RAGE OF DESTRUCTION

RAGE OF DESTRUCTION

Chapter 1.

Tragedi Di Gunung Merapi

Agustus, tahun 2023, SMK N 3 Yogyakarta, Kasihan, Bantul. Suara merdu kicauan burung menemani pagi hari yang begitu asri. Lebih tepatnya terjadi di salah satu sekolah yang tergabung dalam SMK N 3 Yogyakarta.

Sekolah itu bernama Sekolah Menengah Seni Rupa atau biasa dikenal dengan sebutan SMSR.

Sebuah sekolah yang dikhususkan untuk para siswa agar bisa mengasah bakatnya lebih dalam lagi di bidang seni rupa (lukis, patung, grafis komunikasi, dekorasi dan animasi).

Dari halaman sekolah terlihat salah satu siswa berlari dengan nafas terengah-engah. Di punggungnya menempel sebuah tas hiking. Ia sedang menuju ke salah satu bus pariwisata yang terparkir rapi di depan pendopo.

Ya, hari itu para siswa SMSR yang tergabung dalam Klub Pecinta Alam akan mengadakan acara hiking di Kaki Gunung Merapi. Hal itu sudah sering dilakukan untuk mencari sebuah inspirasi dalam berkarya, salah satu caranya pergi hiking.

“Ma-maaf, Pak. Maaf, teman-teman. Ban motorku bocor jadi aku terlambat,” ucap pemuda berambut hitam urakan dengan tubuh pendek dan badan agak gemuk itu.

“Huh! Dasar kampret, nyusahin aja lu!” hardik Aruna, gadis yang disukai pemuda kampret tersebut.

Walau Aruna cantik dan menjadi siswi most wanted, tetapi perilakunya kurang sopan. Bahkan ia sering menghardik Alvaro. Meskipun begitu Alvaro tetap menyukainya. Ya, pemuda kampret itu bernama Alvaro Renaldi. Nama yang keren, bukan?

“Huuh! Si kampret lagi, kampret lagi! Kenapa sih lu selalu nyusahin kita-kita," seru siswa yang lain.

“Nilai bobrok, bodoh pula.”

“Kampret.”

“Jelek.”

“Hidup lagi.’

“... ….”

Itu kata-kata yang sering terlontar dari mulut teman-teman Alvaro setiap hari. Pedas dan menyakitkan, tetapi tidak ada hari tanpa penindasan dari teman-temanya. Termasuk dari Aruna, gadis yang disukai Alvaro.

“Sudah-sudah. Alvaro jangan dihina lagi. Dia sudah mengemukakan alasannya dan sudah meminta maaf. Ayo, semuanya masuk ke mobil!” ajak Pak Guru bernama Miko Setyanto.

Semua murid pun segera masuk ke dalam mobil. Alvaro duduk di bangku paling belakang sambil memegangi tas hikingnya yang besar melebihi tinggi badannya.

Sesekali dia melirik ke arah Aruna yang selalu membuat hati Alvaro meleleh. Tidak jemu-jemu ia memandang bidadarinya itu. Apalagi wajah Aruna terlihat putih bersih. Bahkan berkilau dengan bibir berwarna merah muda natural, hidung mancung dan mata agak sipit yang memiliki manik mata coklat.

“Ya, Tuhan. Seandainya aku diberi kehidupan yang kedua, biarkan aku menjadi pribadi yang lebih baik agar dia bisa memandangku dan merasakan cintaku,” gumam Alvaro memohon doa dengan kelopak mata yang menggenang.

Bus pun berjalan menuju Kaki Gunung Merapi. Semua murid riang gembira menyanyikan lagu yang mereka sukai secara serempak. Akan tetapi tidak bagi Alvaro, dia merasa sedih karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tidak ada satupun teman-temannya yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Alvaro, termasuk juga adik perempuan satu-satunya.

......................

...Kaki gunung Merapi....

Bus Pariwisata pun tiba, semua murid keluar dari mobil membawa tas hiking masing-masing.

Begitu keluar, Alvaro langsung dipanggil Aruna hingga membuatnya sangat senang, “Kampret! Kemari kau! Bawakan tasku!”

“Ba-baik,” sahut Alvaro dengan perasaan gugup dan kedua pipi merona.

"Apa lu liat-liat!" bentak Aruna sekali lagi.

Alvaro pun membawa tas Aruna di punggungnya dan tas miliknya sendiri hanya diseret di permukaan tanah.

Saat ini para siswa hanya diperbolehkan melakukan hiking dan mendirikan tenda di pos gunung Merapi, lebih tepatnya kaki gunung Merapi.

Semua siswa bekerja sama mendirikan tenda sesuai tim masing-masing yang sudah dibentuk oleh Pak Miko. Alvaro pun ikut membantu bekerja sama dengan timnya. Tentu saja dia diperlakukan tidak baik dan terus disuruh-suruh, sedangkan anggota timnya yang lain hanya leha-leha.

......................

Malam hari pukul 21.30 WIB, Kaki gunung Merapi.

Ditemani gemerlap bintang malam, Alvaro sedang menengadahkan kepalanya ke langit. Salah satu tangan memegang drawing pen, mencoba menggoreskan tinta pada kertas HVS tersebut untuk melukiskan apa yang tersirat di dalam imajinasi Alvaro.

Alvaro belum mahir membuat sketsa atau melukis. Terkadang hanya suka melukis jenis lukisan abstrak. Akan tetapi malam itu berbeda.

Tiba-tiba tangan dan pikirannya seperti mendapatkan angin segar. Dia menggambar dengan jelas, akan tetapi apa yang digoreskan pen miliknya terlalu mengerikan.

“Jika ini bisa terjadi lebih baik aku hancur tertimpa meteor dari langit,” gumamnya putus asa akan kehidupannya yang selalu ditindas dan didiskriminasi baik di rumah maupun di sekolah.

Saat semua siswa sudah tertidur di dalam tenda masing-masing, hanya tinggal Alvaro dan Aruna yang sedang mencari inspirasi dengan memandang bintang di langit.

Alvaro yang sudah menyelesaikan sketsanya. Dengan perasaan kesal, ia justru menggigit jempolnya dan meneteskan darah tersebut ke hasil sketsanya.

“Aku harap sesuatu yang ada di dalam lukisan ini menimpa padaku dan tempat ini!"

Selepas ini ia mendekati Aruna dengan tatapan nyalang dan perasaan marah yang berkobar-kobar. Rasa dendam dan amarah Alvaro sudah menguasainya, tidak ada lagi ketakutan, tidak ada lagi kesadaran dirinya yang selama ini sabar dan baik.

“Aruna!” panggil Alvaro sambil mendekati gadis berambut hitam lurus tersebut.

“Eh, kampret. Ternyata lu, mau apa lu? Mau marah, hah!” tantang Aruna karena melihat raut wajah Alvaro merah padam dengan urat otot menonjol di dahinya.

“Berani macam-macam sama gue, lu!"

"Kalau itu terjadi, gue akan berteriak dan semua orang akan menghajarmu.”

“Aku tahu, Arun. Aku memang bukan lelaki yang kamu inginkan, bahkan untuk melirikku saja kamu jijik bukan? —”

“Itu sudah tahu. Terus apa? Kamu suka sama aku? Tolol!” potong Aruna sambil mendorong dahi Alvaro.

“Hmph! Hanya karena otak dan fisikku seperti ini kau dan semua teman-temanku menghinaku. Apakah sebuah pertemanan, persahabatan, dan percintaan selalu dinilai dari segi fisik?"

"Seandainya kau tahu, aku sangat tulus menyukaimu dan menyayangimu walau kau tidak seperti diriku, paham!” kata Alvaro dengan nada agak tinggi.

Kemudian dia meninggalkan perkemahan, dan berjalan menyusuri jalan menuju Puncak Merapi yang sangat terlarang untuk manusia.

Tiba-tiba atmosfer di langit Yogyakarta berubah. Malam yang begitu indah bertaburan bintang-bintang berubah menjadi gelap, bahkan sangat gelap.

Sebuah meteor berdiameter 100 meter dari portal, tiba-tiba muncul dari lapisan luar bumi. menerobos paksa lapisan atmosfer. Hingga saat bergesekan dengan lapisan atmosfer bumi, menampilkan garis merah di langit.

Namun, karena awan yang menutupinya terlalu tebal, garis merah tersebut tidak terlihat dengan jelas dan tidak dapat dideteksi oleh badan antariksa Indonesia karena prosesnya sangat cepat.

SWUSH!

Fluktuasi udara terjadi di atas wilayah gunung Merapi. Alvaro yang merasakan firasat buruk segera kembali ke perkemahan secepat mungkin. Akan tetapi, baru saja dia melihat cahaya merah dari gesekan meteor dan udara disekitarnya, meteor itu justru jatuh tepat menabrak kawah gunung Merapi.

BOOM!

Akibatnya, terjadi ledakan yang sangat dahsyat hingga menimbulkan gelombang radiasi yang sangat luas ke seluruh wilayah Yogyakarta.

Anehnya Gunung Merapi tidak meledak ataupun mengeluarkan lahar dari kawahnya. Hasilnya kawah Gunung justru dibekukan oleh meteor tersebut.

Semua siswa dan Pak Miko yang menjadi pembina sekaligus pengawas kegiatan pecinta alam ini terpental ke berbagai arah. Dengan luka yang cukup serius, tetapi tidak ada korban jiwa.

Dari dalam batu meteor yang sudah terbelah, muncul sosok berbentuk manusia, namun tidak seperti manusia. Sosok ini memiliki taring dan kedua tanduk dan sayap iblis. Sesaat kemudian ia meraung dengan sangat keras hingga menggetarkan seluruh wilayah gunung Merapi, “Groaaaaar …!”

BOOM!

Tubuhnya bercahaya terang, lalu meledakan energi di dalam tubuhnya menjadi pilar energi yang menjulang tinggi ke langit.

Kepanikan terjadi, hingga beberapa anggota kepolisian disiagakan menuju gunung Merapi. Berharap masih bisa menyelamatkan orang-orang yang mungkin saja masih selamat di kaki gunung Merapi. Bumi berduka, kota Yogyakarta yang indah seketika berubah mencekam.

......................

Assalamu'alaikum sahabat Fany, jangan lupa dukung karya ini dengan cara like, komen dan share ya. Makasih🙏

Terpopuler

Comments

zyken

zyken

bodoh

2023-06-08

1

➪Karma Fans☕︎

➪Karma Fans☕︎

tak bejek-bejek juga tuh Aruna kampret

2023-05-31

0

Kacan

Kacan

alvari buta akan cinta ini, yg begitu skip aja alvar... mending sama akyu saja😂😆

2023-04-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!