Mencari Tahu

Di sebuah rumah yang ada di selatan istana...

Rumah beratap rumbia menjadi saksi kedatangan raja ke rumah seorang sesepuh istana. Ia adalah Nenek Tin yang membantu persalinan Ratu Nia belasan tahun lalu. Namun, kini ia telah dipensiunkan karena sudah lanjut usia. Nenek Tin pun hanya bisa menikmati masa-masa pensiunnya di rumah.

"Suatu kehormatan bagi saya, Baginda mau datang ke gubuk reyot ini." Tin menyambut baik kedatangan raja.

Raja tersenyum. "Aku ada keperluan untuk segera diselesaikan, Nek," tutur sang raja.

"Apakah istri Baginda akan melahirkan lagi? Tapi aku sudah tua untuk ikut menanganinya." Tin merasa keberatan.

"Hahaha." Raja tertawa. Tampak beberapa pengawal pribadinya yang ikut menunggu di sana. "Tidak. Aku hanya ingin menanyakan tentang putriku dulu. Aku rasa ada hal janggal yang terjadi," kata raja yang saat itu juga membuat Nenek Tin mengerti ke mana arah pembicaraan ini.

Nenek Tin mengangguk. Ia menarik napas dalam-dalam. "Sudah saya duga Baginda akan menanyakannya kepada saya." Dan obrolan pun terus dilanjutkan di pagi hari yang cerah ini.

Raja ternyata segera bertindak untuk mencari tahu tentang putrinya. Ia ingin memastikan apakah Liona adalah putri kandungnya atau bukan. Menjelang siang ini ia mendatangi seorang sesepuh istana yang membantu proses persalinan Ratu Nia belasan tahun lalu. Yang mana hal itu sudah diduga oleh seseorang tersebut. Percakapan mereka pun terus berlanjut.

Lain raja, lain pula dengan Ran. Ran tampak bimbang memikirkan ucapan ratu saat menemuinya tadi. Di mana ratu memintanya untuk tidak mendekati Liona. Tapi hatinya entah mengapa merasa tidak terima. Ran ingin terus dekat dengan Liona. Ran juga mengingat perkataan ratu sebelum pergi dari hadapannya. Di mana mengatakan jika Liona akan pulang ke kampungnya. Dan tentu saja hal itu membuat Ran resah.

Jika dia pulang ke kampung halaman, bisa-bisa tidak akan kembali lagi. Apa mungkin dia pulang karena ingin dijodohkan dengan pemuda yang ada di sana? Tidak. Aku tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Aku tertarik padanya. Dan aku harus mendapatkannya. Dia sudah memberi lampu hijau untukku semalam.

Ran berdiri sambil menyandarkan satu tangan di tiang teras belakang istana. Ia di sana sambil memerhatikan para prajuritnya yang sedang berlatih memanah. Namun, pikiran Ran ke mana-mana. Ia tidak fokus mengawasi latihan prajuritnya. Karena yang ada di pikirannya hanya Liona dan Liona. Menjelang siang ini pun menjadi saksi hatinya yang resah dan gelisah.

Beberapa jam kemudian...

"Hati-hati di jalan Liona." Ratu melepas keberangkatan Liona selepas ke pasar bersamanya.

"Terima kasih, Yang Mulia. Saya akan kembali secepatnya." Liona pun berpamitan.

Liona akhirnya diizinkan pulang kampung oleh ratu. Dan kini ia akan berangkat ke sana. Tampak ratu yang melepas kepergian Liona. Liona pun melambaikan tangannya. Ratu juga membalasnya.

Jika benar dia putriku, maka aku harus berterima kasih kepada kedua orang tua angkatnya. Mereka telah membesarkan Liona dengan baik sampai bisa tumbuh menjadi gadis cantik dan berbudi seperti ini. Semoga saja kedua orang tua angkatnya bisa memenuhi undanganku ke istana.

Semilir angin di siang ini menjadi saksi kereta kuda yang membawa Liona keluar istana. Liona pun membawa dua tas berisi barang-barang yang dibelikan ratu untuk kedua orang tua Liona. Dan tentu saja Liona sangat bergembira. Ia bisa menyerahkan pemberian ratu itu kepada ayah dan ibu angkatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!