Kinan telah lebih dulu menyelesaikan pekerjaannya, ia langsung bangun dari duduknya untuk mengendurkan otot-otot di tubuhnya yang tegang. Ketika melihat teman-temannya yang masih duduk menyelesaikan pekerjaan masing-masing Kinan diam-diam mengambil gambar tanpa sepengetahuan mereka.
Setelah itu Kinan mengunggahnya ke media sosial miliknya dengan caption Without self-discipline, success is impossible (Tanpa disiplin, kesuksesan tak mungkin terjadi). Tidak lupa Kinan menandai teman-temannya yang lain, setelah berhasil di unggah secara bersamaan ponsel mereka berdering secara bersamaan. Sebelum mereka bertanya akhirnya Kinan menjelaskan maksud dari mengambil gambar mereka secara diam-diam.
"Kalian jangan berpikir negatif, aku sengaja mengambil gambar kalian sebagai laporan kepada Bu Sofi. Jika aku mengirim gambar secara pribadi ke Bu Sofi, pasti beliau menganggap kalian hanya bekerja saat di depan kamera. Percayalah, aku tidak mungkin menghancurkan teman-temanku," Ujar Kinan menjelaskan.
"Baiklah, lakukan saja jika itu yang terbaik untuk kami Kinan. Kami percaya, kamu orang yang baik," Ucap Maya.
"Terimakasih atas kepercayaan kalian, sekarang silakan lanjutkan pekerjaan kalian. Aku sudah selesai dan tinggal menunggu kalian," Ujar Kinan.
Tanpa disuruh dua kali Maya segera menyelesaikan pekerjaan hari ini. Kinan menunggu teman-temannya yang masih sibuk dengan monitor masing-masing. Dalam waktu 20 menit, nampaknya semua sudah finished, karena tanpa di sadari mereka berdiri untuk mengendurkan otot-otot secara bergantian membuat Kinan tertawa saat melihatnya.
"Apakah aku sedang melihat sebuah atraksi? Kenapa mereka berdiri secara bergantian dengan teratur. Bagaimana bisa?" Batin Kinan dalam hati.
"Kau kenapa Kinan?" Tanya Haris yang melihat Kinan sedang berusaha menahan tawa.
"Ti-tidak ... kalian sangat lucu, berdiri secara bergantian. Aku seperti sedang menonton sebuah atraksi." Ujar Kinan menjelaskan.
"Benarkah?" Ucap Lila yang juga tidak menyadarinya.
"Kalian cek saja rekaman cctv-nya. Sudah pukul 5 sore, sebaiknya kita segera bergegas sekarang, agar tidak pulang terlalu malam." ajak Kinan mengingatkan.
"Baiklah" jawab keempat temannya bersamaan.
Sesampainya di Lobby Kinan dan ketiga temannya menunggu Haris yang sedang mengambil mobil di parkiran. Tanpa membuang banyak waktu mereka berswafoto dan mengunggahnya dengan caption let's have a bit of fun (marilah kita bersenang).
"Kin, duduk depan! Biar mereka di belakang saja," Ujar Haris setelah mobil berhenti tepat di depan mereka.
"Siapa juga yang mau duduk di samping kamu Ris? Kinan sana masuk! Hati-hati ya, jaga jarak agar tidak tertular jomblo menahun," celoteh Lila pada Kinan.
"May kita mau nonton apa?" Tanya Kinan pada Maya.
"Horor yuk ... ." Ajak Maya bersemangat.
"Ayo, tapi nanti kalian jangan cari kesempatan buat bisa meluk aku ya," Ujar Haris.
"Astaga ... Siapa yang akan memelukmu? Yang ada kita yang harus hati-hati jangan sampai kau pegang-pegang kami...Wlee ... ." Ujar Lila.
"Ogah ... males," sahut Harus spontan.
"Sudah ... sudah. Biasanya yang sering berantem pasti berjodoh loh," goda Kinan membuat Lila dan Haris terdiam.
"Benar Kinan, setiap hari mereka selalu berantem. Dan lihat sekarang mereka juga sama-sama diam," Ledek Maya pada Haris dan Lila.
"Sudah ... sudah. Lebih tepatnya kalian bertiga yang selalu heboh di ruangan," Ujar Devi menyela.
"Tapi aku tidak sesering mereka kan?" Maya tak mau kalah.
"Terserah mu saja lah," Devi pasrah dan menyandarkan diri pada sandaran kursi belakang.
"Eh iya, Kin tadi saat kamu ke ruangan pak Randy apa beliau ada di ruangan?" Tanya Maya.
"Iya ada, tapi sedang sibuk dengan monitornya. Aku hanya berbicara dengan Bu Sofi selebihnya aku tidak melihat ke arah Pak Randy lagi," jawab Kinan menjelaskan.
"Dia memang pria pekerja keras, dan aku dengar-dengar dia tidak cinta dengan pacarnya. Mereka di jodohkan karena urusan bisnis kedua orangtuanya," celetuk Lila.
"Darimana kau tahu Lila?" Tanya Kinan.
"Rumahku dekat dengan rumah Pak Randy, sudah beberapa kali rekan bisnis yang tak lain sahabat Papanya datang ke rumah. Tapi Pak Randy enggan memberikan jawaban perihal pernikahan," Ujar Lila lagi dengan serius.
"Pasti perempuan itu mau karena tahu Pak Randy orang kaya, dan rekan bisnis orangtuanya memanfaatkannya agar bisnisnya maju dengan pesat," Maya berargumen.
"Kasihan Pak Randy kalau harus menikah dengan wanita seperti itu," Ujar Devi mendesah.
"Jodoh siapa yang tahu ... kita doakan saja semoga Pak Randy bertemu dengan jodohnya," Ujar Kinan dengan bijak.
"Luar biasa kepala divisi kita ini, selalu berpikir positif ditengah makhluk astral si biang gosip," Ujar Haris tak mau kalah.
"Hariiis!" teriak Maya, Lila dan Devi secara bersamaan.
"Apa sayang? Kenapa kalian memanggilku dengan kompak? Maaf aku tidak akan mengencani kalian bertiga," celetuk Haris.
"Awas kau!" Ujar Maya mengepalkan tangannya.
Sesampainya di mall, mereka memilih untuk ke food court lebih dulu karena perut sudah kelaparan dan film baru akan mulai 1 jam lagi.
"Akhirnya kita bisa nonton berlima," Ujar Lila dengan senangnya.
"Sebentar lagi akan berenam, aku dengar-dengar divisi kita akan kedatangan satu orang baru lagi. Tapi aku belum tahu identitasnya," Ujar Maya.
"Benarkah? Semoga seorang pria agar mataku tidak sakit karena harus melihat Haris setiap hari," celetuk Lila.
"Aku rasa ada kelainan di matamu La. Mau aku antar ke dokter hewan untuk memeriksanya?" Tanya Haris.
"Kau pikir aku hewan? Enak aja," Sahut Lila dengan kesal.
"Lalu kau anggap aku apa? Sampai matamu sakit karena melihatku?" Tanya Haris.
"Sudah ... sudah. Jangan banyak bicara, habiskan dulu makanan kalian, nanti tersedak lalu meninggal kalian berdua tidak bisa menikah," Ujar Kinan menengahi.
"Dih, amit-amit aku menikah dengannya." Ujar Lila.
"Astaga ... Tarik lagi ucapan mu Kin. Aku tidak mau itu terjadi," Ujar Haris.
Selesai menonton, mereka memutuskan untuk pulang. Haris bertanggungjawab untuk mengantar teman-temannya karena tidak mungkin kalau dia meninggalkan temannya begitu saja.
"Karena rumah Kinan yang paling dekat dari sini, kita antar dia dulu ya?" ucap Haris meminta jawaban teman-temannya.
"Baiklah, aku juga ingin tahu rumah Kinan siapa tahu kapan-kapan bisa mampir kalau aku sedang main," celetuk Lila.
"Mampir saja. Aku selalu di rumah jika hari libur," jawab Kinan pada Lila.
"Memang kau tidak pergi dengan pacar Kin?" Tanya Devi.
"Apa itu pacar? Aku tidak diperbolehkan pacaran, kalau ada yang ingin serius lamar langsung sebulan kemudian menikah," Ujar Kinan membuat teman-temannya mengangguk bersamaan.
"Keren sekali prinsip orangtuamu Kin," Ujar Maya.
"Ya begitulah mereka. Selalu posesif dengan anak perempuannya," Ujar Kinan.
"Orang Tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Kau beruntung Kin," Ujar Devi yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan mereka.
"Terimakasih, biar bagaimanapun saat ini surga ku masih ada pada mereka," Ujar Kinan lagi.
"Sudah cantik, cerdas, lembut, sholehah. MasyaAllah ughteaa ... ." Ujar Lila dengan suara kerasnya.
"Lila, tidak bisakah kau mengecilkan suaramu?" Ujar Maya pada Lila.
"Maafkan aku, aku hanya terlalu bersemangat," jawab Lila dengan senyum manisnya.
"Ok, sudah sampai. Kalian tidak mau mampir?" Tanya Kinan pada temannya.
"Lain waktu saja, sekarang sudah malam," Ujar Maya.
"Baiklah, terimakasih sudah mengajakku pergi nonton," Ujar Kinan turun dari mobilnya.
"Terimakasih, kau sudah menyelamatkan kami dari Bu Sofi," Ucap Maya teringat kejadian tadi siang.
Setelah mobil Haris menghilang dari pandangannya, Kinan segera membuka pintu pagarnya yang belum terkunci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Ridho Yudin
suka lanjut thor
2022-03-12
0
emil zheyuan
beb typo lagi 🥴
haris knp jdi harus🙄 " haruskan kita sersama mengarungi bahtera rumah kecebong🏃♀️🏃♀️🏃♀️
2021-06-08
0
mrs prissy
apik thooorrr 😍😍
2021-04-30
0