Hubungan antara Hendry dan Rita kian dekat. Hendry kini tergila-gila dengan gadis pilihan orangtuanya. Sementara Rita terkesan cuek dan belum siap melangkah lebih jauh lagi.
"Hen, saya pamit dulu, masih banyak pekerjaan di cafe. Hendry dan Rita pun pamit pada Sang Ibu. Hendry mengantarnya berjalan berdua ke sana. Sepanjang perjalanan, Hendry menggenggam erat tangan Rita. Hendry kian agresif memperlakukan Rita yang masih cuek padanya. Rasanya cepat sekali perjalanan ke cafe. Mereka sudah tiba di depan pintu cafe dan berpisah di sana.
Rita melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Menyiapkan masakan catering orderan Hendry untuk nanti siang.
"Ehm, ehm ...," Desy berdehem menggoda temannya yang sedang mengaduk sayur. "
Biarin Des, dia kurang kerjaan kali," sanggah Rita pada si kepo Desy.
Semua masakan sudah siap. Di luar tampak mobil Hendry sudah terparkir anggun di sana. Rita dan kedua temannya sibuk memasukkan container plastik ke mobil Hendry, yang juga turun tangan membantu gadis-gadis itu.
Semua sudah tertata rapi di bagasi mobilnya, Hendry pun pamit pada Sekar dan Desy. "Sekar, Desy mohon ijin, pinjam bentar ya temannya?" pamit Hendry seraya bercanda pada gadis-gadis di depannya. Lalu Hendry menggandeng tang Rota ke mobilnya.
Dan mereka tiba di rumah Hendry. Mereka membawa masuk semua wadah plastik itu, seraya menatanya di atas meja di ruang makan kediaman Hendry. Semua menu sudah tertata rapi dan siap di nikmati para tamu.
Masing-masing mengisi piri g dengan nasi putih dan lauk-pauk yang terhidang di sana.
Hendry dan Rita juga sedang menikmati makan siang berdua.Hendry sedari tadi tak sedetik pun rela meninggalkan Rita di sana.
"Ta, besok saya akan pulang. Kira selalu berkabar yah," pinta Hendry memelas sambil meremas jemari Rita. Rita mengangguk menyanggupinya. "Aku aksn segera kembali jika urusan di sana selesai," ucapnya lagi. Berat sekali hati Hendry meninggalkan Rita. "Setiap malam kita vidio call ya," pinta Hendry seraya merengek manja. "Iya, iya ..." sahut Rita yang dari tadi hampir tersedak akibat ulah Hendry yang manja melewati anak balita.
Rita sebenar geli melihat tingkah Hendry, tubuhnya kekar dan perkasa tapi bisa semanja ini padanya. "Ta, tunggu aku yah!" Hendry merayu Rita sembari menggenggam tangan yang sedari tadi tidak ia lepaskan itu
Selesai makan, Rita membantu berbenah dan sisanya dilanjutkan anak buah Hendry yang sengaja ia panggil untuk bersih-bersih rumahnya.
Rita kembali ke cafe, juga masih di antar oleh Hendry. Mereka tampak seperti pasangan yang sedang kasmaran pada umumnya.
"Nanti malam, aku jemput ya," ucap Hendry memecah keheningan sebelum meninggalkan Rita di cafe. "Okay, saya masuk ya, mau lanjut kerja, ga enak sama yang lain, bye ..." pamit Rita.
Rita segera masuk dan meneruskan pekerjaannya. Selesai beres-beres dapur pun tertata rapi, mereka beristirahat sejenak setelah menutup cafetaria.
Hendry muncul dengan menenteng kantong kresek besar di kedua tangannya. "Selamat sore semua ..." sapanya. "Makan yuk," ajaknya lagi. "Ini bolu gulung meranti, buat besok teman ngopi ya. Yang ini nasi Padang," Hendry sibuk mengeluarkan kotak berisi nasi di atas meja. "Ayo Des, Sekar, Rita makan sama-sama yuk!" Mereka pun berkumpul dalam satu meja, di atas meja segi empat itu, ia menata semua nasi ya baru saja ia beli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments