Mereka sedang berbenah setelah itu kembali ke rumah beristirahat dari padatnya aktivitas seharian yang melelahkan.
Rita, sore ini pulang ditemani sang kekasih, mereka berjalan di terangi cahaya rembulan yang sedang malu-malu memancarkan cahayanya. Disertai tiupan angin yang menambah romantisme diantara kedua sejoli yang sedang dilanda asmara itu.
Tibalah di rumah Rita. "Ta, nanti aku jemput, yah," Hendry mengingatkannya sekali lagi. "Ya, Hen," jawab Rita dan segera masuk setelah Hendry menjauh dari rumahnya.
Di rumah Hendry ...
"Kenapa kamu datang ga kasih kabar, Hen," tanya mama sewot pada putra semata wayangnya itu. "Mau kasih kejutan buat Mama, Papa sama Rita aza," ungkapnya santai sambil berlalu dari hadapan ibunya.
"Ma, siap-siap ya, kita makan di luar," seru Hendry. "Papa mana, Ma," tanya Hendry dari tadi belum melihat sang ayah. "Lagi nonton di kamar," sahut Mamanya.
Hendry menyusul ke kamar ortunya. "Pa, yuk makan di luar," ajak Hendry. "Kamu datang kok ga kasih kabar sih, nak," ujar Papanya terkejut. "Mau rayain ultah sama kalian, Pa," ujarnya singkat.
Klakson mobil berbunyi, Hendry telah tiba di depan rumah Rita. Gadis itu keluar, mengenakan gaun polos. Dengan rambut terurai, berbeda dengan penampilannya sehari-hari. Hendry salfok dengan pemandangan itu. Ia tercengang sejenak seperti orang linglung.
"Cantik sempurna ...," gumam Hendry dalam benaknya. "Hen ... Hen ... ," Rita menepuk Hendry yang sedang melamun. "Aa ... iya," Hendry pun sadar dari lamunannya dan bergerak duduk di mobilmya
Mereka tiba di restoran langganan keluarga Hendry. Masing-masing memesan menu sesuai selera mereka. Tak berapa lama, menu pun terhidang di meja.Mereka menyantapnya sambil bercengkrama mesra.
Selesai makan malam, mereka pulang ke rumah. Setiba di rumah, Hendry dan Rita berjalan menuju lantai atas. Mereka melanjutkan bercumbu mesra di balkon, menikmati malam yang romantis bersama.
"Ta, aku rindu kamu," Hendry melepas kangen dengan memeluk Rita erat. "Aku juga, Hen," balas Rita melampiaskan rasa rindunya. "Kita nikah yuk," ajak Hendry manja. "Sabar, Hen," sahut Rita kalem.
Tidak bisa lagi menahan rasa, ia pun mengecup bibir sensual milik Rita. Ia memberi respon baik, mereka pun melanjutkan hingga beberapa lama.
Mereka berbalas ciuman mesra. Tangan Hendry mulai menggerayangi tubuh Rita. Jari nakalnya meraba kedua bola besar kenyal itu. Rita menikmati sensasi sentuhan yang luar biasa.
Isi di dalamnya sudah mulai mengeras. Tapi Rita tak ingin melanjutkannya. "Hen, jangan dulu, ya," pintanya sambil memelas. " Ta, kalau kamu mau, hari ini juga aku berikan, Ta," bisiknya di kuping Rita.
"Hen, bulannya muncul," seru Rita mengalihkan perhatian Hendry. Hendry tahu kalau Rita memang belum siap, ia tidak ingin memaksanya lebih jauh.
Hari sudah larut, Hendry mengantarnya pulang. Setelah memastikan Rita sudah masuk, ia barulah pergi dari sana.
"Selamat malam, sayang. Mimpi yang indah, ya," ketik Hendry mengirim pesan singkat pada Rita. "Selamat malam, Hen." balas Rita lagi.
Mereka lalu memejamkam mata beristirahat. Membawa kebahagiaan yang tiada tara dalam mimpi pada malam itu. Pertemuan yang sangat mereka idamkan telah mereka dapatkan.
Semoga kelak dan seterusnya akan sebahagia ini. Benih cinta yang mereka tabur mulai tumbuh dan berbunga. Kebahagiaan yang di berikan oleh orangtua mereka telah berbuah manis.
Berpisah sebentar saja serasa bertahun-tahun. Iya, itulah cinta ...beginilah rasanya. Hati berdebar tidak karuan. Iya, inilah rasanya cinta ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments