Bab 3

Kiran dan keluarganya tengah sarapan, tapi tiba-tiba Kiran mual saat mencium aroma makanan kesukaannya. Dia segera beranjak dan berlari ke kamar mandi. Semua orang yang berada di sana merasa heran, apa lagi dengan Gauri. Saat putrinya kembali dia melihat ada yang berbeda dari putrinya, dia kira berat badannya berkurang karena mang kekurangan nutrisi.

Sepertinya dugaannya benar, dan terbukti pagi ini anak sulungnya muntah saat mencium aroma makanan yang dia buat. Tepat saat dia meletakkan sebuah acar di atas meja.

"Kakak kenapa?" tanya Syiha adik adik Kiran.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan gadis itu, bahkan Gauri sendiri langsung menemui anaknya. Dia masih memperhatikan tubuh Kiran dari belakang, lalu mendekat. Ditambah lagi dengan buah dada yang sedikit berisi, seperti orang lagi hamil.

"Berapa usia kandungan mu?" tanya Gauri.

Kiran yang terkejut langsung membalikkan tubuhnya, mulutnya yang basah masih menyisakan air di sana. Belum sempat menjawab dia kembali mengeluarkan isi dari dalam perutnya.

"Kenapa kepalaku juga jadi pusing?" gumam Kiran.

"Kamu hamil?" tanya Gauri yang mendengar penuturan putrinya.

"Apa? Hamil?" Mohan tak kalah terkejut, seketika tekanan darahnya langsung naik. Napasnya tersengal karena amarah, bisa-bisanya anaknya membuat malu dan mencoreng nama baik keluarga. "Apa itu benar, Kiran?!" tegas Mohan kembali bertanya.

Kiran tidak tahu mengenai hal ini, dia hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban. "Tidak, aku tidak hamil," elaknya. "Mungkin ini masuk angin," sambungnya.

"Jangan bohong! Apa dia yang menghamili mu, hah?!" Mohan benar-benar murka, rasa malu itu lebih besar dari kasih sayangnya yang sudah hilang karena hubungan mereka jalin selama ini tanpa restu darinya.

"Kamu bisa membohongi Ayahmu, Kiran. Tapi tidak dengan, Ibu. Ibu jauh lebih pengalaman darimu, katakan bahwa Dev yang menghamili mu!" sentak Gauri.

"Ayah tidak habis pikir, Kiran. Setelah hamil kamu kembali ke rumah ini, terus lelaki itu tidak mau tanggung jawab begitu?!" sentak Mohan. "Pergi dan temui dia, pastikan dia bertanggung jawab. Dan jangan pernah kamu kembali sebelum bertemu dengannya!" usir Mohan.

"Tidak, Ayah. Aku mohon jangan usir aku, Dev berjanji akan datang menjemput ku dan menikahi ku." Kiran bersimpuh di kaki ayahnya, meminta maaf atas segala kesalahannya. Dia dan Dev saling mencintainya tidak bisakah mereka memberi restu untuk hubungannya.

Mohan menyingkirkan tangan yang melingkar di kakinya. Seketika, tubuh Kiran terhempas. Luruh sudah air matanya, dia kembali meraih kaki ayahnya. Namun, lagi-lagi Mohan tidak peduli. Dengan teganya dia kembali mengusir Kiran.

"Pergi!" usir Mohan, tangannya menunjuk ke arah pintu.

Tapi, Kiran tidak putus asa. Kali ini dia menghampiri ibunya yang berdiri berdampingan dengan adiknya. Dia berjalan dengan merangkak, kepalanya terasa berat. Belum lagi merasa mual di perut.

"Ibu, aku mohon jangan usir aku," liriknya sambil menangis.

Tidak ada yang berani membantah kepala rumah tangga di sana. Bahkan, Syiha. Yang biasanya membela kakaknya hanya bisa diam, dia melihat kemarahan sang ayah.

"Pergilah, Kiran. Ibu tidak bisa melawan Ayahmu." Dengan terpaksa wanita paruh baya itu pun melepaskan tangan putrinya dari kakinya. Dengan hati yang terluka dia pergi meninggalkan ruangan itu, sejenak dia menoleh tapi di menit berikutnya dia berlari menaiki anak tangga sambil menangis.

Ibu mana yang tega melihat putrinya diperlakukan seperti itu oleh ayahnya sendiri? Tapi dia bisa apa? Hanya pada Mohan dia bergantung hidup. Gauri tidak bisa membela putrinya yang memang benar bersalah. Begitu pun dengan Syiha, gadis itu pergi meninggalkan kakaknya.

"Syiha," lirih Kiran sambil menatap kepergian kakaknya.

***

Kiran pun akhirnya pergi, tidak ada tempat tujuan lain selain pergi menemui Dev, kekasihnya. Dia juga tidak membawa uang sepeser pun, bahkan baju ganti. Dia hanya membawa ponselnya untuk menghubungi,. Dev. Namun, panggilan itu tak kunjung dijawab. Sudah beberapa kali dia menghubungi kekasihnya, tapi tetap saja hasilnya nihil.

Sampai akhirnya, Kiran pergi ke rumah Dev. Rumah yang dia kunjungi hari kemarin. Setibanya di sana, rumah itu terkunci. Tidak ada orang satu pun, karena memang rumah itu belum di tempati. Rencananya, Dev akan menempati rumah itu bersama istrinya kelak.

Dengan setia, Kiran menunggu kedatangan Dev. Dia mengira kekasihnya akan pulang. Sampai hari sudah berubah menjadi gelap. Perut yang kosong kini keroncongan, Kiran merasa lapar. Sejak pagi belum makan. Sesekali dia menoleh ke dalam gerbang, berharap ada orang yang membuka pintu.

Hujan pun akhirnya turun dengan deras. Tidak ada tempat untuk berteduh, tubuhnya sudah kedinginan. Rasa lapar berubah, tubuhnya mulai menggigil.

"Dev, di mana kamu? Kenapa belum pulang sampai selarut ini?" Kiran tak ingin ponselnya mati karena air hujan, dia pun akhirnya mencari tempat untuk berteduh.

***

Dev tengah diwawancarai, lelaki itu sangat sibuk. Bahkan tidak sempat mengecek ponselnya. Semua Rohit yang memegang kendali aktris baru itu. Dan kali ini, Rohit memang sengaja tidak menerima panggilan dari Kiran. Jika Dev diganggu pasti dia tidak akan fokus, pikirnya. Akhirnya, Rohit memilih mematikan ponselnya.

Dev selesai wawancara, dia turun dari panggung dan aktivitasnya hari ini selesai.

"Aku cape sekali, Rohit. Apa ada pesan dari Kiran?" tanya Dev. Dia sudah berjanji akan selalu memberi kabar pada kekasihnya itu.

"Tidak ada, lagian kamu harus istirahat. Masih ada hari besok untuk menghubungi Kiran," kata Rohit. Dan mereka pun pulang ke hotel karena lokasi mereka saat ini tengah berada di luar kota.

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

lucu kali org tua kiran knp tega ngusir anak sendiri...

2023-04-30

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

ish rohit gila karir nih kyknya sampe sampe ingin memisahkan kiran dgn dev biar dev cari duit trus...

2023-04-30

1

Marlina Wulan

Marlina Wulan

mungkin rohit ???? ikutin alurnya dulu...

2023-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!