*********Hei sahabat de'arys
Para readers ... jangan lupa ya tetap berikan like dan komennya di novel karya ke empat saya ini.
Yuk berikan vote dan rate nya supaya saya tetap semangat dan lebih kreatif lagi dalam pembuatan cerita ini ... ciayooooo.
Thank you all ... love you ❤ de'arys❤
**HAPPY READING****
Sudah menjadi tradisi di keluarga Sukma Wijaya selalu berkumpul di meja makan untuk sarapan. Hari ini ada yang spesial dengan hadirnya keluarga baru yaitu istri kakaknya Angga yaitu Annisa.
Mereka sarapan dengan nikmat dan bahagia.
Selesai sarapan mama meminta Ara adiknya untuk tetap kuliah di dalam negeri dan kakaknya Anggapun menyetujuinya.
Aku dan Dirga keberatan karena kami ingin adik kami tersayangpun merasakan pendidikan yang sama diluar negeri.
Papa juga tidak mempermasalahkan mau kuliah dimana saja yang penting menjadi pribadi mandiri dan bertanggung jawab.
"Iya ma ... mama tenang aja ... ada aku dan Dirga yang akan jagain Ara, sahut ku menenangkan mama."
"Pokoknya mama tak usah kuatir kami akan memantaunya, timpal Dirga."
"Jangan terlalu di manja ma, ntar ga gede-gede, timpal Dirga sambil tersenyum."
"iiiiiii ... apalah kakak ini ... aku sudah lulus kak!!!! ... aku sudah besar." Seru Naira jengkel."
"Tu ... lihat saja kelakuanmu ... masih kanak-kanak dan manja, kata Angga sambil tersenyum."
"Bener kata mama ... kamu kuliah di sini saja. Ucap Angga."
"Lebih banyak yang memperhatiin dan ngawasin kamu kalau ada apa-apa,timpal Angga."
Ara adiknya tersayangpun menjadi kesal dan marah mendengar kak Angga berbicara seperti itu. Diapun meninggalkan meja makan dan langsung ke kamarnya.
Dua hari berlalu setelah perdebatan itu, Naira duduk menonton tv film kartun kegemarannya di ruang keluarga sambil makan camilan di sore hari.
Hari-hari Naira tak ada kerjaan menunggu pendaftaran masuk ke universitas.
Aku keluar dari kamarnya dan melihat Naira di ruang keluarga. Aku pun mendekat.
"Hai ... ra ... nonton ga ajak-ajak kakak, gurau ku sambil duduk dan ikut memakan camilan."
"Ya ... kak Mahes ini gangguin orang seneng aja timpal Naira sambil pura-pura sebel."
Tiba-tiba aku langsung minum orange juice yang dibawa Naira .
"Weeee .... swegerrrr, kata ku."
"Eeeeee ... jangan dihabiskan ya ... seru Naira."
"Yaaaa ... sori deh ... habisss kata ku dengan senyum ala iklan pasta gigi."
"Kakak ini ... cari enaknya aja sih .... gerutu Naira."
"Kamu ini ...... sama kakak sendiri aja pelit kata ku sambil mengacak-acak rambut Naira."
"Kakak .... !!!! seru Naira."
"Kak ... bagusnya aku kuliah dimana ya? tanya Naira ke aku dengan serius."
"La kamu ... pinginnya kemana ra? Jawab ku."
Entahlah kak ... Ara masih bingung.
"Kenapa kamu ga bilang saja kemarin kalau mau kuliah bareng kami, kata ku langsung."
"Sudahlah kak .... ga usah di bahas lagi."
"Selamanya aku tetap akan dianggap anak kecil yang selalu butuh perlindungan, ucap Naira dengan sedih."
Aku pun memeluk Naira dan membelainya dengan sayang.
Semua menyayangimu ra. Semua ga mau melihatmu terluka, ucap ku menenangkan.
"Ceiiiiileeeee ........ ada yang meninggal apa nih ... kok nangis nangis segala ... seru Dirga dari belakang dan langsung duduk di dekat Naira dan ikut memeluknya.
"Cup ... cup ... cup ... kata Dirga sambil bercanda."
"Sempit kakkkkkkk ucap Naira sambil melepaskan pelukanku dan Dirga."
"Aku ga bisa bernapas .... kata Naira lagi."
Aku dan Dirgapun melepaskan pelukannya dan tertawa bersama-sama melihat muka Naira yang terlihat lucu dan menggemaskan.
"Ngapain sih nangis nangis, tanya Dirga."
"Ntah tu ... si Ara tunjuk ku ke arah Naira"
"Sedih kali .... kakaknya ntar lagi balik hahahaaa , ucap ku.
"idihhhh siapa pula yang sedih, balas Naira."
"Sana .... cepetan pulang, ngapain pula lama lama di sini, ucap Naira sambil pura pura mengusir aku dan Dirga.
Aku dan Dirga pun tertawa dan menyerbu Naira sambil mengacak rambut Naira serempak.
Nairapun berteriak ....
"Udah .... kak .... ampun ... ampun ... sambil tertawa-tawa."
"Kalian ini apa-apaan sih ... teriak kak Angga tiba tiba dengan nada tinggi."
"Sudah pada besar ... kelakuan masih aja tidak jelas."
Aku, Dirga, dan Naira seketika itu menghentikan aktifitas kami.
"Sore kak Angga kak Annisa kata Naira sambil tersenyum di ikuti kedua kakaknya.
"Hehehe ... balik kerja ya kak, ucap ku pada keduanya."
"Iya ... kata kak Annisa sambil menggandeng suaminya Angga menuju kamar."
Setelah mereka masuk kami pun tertawa-tawa lagi.
"Efek menikah, kata Naira tertawa bersama kami."
"Belum dapat jatahnya ... kata Dirga dan kami pun tertawa kembali dengan kerasnya.
"Apaaaa ... jatah apa? Tanya Naira dengan polosnya diikuti ketawa yang terbahak- bahak kami melihat tingkah polah adik kesayangan kami ini.
Akhirnya kami pun meneruskan nonton tv bareng sambil ngobrol dan bercanda. Ternyata momen momen sederhana seperti inilah yang selalu kami kangenin selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments