Sudah pukul 3 sore, Kinan segera mandi dan bersiap-siap sebelum Lia datang untuk menjemputnya. Saat sedang memilih pakaian yang akan ia pakai, ponselnya berdering, ternyata pesan dari pacar kontraknya.
•• Pakai yang warna cream. Dan berhiaslah yang cantik agar keluarga besarku menyukaimu. ••
"Jadi kalau mau diterima di keluarganya aku harus dandan dengan cantik? Tidak diterima pun tidak masalah, kan aku hanya pacar kontrak tidak lebih," gumamnya.
"Astaga! Ini pakaian kecil sekali, pas dengan tubuhku. Tapi kalau aku tidak memakainya Mas Randy ku tersayang akan marah dan menghempaskan aku dari Ardhana Group. Sudahlah ikuti saja kemauannya Kin!" imbuhnya mengambil pakaian dan segera berganti pakaian.
Setelah berganti pakaian, tak lupa Kinan berhias sebentar di depan meja hias miliknya. Lipstik sudah di oleskan pada bibirnya hingga merah merekah seperti cabai merah yang biasanya terlihat di kemasan botol saus bermerk 3 huruf abjad.
"Baiklah, sudah siap. Aku harus kebawah, jangan sampai Lia menungguku terlalu lama. Kasihan kalau dia dimarahi Mas Randy karena terlalu lama," Ujar Kinan sembari membuka pintu kamarnya.
Namun ketika Kinan masih berada di anak tangga, dia mendengar suara pria yang tidak asing sedang ngobrol dengan Ayah. Kinan berhenti dan berusaha mengingat siapa pemilik suara itu. Ketika ingat, dia langsung kaget dan cepat-cepat turun sebelum Ayahnya marah.
"Pak Randy. Bukankah Lia yang akan menjemputku?" Ujar Kinan.
"Lia aku suruh istirahat saja," Jawabnya yang terus menatapnya.
"Oh Baiklah, mari kita pergi. Nanti terlambat," Ujar Kinan cemas takut Ayah akan melarangnya pergi.
"Nak, calon menantu Ayah baru saja sampai. Kasihan dia masih capek. Nanti ya," Ujar Ayah menahannya.
"Ca-calon menantu?Maksud Ayah?" Tanya Kinan kaget.
"Iya, Nak Randy sudah menceritakan semuanya. Dan Ayah memintanya untuk segera melamarmu. Karena tidak baik terlalu lama pacaran," Ujar Ayah.
"Ma-maafkan Ayah saya Pak. Ayah hanya bercanda," Ujar Kinan meminta maaf pada Randy.
"Untuk apa meminta maaf sayang? Aku juga serius ingin melamarmu," Ucap Randy membuat Kinan kaget lagi.
"Ma-maksud Bapak?" Tanya Kinan belum mengerti.
"Panggil aku Mas, tidak usah malu-malu. Biasanya kan kamu memanggilku Mas. Apa masih malu memanggilku Mas di depan Om?" Tanya Randy pada Kinan.
"M-mas. Baiklah terserah kalian saja," Ujar Kinan pergi ke dapur mengambil air putih untuk dirinya sendiri.
"*Astaga, apa lagi ini?? Kenapa membuatku pusing. Apa maksud Pak Randy? Apa dia juga ingin mengajakku nikah kontrak? Ayah juga, Kenapa tidak memarahinya aja, malah berpihak pada*nya," batinnya dengan kesal.
"Kenapa kamu tidak bilang pada Ayah dan Bunda Nak? Bunda dan Ayah tidak masalah kalau kamu sudah memiliki kekasih. Kamu nikah duluan juga tidak apa-apa. Bang Keanu masih ingin fokus dengan pekerjaannya." Ujar Bunda muncul dari belakang membuatnya kaget.
"Bu-Bunda dari mana?" Ujar Kinan meletakkan gelas di meja.
"Sejak tadi Bunda disini. Kamu saja yang bengong sampai tidak menyadari ada Bunda yang sebesar ini di dapur," Ujar Bunda lagi.
"Maaf Bun. Kinan tidak tahu," jawab Kinan.
"Bawakan teh ini keluar untuk Ayah dan calon menantu Bunda," Ujar Bunda pada Kinan.
"Calon menantu darimana. Kan Ayah sama Bunda bertemu dengannya belum ada satu jam," Ujar Kinan mengambil nampan berisi dua gelas teh hangat.
"Tapi Ayah dan Bunda setuju kalau kamu dengan dia. Karena dia lelaki yang baik dan bertanggungjawab, juga sopan pada Ayah dan Bunda," Jawab Bunda.
"Apa yang sudah Pak Randy katakan pada Ayah dan Bunda? Kenapa mereka berdua selalu memuji Pak Randy? Awas saja kalau dia macam-macam,"
"Nak, ayo!" Ajak Bunda menyadarkan Kinan dari lamunan.
"I-iya Bun," Jawab Kinan mengikuti Bunda dari belakang.
Sebelumnya...
Tokk ... tokkk ... tokkk!!
"Maaf mencari siapa?" Tanya Ayah.
"Selamat siang Om. Saya Randy teman Kinan," Ucap Randy dengan sopan.
"Oh Nak Randy. Silakan masuk! Kinan masih bersiap-siap di kamar," Ujar Ayah mempersilakan Randy masuk.
"Terimakasih Om," Ucap Randy.
"Kinan sudah bercerita tentang atasannya yang katanya mengajaknya untuk pergi makan bertemu dengan koleganya," Ujar Ayah.
"Iya Om. Saya kemari ingin menjemput Kinan dan sebelumnya meminta ijin sama Om," Ujar Randy.
"Kolega? Kenapa Kinan tidak jujur saa kalau mau makan malam dengan keluarga besarku?"
"Iya silakan saja, toh Kinan juga sudah dewasa. Saya hanya titip Kinan kepada Nak Randy, karena sejak kecil Kinan memang saya larang untuk pacaran. Saya takut jika pacaran terlalu lama tidak baik untuknya. Lebih baik kalau mau serius langsung datang bersama keluarga. Tapi sepertinya Kinan masih menutup hatinya," Ujar Ayah lagi.
"Maaf Om, kalau boleh tanya. Apa benar sejak dulu Kinan memang belum pernah berpacaran?" Tanya Randy memastikan.
"Iya benar, dan tidak ada teman prianya yang berani mengantar pulang karena tidak mau bertemu dengan saya," Ujar Ayahnya terkekeh. "Termasuk nak Randy, kalau bawa anak orang sebaiknya ikat dulu agar tidak menimbulkan fitnah," Ujar Ayah.
"Baik Om, saya akan datang lagi membawa kedua orangtua saya dan melamar Kinan," Ujar Randy dengan serius.
"Apa kamu serius? Atau hanya terpakasa karena saya bicara demikian?" Tanya Ayah memastikan.
"Benar Om, saya ingin melamar putri Om. Agar tidak timbul fitnah, saya akan merasa bersalah bila ada di luaran sana yang menganggap negatif Kinan karena harus keluar dan pulang larut dengan saya," Ujar Randy menjelaskan.
"Saya tidak memaksa Nak Randy untuk melamar putri saya. Saya hanya ingin menjaga Putri saya yang selama ini saya, isteri dan juga anak sulung kami yang menjaganya dengan baik," Ujar Ayah.
"Saya tidak merasa terpaksa Om, besok sore saya akan mengajak kedua orangtua saya untuk datang melamar Putri Om," Ujar Randy dengan penuh keyakinan.
"Syukurlah. Kami tunggu kedatangannya," Ujar Ayah merasa lega mendengar Putrinya akan di lamar. Setidaknya Ayah sedikit merasa tenang Putrinya sudah ada yang menjaganya.
"Semoga Kinan bisa bahagia dengan nak Randy, sepertinya nak Randy anak yang bertanggungjawab. Dan Kinan membutuhkan sosok sepertinya untuk menjaga dan menyayanginya," batin Ayah.
"Semoga keputusanku tidak salah, aku tidak ingin kehilangan wanita seperti Kinan. Dia adalah wanita pertama yang memandangku bukan karena kekayaan yang aku miliki. Dan dia juga berasal dari keluarga baik-baik, meski keluarganya kaya tapi mereka tetap hidup sederhana dan Kinan tidak memanfaatkan kasih sayang kedua orangtuanya untuk menjadi anak manja," batin Randy.
_._._._.
"Silakan tehnya Mas," Ujar Kinan pada Randy.
"Terimakasih sayang," Ucap Randy dengan sangat manis.
"Berani-beraninya dia memanggilku sayang di depan Ayah, apa dia tidak tahu kalau Ayah tidak mengijinkan aku untuk pacaran. Astaga! Bagaiamana ini?"
"Silakan diminum Nak Randy," Ujar Bunda.
"Terimakasih Tante. Ternyata Kinan cantik menurun dari Bundanya. Meskipun dia kadang galak," Celetuk Randy membuat Kinan menatapnya dengan tajam.
"Kinan, kamu tidak boleh galak-galak pada calon suamimu. Kamu harus sopan padanya," Ujar Ayah.
"Iya Ayah. Kinan galak karena ada sebabnya," Ujar Kinan membela diri.
"Apakah Kinan di rumah juga seperti itu Tan?" Tanya Randy.
"Kinan kalau di rumah manja, tapi manjanya tidak berlebih. Kalau galak Tante malah baru tahu, dulu paling kalau sama kakaknya dia sering berantem," Ujar Bunda menceritakan Kinan.
"Berarti galaknya menurun dari kakaknya ya Tan?" Ujar Randy bercanda.
"Iya, terus Abang menurun galaknya dari Ayah," Sahut Kinan berusaha menakuti Randy.
"Perasaan Om tidak galak, tadi saja waktu saya baru datang langsung di persilakan masuk," Ujar Randy membela Ayah Kinan.
Semua tertawa melihat sikap Kinan yang kesal karena Ayah dan Bunda terus menggodanya dan berpihak pada Randy yang baru mereka kenal. Setelah teh dalam gelas habis, Randy berpamitan pada Ayah dan Bunda dan meminta ijin untuk mengajak Kinan pergi.
Selebihnya belum di revisi. Jadi maaf kalau banyak typo yang meresahkan🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
🍓{jasmine}🍓 W⃠ 🌀
ceritanya bagus kok Thor👍👍
2021-05-08
0
mrs prissy
bagus thoorrr...aku shukaaaaakk 😍😍
2021-04-30
0
Ambare
kasih visual donk tur
2021-04-28
0