"Ka, besok hari Jumat, ya?" tanya Hendry memastikan. "Ya," sahut Raka singkat. Hendry lalu senyum sendiri. "Kenapa Hen?" tanya Raka curiga dengan sikap atasan sekaligus sohibnya itu. "Ga, tanya aza," jawabnya enteng tapi terkesan menyembunyikan sesuatu.
Tangannya kini sedang sibuk memencet tuts ponselnya, Hendry memesan tiket pesawat tujuan kota kelahirannya ia akan segera menemui Rita.
"Kring ... kring ... " ponsel Raka berdering terus-menerus. "Ka, titip perusahaan, ya," ucap Hendry via telepon dari kota X. "Dari tadi aku sudah mencium bau-bau kejanggalan, ternyata benar," ngomel Raka dari dalam ruang kerjanya.
Hendry baru saja meninggalkan bandara dan bergerak mencari rental mobil terdekat. Ia pun kini pergi dengan mobil hitam "Avanza" keluaran baru. Segera bergegas pergi ke Cafe Ceria.
Rita sedang terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya. Ia tampak sedang menghitung mealbox yang tertata rapi di atas meja dan akan segera diantar pada pemiliknya.
Tapi tiba-tiba, brakkk ... Ia menabrak seseorang. "Maaf pak, saya buru-buru," ucapnya tanpa melirik pada korban yang baru saja ia tabrak. Ia terus melanjutkan pekerjaannya.
Hendry dan rekannya sengaja memberinya surprise. Namun, Rita merasa bau parfum ini, mirip dengan wangi parfum Hendry. Dalam sekejap, ia melirik wajah rupawan di hadapannya memeluk pria itu ...
"Hen, kamu kapan tiba, kenapa ga kabarin aku?" tanya Rita memelas. "Kamu tunggu bentar ya, aku saya sama Sekar antar mealbox dulu, ok!" pinta Rita padanya.
"Ta, aku ikut bantuin kalian, yah?" please, mohon Hendry. "Aku nyetir," Hendry menawarkan diri lagi. "Boleh, tapi biar saya aza yang nyetir, kalau kamu nanti nyasar ntah kemana," pinta Rita. "Okay, siap bos," canda Hendry.
Setiba di kediaman langganannya, Hendry juga turut membantu Rita dan Sekar memindahkan semua paket nasi ke dalam hunian customernya. Menatanya secara teratur dan melanjutkan kegiatan berikutnya.
Rita melarang Hendry membantunya, tapi bagi Hendry ia senang melakukannya. Bahkan, ia bahagia bisa melihat dan bersenda gurau dengan kekasihnya itu.
Di perjalanan pulang kali ini, Hendry menawarkan diri lagi menjadi driver mereka. Rita menyetujuinya. "Kenapa tiba-tiba datang tanpa kabar, Hen?" tanya Rita bingung. "Hari ini hari ultahku, aku mau merayakannya dengan orang yang spesial dihati aku," sahut Hendry penuh percaya diri.
Rita mengirim pesan pada Desy yang sedang stay di cafe untuk membuat senampan tumpeng buat Hendry. Sementara ia, meminta Hendry berhenti di sebuah toko kue.
"Hen, kamu di sini aza, Sekar yuk, kita ke sana," ajak Rita. Mereka pun pergi meninggalkan Hendry di dalam mobil. Rita kembali ke mobil. "Hen, kamu langsung ke cafe yah, saya sama Sekar jalan kaki aza, dekat kok," pesan Rita. Hendry pun pergi meninggalkan kedua gadis itu.
Ketika tiba di cafe, Desy sudah menyiapkan ruang tengah untuk merayakan syukuran ultah Hendry secara sederhana. Rita dan Sekar pun tiba dengan membawa tart ultah dan meletakkannya di atas meja. Mereka merayakan ultah Hendry dengan suka cita meski jauh dari kata mewah.
Rita memberi aba-aba "make a wish" lanjut tiup lilin dan memotong tumpeng. Kue ultah pertamanya, Hendry berikan pada Rita. Tumpengnya juga demikian. Ia berikan untuk orang yang paling ia sayangi, Rita.
Mereka menikmati acara sederhana nan bahagia. "Hen, om dan tante tahu kamu di sini?" tanya Rita. "Aku dari bandara langsung kemari, mereka pasti belum tahu, nanti kita kasih surprise, yah," ajak Hendry pada Rita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments