Beradu

"Itu bukan urusanmu! Sekarang menyingkir dari hadapanku!" pinta Liona sambil menghempaskan tangannya agar Ran pergi. Namun...

Di-dia?!

Saat itu juga Ran memegang tangan Liona lalu menjatuhkannya. Namun, tidak sampai jatuh sungguhan, melainkan Ran menahannya. Pose bak dansa dengan sudut kemiringan 45° itupun terjadi di antara mereka.

"Kau membuatku gemas, Nona."

Ran pun menarik tubuh Liona, memutarnya. Hingga akhirnya Liona terkunci di tubuh Ran. Ran tidak malu lagi untuk menunjukkan ketertarikannya.

Benar apa kata ratu, pria ini semakin hari semakin gila!

"Ran, apa yang kau lakukan?!!"

Tiba-tiba saja terdengar teriakan yang menyebut nama Ran. Sontak Ran maupun Liona melihat ke asal suara. Dan ternyata Ratu Blonde lah yang tergesa-gesa berjalan ke arah mereka.

Ran segera melepaskan Liona. "Ibu?" Liona pun segera menjauh dari Ran.

Blonde datang dengan wajah yang merah padam. Ia seperti menahan amarahnya ke Ran dan Liona.

"Apa yang kalian lakukan di sini, hah?!" tanya Blonde kepada keduanya.

"I-ibu ...." Ran pun terbata menjawabnya.

Ratu melirik tajam ke Liona. Ia beralih ke Liona. "Hai, kau! Sekarang sudah berani menganggu putraku rupanya!" Ratu bertolak pinggang di hadapan Liona.

Liona menundukkan wajahnya. "Bukan saya, Ratu. Dia yang memulainya lebih dulu." Liona pun membela dirinya.

"Alasan saja! Sejak kau datang kemari semuanya berantakan. Kau tahu itu?!" tanya Blonde ke Liona.

Ran tampak tak enak hati kepada Liona yang dimarahi ibunya. "Ibu." Ia kemudian menahan sang ibu agar tidak memarahi Liona. "Dia tidak salah, Bu. Aku yang salah." Ran pun mengaku.

Saat itu juga Liona melihat ke arah Ran. Ia tampak tak percaya jika Ran mau mengaku ini adalah kesalahannya. Namun, Ratu Blonde tak percaya.

"Ini peringatan untukmu. Jangan dekati lagi putraku. Atau kalau tidak--"

"Atau kalau tidak apa, Ratu Blonde?!"

Tiba-tiba Ratu Nia datang bersama pelayannya. Sontak hal yang terjadi semakin ricuh saja. Ratu Blonde berhadapan dengan Ratu Nia. Saat itu juga Ran semakin merasa bersalah.

Ratu Nia berjalan cepat ke arah ketiganya. "Liona, apa yang terjadi?" tanya Ratu Nia ke Liona.

Liona melirik ke Ran. "Pangeran menghalangi jalanku, Yang Mulia. Aku ingin ke ruang pengobatan istana, tapi pangeran menghalangiku." Liona berkata jujur.

Ratu Nia beralih kepada Ran. "Apa itu benar, Pangeran Ran?" tanya Ratu Nia ke Ran.

Ran mengangguk. Saat itu juga Ratu Liona menyilangkan kedua tangannya di dada. "Sekarang sudah jelas siapa yang salah. Jadi jangan salahkan Liona. Liona berniat bekerja tapi putramu malah menghalanginya. Jadi ada baiknya jangan asal tuduh saja." Ratu Nia berkata seperti itu kepada Ratu Blonde.

"Kau!" Ratu Blonde pun kesal. "Ran, kau harus jelaskn ini ke ibu. Ayo!" Ia kemudian mengajak putranya untuk pergi dari tempat itu.

Nia tersenyum sinis saat Blonde berjalan melewatinya. Ia merasa Blonde sudah mengalami kekalahan perlahan.

Aku akan mengumpulkan semua bukti kejahatannya selama ini. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja.

Ada dendam di istana, ada perlawanan yang bergerak diam-diam. Semua tak lain untuk menjadi orang nomor satu dan diperhatikan oleh raja. Ratu Nia berniat untuk memutarbalikkan keadaan. Diam-diam ia mencari tahu dan mengumpulkan bukti atas kejahatan yang dilakukan Ratu Blonde selama ini. Ia pun tinggal menunggu tanggalnya untuk mengungkapkan. Ratu Nia tidak akan tinggal diam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!