"Devgan, Devgan... Devgan," teriak penonton begitu antusias saat menyaksikan konser besar yang diadakan di kota kelahirannya. Namanya semakin melambung tinggi saat digosipkan tengah menjalin kasih dengan seorang gadis cantik yang kini berprofesi sebagai model.
Terkadang, model cantik itu sering kali menjadi model di vidio klip penyanyi itu. Saat di wawancarai memang tak pernah terdengar pengakuan dari Dev soal model cantik itu, entah siapa sebenarnya kekasih Dev. Banyak orang yang mempertanyakan, kenapa sudah sukses pun masih menyendiri? Tapi pria itu hanya tersenyum tipis.
Dan saat ini, Dev tengah bersiap-siap. Sebentar lagi dia akan naik panggung untuk menyanyikan sebuah lagu yang katanya adalah kenangan saat bersama seseorang. Siapakah seseorang itu? Inilah yang ditunggu-tunggu para fansnya.
Akhirnya, Dev muncul di atas panggung. Pembukaan yang spektakuler, pria itu muncul secara tiba-tiba setelah asap menguasai seluruh panggung. Para penonton bersorak sorai, tampilan pria itu semakin gagah juga ketampanannya semakin bertambah. Gadis-gadis di sana berteriak memanggil nama, Dev.
Sedangkan di tempat lain.
"Ayolah, Kiran." Neha menarik lengan wanita hamil itu, mengajaknya ke tempat konser yang diadakan di tengah lapangan.
"Apa kau ingin perut ku disenggol orang? Perutku sudah besar, Neha. Aku takut keramaian di sana malah membahayakan ku," tolak Kiran berbagai alasan.
"Kau ini alasan saja, apa kau tidak mau bertemu dengan Dev? Dia harus tau soal dirimu, Kiran. Lihat, perutmu buncit karena ulahnya," kata Neha tanpa menyaring perkataannya.
Bukan Kiran tak ingin bertemu, apa lagi mengatakan kondisinya sekarang. Ia rasa semuanya sudah jelas, dengan tidak adanya kabar dari lelaki itu dia sudah tahu jawabannya, dia juga ingat betul bagaimana pria itu tidak menemuinya yang jelas-jelas dia sudah memberitahukan tempat yang dia janjikan. Apa lagi kalau memang sudah tak ingin bertemu? Kebanyakan orang akan seperti kacang yang lupa akan kulitnya.
Kiran tak ingin mengemis cinta, jika memang berjodoh tak akan kemana. Lagi pun, siapa dirinya? Dia hanya gadis miskin yang tak sepadan dengan artis ternama itu.
"Kan ada aku, aku yang akan menjagamu. Ayolah, siapa tahu kalian bertemu, bukankah kau rindu padanya?" tanya Neha.
Rindunya sudah tak terbendung, rasa kesepian pun sudah terbiasa. Kiran mampu berdiri meski kesusahan sering melanda. Sudah banyak dia lalui tanpa sosok Dev, bahkan dia mampu menjaga kandungannya sampai sebesar ini.
"Ayolah, please!" Neha mengatupkan tangan seraya memohon, dia berharap kedua insan itu akan kembali. Dia yakin kalau ini terjadi hanya kesalahpahaman. Dev tidak datang menemui Kiran pasti karena ada suatu alasan, pikir Neha.
"Baiklah, aku hanya mengobati rasa rinduku saja. Tapi jika aku kecewa maka aku tidak akan lagi berharap tentangnya, biarkan aku hidup bahagia bersama putraku kelak," ucap Kiran. Dia sudah melakukan USG sehingga dia tahu jenis kelamin anaknya.
"Baik, setelah ini aku tidak akan menyuruhmu memperjuangkan Dev mu itu," janji Neha.
"Aku ganti baju dulu kalau begitu, tapi cuciannya?" tanya Kiran.
"Lupakan soal cucian untuk hari ini saja wujudkan keinginanmu untuk bertemu dengan Dev."
Kiran tak lagi bercakap, dia segera mengganti bajunya. Tak ada baju mewah yang dia punya, baju yang dikenakannya pun saat ini adalah pemberian dari Neha, itu pun baju bekas. Tapi tak mengapa, selagi masih layak pakai Kiran akan menerimanya.
"Oh Kiran, kau cantik sekali," puji Neha.
Kiran memakai sari berwarna merah, sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Kecantikannya sangat bersinar, terkadang banyak pemuda yang menggodanya. Apa lagi Kiran hidup sendiri tanpa sosok suami, beruntungnya, dia hidup dikalangan orang-orang yang tidak selalu ikut campur dengan urusan orang.
Hanya ada satu tetangga yang selalu mencela Kiran, terkadang melontarkan kata-kata yang tidak enak di dengar. Gadis murahan kerap terdengar di telinga ibu hamil itu. Tapi Kiran selalu menahan amarah agar tidak terpancing.
***
Kiran dan Neha sudah berada di lapangan, tempat di mana Dev mengadakan konser. Terdengar sebuah lagu di sana, Kiran tersenyum saat mendengar lagu itu. Nyatanya, lagu yang mampu membuatnya terluka. Lagu yang sering dinyanyikan oleh lelaki itu jika saat sedang bersamanya.
Saat Dev bernyanyi dengan syahdu, tatapannya tertuju pada ribuan penonton di bawah sana. Lalu, dia melihat seorang perempuan memakai baju berwarna merah. Wajahnya tak begitu jelas, hanya saja bentuk tubuh wanita itu terlihat buncit di bagian perut. Saat di telisik dan Dev menajamkan tatapannya, lalu perempuan itu pun semakin mendekat karena seseorang menarik lengannya untuk lebih maju ke arah panggung.
"Neha, jangan menarik ku ke tengah. Aku takut perutku kesenggol orang," tolak Kiran sambil menahan tarikan Neha.
Tapi, semuanya sia-sia. Dev melihat dengan jelas siapa perempuan berbaju merah itu, perutnya yang buncit menjadi pusat perhatiannya. Benar apa kata Rohit, Kiran sudah menikah bahkan tengah mengandung.
Konsentrasi Dev buyar saat itu juga, nada suaranya tiba-tiba menghilang karena menahan sesak di dada. Jatuh sudah air matanya, kekasihnya ternyata mengkhianati cintanya. Apa gunanya perjuangannya selama ini?
Dan akhirnya, tatapan keduanya bertemu. Kiran sangat merindukan lelaki itu. Di menit berikutnya, Dev kembali bernyanyi dan tak lagi melihat ke arah Kiran. Gadis itu pun terkesiap karena Dev seolah tak mengenalnya. Kiran mengusap perutnya yang buncit, juga mengusap sudut matanya yang basah karena menangis.
Kiran segera pergi dari sana, dan Neha pun mengejarnya. Langkah Kiran terhenti saat mendengar Dev berbicara. Dev hendak mengumumkan siapa yang menjadi kekasih nya selama ini, Kiran pun berbalik ke arah panggung. Betapa hancurnya hatinya saat itu juga, dia melihat seorang gadis menghampiri Dev di atas panggung sana. Lalu memeluk lelaki itu dengan erat.
"Maduri, dialah wanita ku saat ini," ucap Dev. Penuturan itu menggemparkan seluruh dunia.
Jatuh sudah air mata Kiran, rasa sesak itu tak lagi tertahan. Hatinya remuk tak berbentuk, penantian ingin bertemu seketika hancur. Tangisnya pecah, dia pun menahan sakit yang luar biasa di bagian perut. Dengan tertatih, Kiran berjalan sambil memegang perutnya yang besar.
"Kiran, Kiran," teriak Neha.
Kiran tak menghiraukan panggilan dari Neha, dia ingin segera sampai di kontrakkannya. rasa sakit di perut semakin menjalar. Kiran mengaduh kesakitan, Neha pun panik dan segera menghampiri.
"Perutku," ucap Kiran menahan sakit.
Neha melihat cairan merah yang merayap di bagian kaki. Dia terkejut, apa lagi saat mendengar jeritan Kiran yang kesakitan. Betapa menyesalnya dia karena telah mengajak Kiran menemui Dev. Khayalan tak sesuai ekspektasi, dia kira setelah bertemu semuanya akan kembali seperti semula. Dia berpikir seperti itu karena tidak tahu apa yang dirasakan Dev selama ini. Semua berawal dari surat yang telah Dev baca, dan itu adalah kejelasan dari hubungan mereka yang di mana Kiran berkata telah mengakhiri hubungannya.
Tanpa mereka tahu bahwa itu adalah rekayasa Rohit.
***
"Bertahanlah, Kiran. Kau pasti kuat," ucap Neha saat Kiran masuk ruang ICU.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Maya Ratnasari
IGD kali ya thor, bukan ICU
2024-02-20
0
Nurul Kosidah
pecicilan wae,hamil besar
efek slh pergaulan menderita sendiri,tinggal nyalahin orang lain
2023-09-26
0
Suherni 123
cerita nya seperti realita,,sedih aku
2023-09-13
0