Part 18

Alvaro pun langsung mengerti dan merespon dengan cepat kronologi yang diceritakan oleh Vargas.

“Pak, anggap saja pendapatku ini hanya pendapat bulan belaka. Pertama, sepertinya kasus hilang ini berkaitan dengan hal yang kemarin dengan tersangka monster lain.”

“Kedua, mungkin saja ada monster yang keluar dari portal dan tak bisa dideteksi oleh radar sensor energi Arkha. Buktinya adalah Entopia Ghoul yang muncul di tengah kota.

“Ketiga, monster bisa saja berevolusi dan tidak bisa dideteksi oleh sensor energi Arkha. Maaf, dengan kata lain teknologi sensornya sudah jadul alias ketinggalan zaman,” jelas ALvaro dan membuat vargas bertepuk tangan.

Karena Alvaro bisa memberikan respon cepat dan memberikan asumsi setelah Vargas menceritakan kronologinya.

“Bagaimana kalau ada asumsi keempat? Misalnya, ada manusia yang bekerja sama dengan monster dan membawa monster itu keluar dari dalam portal.

“Untuk berevolusi dengan menargetkan para Arkham yang lemah dan hunter yang lemah. Dengan kata lain, hunter atau Arkham yang memiliki kompresi kepadatan partikel Arkha yang terlalu rendah,” timpal Aruna mengembangkan asumsi yang telah dijelaskan oleh Alvaro.

“Kalian berdua pasangan yang cocok.” Vargas dengan mata yang berbinar mengacungan dua jempol ke arah Alvaro dan Aruna, hingga membuatnya tersipu malu.

“Pak, selama 7 hari aku di rumah sakit sangat gelisah akan masalah Entropia Ghoul. Makanya aku coba berpikir dan menciptakan sesuatu yang bisa menjadi pencegahan, kalau insiden Entopia Ghoul akan terjadi lagi.”

Alvaro menekan tombol jam tangan ruang yang sudah ditingkatkan dan bisa mendeteksi monster dalam radius 10 km.

Cara kerjanya seperti sensor biasa, tapi Alvaro meningkatkan tangkapan kompresi partikel yang dikeluarkan para monster sampai tingkat kepadatan dua puluh kali lipat, atau setara dengan kristal tipe B.

Kemudian laki-laki berponi miring ke kiri tersebut menekan jam tombol ruang, untuk memunculkan papan ketik hologram.

Dengan hanya tangan kiri, Alvaro mengetik papan ketik hologram tersebut sangat cepat. Untuk meretas jam tangan ruang milik Vargas, Aruna, bahkan semua hunter yang berada di seluruh wilayah provinsi Yogyakarta untuk memasukan sistem sensor yang telah dibuatnya.

Setelah berhasil memasukan sistem sensor yang diberi nama sistem senso Lexus atau SSL oleh Alvaro. Semua jam tangan para hunter di seluruh wilayah Yogyakarta menerima sinyal bahaya di laut pantai selatan.

Semua hunter dari hunter rank Elite sampai rank Ancient segera bergerak cepat dengan kemampuan masing-masing menuju laut pantai selatan.

Varags pun terkejut, begitu pula Aruna. Tapi tidak bagi Alvaro, “Lihat, pak! Masalah kita sudah ditemukan dan hilangnya para nelayan itu pasti ada hubungannya dengan monster yang mendiami laut pantai selatan,” ucapnya santai.

“Kamu jenius Al. Dengan sensor terbaru ini, aku sangat optimis kita bisa melakukan pencegahan lebih baik. Terima kasih, aku akan mengajukan bonus untukmu, karena memberikan kontribusi yang sangat besar untuk asosiasi hunter provinsi Yogyakarta,” puji Varga dengan mengacungkan dua jempol ke arah Alvaro.

Mereka berdua pun keluar dari dalam gedung asosiasi hunter dan tidak ikut dalam penggerebekan di laut pantai selatan. Karena sudah ditangani oleh para hunter yang lain. Ditambah lagi tangan kanan Alvaro masih diperban karena retak bagian pergelangan tangan dan pergelangan sikunya.

***

Laut Pantai Selatan.

Semua hunter yang bisa terbang menggunakan skill maupun alat terbang khusus terbang ke titik dimana Vergos Krakos berada.

“Win, menurut sensor di jam tangan ini. Monster ini berada disini, tapi dia bersembunyi di perairan laut dalam,” terang Ritzy.

“Final Flash!” seru Heru menembakan sinar laser kuning yang sangat besar ke titi dimana Vergos Krakos bersembunyi dan membuat rekan-rekannya melebarkan mata.

BOOM!

Suara ledakan disertai air yang muncrat ke udara menghalangi pandangan Winda, heru dan rekan-rekannya yang sedang terbang lebih tinggi untuk menjauh dari air yang muncrat ke udara setinggi 50 meter tersebut.

Dengan tatapan nyalang, Vergos Krakos membesarkan tubuhnya menjadi setinggi 30 meter dan berenang ke permukaan air laut dengan sangat cepat.

Winda, Heru dan kedelapan rekannya terkejut bukan main melihat monster Gurita berwarna hitam legam, memiliki empat capit Kalajengking, gigi-gigi tajam berbaris seperti bilah gergaji dan memiliki duri-duri tajam di seluruh tubuhnya.

“Rapid Light Ball!”

Heru terbang mendekat ke arah Vergos Krakos dan menembaknya dengan dengan bola-bola cahaya sebesar semangka ke arah tubuh Krakos sambil terbang mundur dan menggunakan daya dorong yang dikeluarkan oleh bola-bola cahaya tersebut untuk menjauh dari Vergos Krakos.

BOOM! BOOM!

suara rentetan ledakan disertai kepulan cahaya dan asap menghalangi pandangan Heru, Winda, dan kedelapan rekan hunternya.

"Groaaar …!" Vergos Krakos meraung keras dan dari aungannya tersebut mengeluarkan deru angin yang sangat kencang yang menghempaskan kepulan asap tebal yang menutupi tubuhnya.

Tidak ada luka sedikitpun di kulit Vergos Krakos setelah dibombardir oleh serangan mili Heru.

“Apa?!” Winda, Heru dan kedelapan terbangnya yang sedang terbang mundur ke arah bibir pantai sambil mengamati gerak-gerik Vergo Krakos melebarkan mata.

Mata Vergos Krakos semakin nafsu setelah melihat banyak hunter berada di bibir pantai. Lidahnya yang panjang menyapu seluruh sudut wajahnya dan monster gurita hitam itu menambahkan kecepatan renangnya agar cepat sampai di bibir pantai.

“Serang!” teriak Dino sang hunter rank Ancient dan pemimpin dalam penggerebekan kali ini.

Semua hunter menembak dengan senjata sihir berbentuk magnum, magnum rifle, rifle, dan rifle otomatis ke arah Vergos Krakos.

Akan tetapi, tak satupun proyektil sihir maupun proyektil biasa mampu menembus kulit Vergos Krakos yang memiliki kulit keras seperti berlian.

TANG! TANG!

Para Magician juga menembaki vergos Krakos dengan sihir elemen bola api, bola air, bola petir, bola angin, bola cahaya dan bola kegelapan.

BOOM! BOOM!

Akan tetapi, semua serangan itu tidak ada yang mempan, hanya meninggalkan kepulan asap dan cahaya di tubuh Vergos Krakos.

Vergo Krakos tertawa sinis dan menyerang balik dengan tentakelnya untuk membelit barisan hunter yang dekat dengannya Lalu dilemparkan tubuh para hunter tersebut ke udara untuk masuk ke dalam mulut Vergos Krakos yang sudah dibuka lebar-lebar.

ZRASH!

Dengan sekali kunyah, Vergos Krakos menelan bulat-bulat 10 hunter dan cairan merah menyembur deras di dalam mulutnya. Monster Gurita itu sangat menikmati setiap momen gerakan kunyahan mulutnya, membuat Vergos Krakos menginginkan lagi dan lagi tubuh para hunter.

Vergos Krakos semakin brutal menjulurkan tentakelnya untuk membelit tubuh para hunter yang berada dalam jangkauan serangnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!