, ayah sama ibu pasti udah nungguin aku di rumah," kata Nila seraya memberikan uang itu.

"Buru-buru sekali sih Nila ... Kita santai dulu di sini dan uang itu ambil aja buat kamu. Tenang ada Bos Bayu yang bayarin. Iya gak?" sahut Dany lalu mengedipkan sebelah matanya kepada Bayu.

"Kebiasaan deh!" protes Bayu lalu berdecak kesal. Sementara Dany pun menghiraukannya dan malah tertawa.

"Oh gitu ya, Um ... Dany ini uangnya ambil aja. Maaf aku gak bisa lama-lama." Nila menaruh uangnya di samping Dany lalu meraih tasnya dan bergegas keluar dari ruangan itu.

"Nila tunggu!" cegah Dany seraya berdiri dan Nila pun menoleh. "Kalau aku telepon jangan lupa dijawab ya!" seru laki-laki itu.

Nila mengangguk. "Iya." Matanya kemudian menoleh ke sepasang pengantin baru itu tersenyum tipis dan menunduk sebentar, pamit kepada mereka. Setelah itu, dirinya keluar dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir rapi di halaman depan kedai.

Beruntung jalanan saat ini sudah mulai senggang, Nila segera masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumahnya.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut

2023-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Baba 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Baba 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!