Selesai menyantap makan malam, mereka pulang ke rumah masing-masing. Hendry masih dengan setia menemani Rita hingga membawanya dengan selamat hingga di depan pintu rumahnya. "Ta, nanti ke rumah ya, aku jemput. Sampai ketemu nanti malam," pamit Hendry seraya melangkah pergi meninggalkan Rita.
Gadis itu kini segera memasuki rumahnya. Ia ke kamarnya dan segera membersihkan diri. Setelah seharian beraktifitas, tubuh terasa lengket oleh keringat dan bau asap dapur.
Ia segera merapikan diri dan bergegas turun. Ia paham betul sifat Hendry, selalu "on time", ga suka ngaret. Dan benar saja dugaan Rita, Hendry sudah duduk manis di depan teras rumahnya.
"Ta, Om dan Tante lagi istirahat?" tanya Hendry penasaran karena kondisi rumah Rita sunyi dan sepi. Adek-adeknya juga sedang sekolah di kota lain. "Papa sama Mama keluar," sahut Rita lagi. "Jadi tinggal kabur aza ya, Ta?" canda Hendry. "Enak aza main kabur," balas Rita sambil merepek. Mereka kini meninggalkan rumah Hendry, hanya berjarak 2 pintu saja dari rumah Rita.
Setiba di rumah Hendry, Rita juga heran rumah mereka sepi. Ternyata, orang tua mereka sedang janjian makan malam di luar untuk membahas rencana pertunangan dan pernikahan anak-anak mereka. "Hen, Om sama Tante ga di rumah?" tanya Rita penasaran. "Mungkin sedang istirahat, Ta," balas Hendry asal untuk menghilangkan penasarannya. "Kita ke balkon ya," ajak Hendry seraya menggenggam jemari Rita.
Mereka duduk bersama menikmati langit yang dihiasi cahaya rembulan. Menikmati panganan yang sengaja Hendry persiapkan sejak tadi.
Hendry menyerahkan sebuah kotak yang terbungkus rapi kepada Rita. "Apa ini, Hen?" tanya Rita penasaran. "Nanti kamu akan tahu, jangan dulu di buka!" cegat Hendry melarang Rita membuka surprise darinya itu.
Hendry menggeser tubuhnya menempel pada gadisnya, mengecup keningnya. Lanjut ke bibirnya. Rita mendorongnya namun tak berhasil. Ia terus mengecup bibir sexy itu. Ia terus memainkan lidahnya. Melepas semua gejolak di hatinya. Menatap wajah Rita lagi, membelainya dengan lembut.
"Ta, besok kamu ke sini lagi ya, aku berangkat pukul 6. Bisa ya," Hendry memelas pada Rita. "Ya, besok saya ke sini," jawab Rita singkat.
Masih belum puas, ia melanjutkan lagi mengecup mesra bibir gadis di depannya. Rita sungguh tak berdaya. Ia hanya bisa pasrah pada kelakuan Hendry yang begitu manja.
"Ta, aku ingin membawamu serta, aku ga kuat menahan rindu ...," keluh Hendry. "Kan bisa chatting, vidio call ... Setiap malam ya, Hen. Jangan siang, saya ga sempat, okay," hibur Rita sembari mengusap rambut hitamnya dengan lembut.
Hendry masih bersandar pada Rita. Yang masih terus membelai rambut hitam milik Henry.
Terasa berat baginya meninggalkan Rita. "Ta, kita menikah ya?" pinta Hendry memasang wajah manjanya. Tapi tanpa sengaja, kepalanya tergelincir di dada Rita. Kedua benda bulat itu naik turun, empuk sekali.
Rita berusaha menggeser kepala Hendry, tapi gagal. Ia malah *******-***** kedua bola besar itu.
Rita berusaha menolaknya dengan sopan. Hendry sadar ia sudah berlebihan pada Rita. Ia pun melanjutkan menikmati camilan di depannya.
Mereka menikmati momen berdua pada malam yang indah itu. Rembulan menjadi saksi bisu kisah cinta diantara kedua insan yang besok akan berpisah sementara. Dan kelak akan bersua lagi, mengikat cinta melalui perjanjian suci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Bilqies
aku mampir kak
jangan lupa mampir juga di karya ku yaa
2024-05-31
1