Sebagai seorang manusia, Liona mempunyai rasa iba di dalam hatinya. Pesta pun berjalan canggung sekali. Ratu Blonde memutuskan untuk pergi dari acara pesta. Liona pun memerhatikan Ran yang mengejar ibunya. Liona jadi kasihan kepada Ran.
"Ibu, tunggu! Tunggu aku, Bu!" Ran terus berlari mengejar ibunya.
Seusai acara pesta...
Malam semakin larut. Bintang di langit pun sudah berpindah arah. Acara juga sudah usai setelah pesta dansa yang gagal diselenggarakan. Ran terpaksa pergi mengejar ibunya yang tidak terima dengan ucapan pembawa acara. Di mana hanya ratu pertama yang dipersilakan bersama raja untuk berdansa. Tidak dengan ibunya. Padahal maksud pembawa acara tidaklah seperti itu. Tapi entah mengapa ibu angkat dari Ran itu meluapkan amarahnya.
Kini Ran tampak sendu memandangi rembulan yang bersinar terang di atas sana. Ia merasa hidupnya diliputi ketidaknyamanan karena sikap ibunya. Acara pesta yang diniatkan untuk mendekati Liona pun gagal begitu saja. Ran merasa sedih di hari ulang tahunnya. Tapi sepertinya Liona bisa sedikit meredakan kesedihannya. Tampak Liona yang berjalan mendekati Ran ke gazebo istana.
"Kau masih memikirkan yang tadi ya?" tanya Liona memberanikan diri.
Saat itu juga Ran tersentak. Ia segera menoleh ke belakang. "Kau? Kau datang kemari?" Ran pun tak percaya Liona akan datang menemuinya.
Liona tersenyum. Senyum pertama yang ia berikan kepada Ran. Ia pun berjalan memutari Ran.
"Sebenarnya aku tidak tahu mengapa acara bisa seperti itu. Tapi mungkin aku bisa sedikit menghiburmu," tutur Liona ke Ran.
Saat itu juga pipi Ran merona merah mendengarnya. "Kau ingin menghiburku? Untuk apa? Apakah aku terlalu lemah di matamu?" tanya Ran segera.
"Eh? Tidak-tidak. Bukan begitu!" Liona pun segera menyanggahnya. "Aku hanya bersimpatik terhadap apa yang terjadi di pesta tadi. Aku juga ingin berterima kasih karena kau telah memberikan gaun untukku. Gaunnya indah." Liona menuturkan.
Semburat senyum itu ingin terlukis di wajah Ran. Tapi ia segera menahannya. "Kau tidak perlu berpura-pura baik denganku. Selama ini juga menghindariku." Ran mengungkapkan unek-unek di hatinya.
Liona tertawa. Tawa kecil yang membuat Ran memerhatikannya. "Aku hanya tak enak jika dekat-dekat denganmu. Kau seorang panglima. Sedang aku hanya pelayan saja. Aku malah ingin bertanya, apakah kau tidak malu dekat-dekat denganku?" Liona balik bertanya kepada Ran.
Ran menghela napasnya. "Aku juga bukan seorang pangeran. Aku hanya anak angkat ibu saja." Ran tiba-tiba bersedih menceritakannya.
"Hei." Liona memegang pundak Ran. Ia tampak prihatin.
Ran tersenyum. "Tapi sepertinya hatiku sudah tenang sekarang." Ran pun menoleh ke arah Liona.
Liona tersadar jika memegang bahu Ran. Ia lalu melepaskan tangannya. "Kau pasti tenang karena sudah mendapatkan kedudukan tinggi di istana ini, bukan?" Liona menduganya.
Ran menggelengkan kepala. Ia menghadap ke Liona. "Bukan. Tapi karena..."
"Karena?"
"Karena ada dirimu," kata Ran yang membuat Liona tak percaya.
Dia ingin merayuku?
Sontak Liona jadi berprasangka demikian kepada Ran. Ran memang selalu usil pada Liona dan mencoba menarik perhatiannya. Malam ini pun Ran kembali mengatakan hal seperti itu kepada Liona.
Liona langsung cemberut. "Kau selalu berkata seperti itu kepada setiap wanita. Kau pria yang tidak punya pendirian!" Liona pun kesal.
"Eh?!!" Sontak Ran pun merasa atmosfer sekitar berubah dalam sekejap saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
LalaLolita
Kasihan Ran... Hanya anak angkat, ibunya seperti itu pula... Ayo Ran, berjuang utk Liona!! 💪💪
2023-04-25
0