Setelah berjuang dengan maut, akhirnya Kiran selamat. Wanita itu kini sudah menjadi seorang ibu. Air matanya terjatuh setelah melihat wajah mungil nan tampan itu.
"Dev, wajahmu mirip sekali dengan anak kita," ucap Kiran. Tidak bisa dipungkiri bahwa anak yang telah dia lahirkan memang anak penyanyi terkenal itu, faktanya dunia pun tidak bisa berbohong bahwa itu adalah darah daging, Dev.
"Tampan sekali, Kiran. Aku iri denganmu," kata Neha yang menginginkan keturunan.
"Tidak ada yang buatmu iri padaku, Neha. Hidupmu jauh lebih baik dariku, aku tidak seberuntung dirimu. Kamu punya suami, dan suatu saat kau pasti memiliki anak. Sedangkan aku belum tentu punya pendamping setelah melahirkan anak tanpa suami," jelas Kiran.
"Jelas kau lebih beruntung, Kiran. Kau punya malaikat kecil yang suatu saat bisa mengangkat derajatmu," balas Neha.
"Neha, kapan aku bisa pulang? Aku tidak bisa berlama-lama di sini karena aku tidak punya banyak uang untuk bayar rumah sakit." Disaat sedang berjuang melahirkan anaknya pun dia masih sempat memikirkan biaya rumah sakit, mungkin itu penyebab persalinan nya tersendat.
Kiran hidup seakan penuh tekanan, dia tidak tenang selama ini. Selain itu dia merasa berdosa kepada orang tuanya, inikah karma karena telah menentang orang tuanya?
"Jangan pikirkan soal itu, Kiran. Aku akan membantumu," sahut Neha.
Saat mereka berbincang, suami Neha yang bernama Akram pun datang. Tak hanya pada Neha yang membuat Kiran merasa berhutang budi, pada Akram pun dia merasa berjasa. Sering kali Akram membantu membawakan hasil cucian pada pemiliknya, saat usia kandungannya sudah besar dia tak lagi kuat memikul beban yang cukup berat.
"Suamiku juga tidak keberatan, iyakan sayang?" kata Neha pada suaminya.
"Ya, jangan sungkan, Kiran. Kami senang bisa membantumu, mana anakmu? Aku ingin melihat malaikat kecil itu?" Akram pun merindukan sosok malaikat kecil dalam hidupnya. "Ya, Tuhan. Tampan sekali anakmu ini, apa boleh ini untukku?" canda Akram.
Kiran langsung melotot, mana mungkin dia memberikan anaknya pada orang lain, sedangkan itu satu-satunya harta yang dia punya. Kiran rela menaruhkan nyawa untuk melahirkan anaknya ke dunia ini, dia tidak punya siapa-siapa lagi selain putranya.
"Aku hanya bercanda," kata Akram. "Semoga kami juga memiliki malaikat kecil seperti ini," sambungnya.
"Terima kasih atas kebaikan yang telah kalian berikan padaku, Tuhan pasti membalas semuanya. Doa kalian pasti terkabul."
***
Setelah bernegosiasi dengan dokter, akhirnya Kiran diperbolehkan pulang. Kini dia tidak sendirian, ada anaknya yang akan ikut berjuang dengannya.
Tiba di kontrakan kecil itu, Kiran langsung menyiapkan tempat tidur untuk anaknya. Setiap kerja dia selalu menyisipkan uang untuk membeli peralatan bayi, usia kandungannya yang memang sudah besar dia membeli tempat tidur bayi yang terdapat kelambu nya.
Kiran tersenyum saat melihat putranya tidur dengan nyenyak tanpa gangguan dari nyamuk. Lagi-lagi dia meneteskan air mata, kali ini adalah air mata bahagia.
"Kiran, siapa nama putramu?" tanya Neha.
Kiran memang sudah menyiapkan nama dari jauh-jauh hari sebelum anaknya lahir, apa lagi setelah tahu jenis kelaminnya.
"Krish, aku memberinya nama, Krish," jawab Kiran.
"Nama yang bagus," puji Akram. "Neha, ayo kita pulang," ajak suaminya. "Aku juga ingin ada Krish di rumah kita." Akram dan Neha tak pernah patah semangat dalam momongan.
Dari hidup Kiran mereka banyak belajar, benar apa kata Kita bahwa hidup mereka jauh lebih beruntung dari dirinya.
***
Satu minggu berlalu.
Kiran melewati satu minggu itu dengan perjuangan, dan kali ini dia mulai beraktivitas. Dia tidak bisa diam saja karena makanan tidak akan datang dengan sendirinya. Apa lagi dia butuh asupan gizi yang baik untuk putranya.
Meski tubuhnya masih lemas, dia berusaha kuat demi sesuap nasi. Kiran sudah membuka jasa cucian, dan kali ini cuciannya sudah menumpuk. Sebelum bekerja, Kiran memasukkan sesuap nasi agar ada tenaga untuk mencuci. Tak lupa dia memberi asi untuk putranya agar dia bisa lebih tenang meninggalkan anaknya untuk bekerja.
Setelah dirasa anaknya sudah terlelap, dia pun pergi ke belakang untuk mencuci baju. Suara sikat dan air saling bersahutan, Kiran tak bisa secepat dulu dalam bekerja. Dia juga sadar bahwa dia baru saja melahirkan, tenaganya belum sepenuhnya kembali. Sebisanya saja dia bekerja. Untungnya, pelanggannya mengerti sehingga tak ada yang memberikan cucian tebal seperti selimut.
Beberapa kali dia harus berhenti saat mencuci. Krish sering terbangun karena haus. Berulang kali Kiran melakukan itu dan saat ini dia tengah menyusui Krish sambil mendengarkan radio butut miliknya, selain menghibur benda itu juga menemani kesehariannya.
Sampai dia tak menduga bahwa hari ini dia mendengar kabar tentang Dev dari radio butut itu.
"Masih bersama kami, jangan lewatkan wawancara bersama artis ternama yaitu, Devgan." Penyiar radio itu dengan antusias saat kedatangan tamu bernama Devgan.
Kiran selalu mendengarkan lagu-lagu milik Dev dari radio butut miliknya itu. Dia mencoba melawan takdir, mencoba melawan bahwa dia memang bukan jodoh Dev.
Setelah dia menyusui Krish, Kiran kembali melanjutkan aktivitasnya yang tengah mencuci. Lalu mematikan radio saat penyiar itu bertanya soal kisah cinta Dev. Kiran hanya ingin mendengar lagu-lagu Dev, bukan soal kehidupannya yang bahagia dan bertolak belakang dengannya.
Kiran memilih diam dan tak ingin tahu soal kehidupan lelaki itu, lelaki yang jelas-jelas sudah mencampakkan nya setelah sukses.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Dewi Nurlela
semoga nanti Khris bisa membahagiakanmu Kiran
2023-10-03
2
Puja Kesuma
fokus aja sama ank kamu kuran gk usah mikirin dev
2023-04-30
1
Yati Rosmiyati
lanjut Thor 💪
2023-04-26
0