Callista berjalan lesu menghampiri David yang sedang disuapi oleh suster itu. Tangannya terulur memeluk erat David dengan airmata yang tidak henti mengalir.
"David kau sudah bangun? Aku sangat merindukanmu sayang" ucap Callista sembari mengusap airmata yang berjatuhan dipipinya. Dan David membalas pelukan Callista dengan erat.
"Aku sudah bangun sejak pagi Kak Call. Dan seseorang memindahkanku keruangan VVIP ini" ujar David. Callista melepaskan pelukannya sejenak, lalu menatap David.
"Siapa orang yang memindahkanmu?" seru Callista menatap David.
"Aku juga kurang tahu Kak Call. Yang pasti dia seorang pria dan sangat tampan" ucap David. Dan Callista hanya mengangguk mengiyakan.
"Suster, biar aku saja yang menyuapi adikku" seru Callista. Lalu suster itu memberikan mangkuk bubur pada Callista. Dan tak lama melenggang pergi meninggalkan Callista dan David.
"Ini makanlah" seru Callista menyuapkan sesendok bubur kemulut David.
"Apa saja yang Kak Call lakukan selama aku koma?" ucap David.
"Aku bulak balik rumahsakit untuk melihat keadaanmu" Callista tersenyum.
"Maaf karena sudah membuat Kak Call repot" seru David. Namun secepat mungkin Callista menggelengkan kepalanya.
"Kau sama sekali tidak merepotkanku" imbuh Callista.
Setelah cukup lama berbincang. Sesekali dari mereka tertawa karena cerita lucu yang diceritakan oleh Callista.
"Kenapa Kak Call masih tak berubah? Kenapa kekonyolan itu masih ada?" seru David disela sela tawanya.
"Bagaimana bisa hilang? Ini adalah sifat hangatku. Apalagi jika ada Alvis. Pasti akan lebih seru. Dia suka sekali bercanda_____" ucap Callista menggantung.
"Ouh iya, memang kemana Kak Alvis?" ucap David.
"Dia_____" ketika hendak menjawab Callista menggantungnya. Karena seseorang telah masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Dan menampakkan Erland yang berdiri disana.
"Jangan bahas Alvis untuk sekarang" bisik Callista ditelinga David.
"Kenapa?" heran David.
"Akan Kakak ceritakan nanti" tambah Callista. Lalu menoleh kearah Erland ketika pria itu sudah berdiri disampingnya.
"Ini kejutan untukmu" seru Erland menatap David dan Callista secara bergantian.
"Terimakasih" balas Callista memalingkan wajahnya menatap David.
"Kak Call, ini pria yang ku maksud tadi. Dia yang sudah memindahkanku keruangan VVIP ini" imbuh David menatap sejenak kearah Erland.
"Untuk apa kau melakukannya?" seru Callista yang ditujukan untuk Erland. Namun tatapannya masih menatap kearah lain.
"Sebagai permintaan maafku. Aku sudah melakukan banyak kesalahan padamu. Maafkan aku" ujar Erland.
"Apa memang ini niat mu? Atau ada maksud lain?" Callista menatap sekilas Erland.
"Kau menyindirku?" seru Erland.
"Tidak. Lupakan saja!" ucap Callista. Tatapannya beralih pada David.
"Makanlah lagi" ucap Callista kembali menyuapi David.
"Kak Call aku sudah kenyang" tolak David. Lalu Callista mengambil kembali sendok itu dan menaruhnya dimangkuk.
"Kalau begitu minumlah" Callista memberikan segelas air putih pada David. David lantas meminumnya.
"Kalian akan pulang ke rumahku dan akan tinggal disana" seru Erland sarkastik. Dan berhasil membuat Callista menatapnya kaget.
"Kami masih punya rumah" singkat Callista menekankan.
"Tak masalah. Aku akan menyuruh orang untuk menjaga rumah itu" balas Erland.
"Apa kau hilang akal? Itu adalah rumah peninggalan orangtuaku. Aku tidak akan pernah meninggalkannya!" seru Callista menatap tajam Erland. Sementara Erland hanya menampilkan wajah santainya.
"Kalau begitu aku akan meminta orang untuk mengawasimu!"
"Terserah. Lakukan saja yang kau mau!" ketus Callista. Karena sebenarnya ia tidak mau berdebat panjang lebar yang akan berakibat fatal. Callista sadar bahwa David juga ada disana. Tidak mungkin Callista membiarkan David menyaksikan apa yang akan terjadi.
"Apa kau mau jalan jalan? Aku akan membawamu keliling rumahsakit" ujar Callista. Dan David mengangguk mengiyakan. Lalu Callista meminta suster membawakan kursi roda. David duduk disana. Dan Callista mendorongnya keluar ruangan. Meninggalkan Erland yang masih berdiri disana.
_____________________________________________
"Aku suka udaranya Kak Call, sangat sejuk. Sudah lama aku tidak menghirup udara seperti ini" ujar David setelah mereka berada di taman rumahsakit.
"Aku tau kau akan menyukainya" ucap Callista tersenyum. Lalu berjongkok disamping David.
"Apa kau tau? Aku sangat merindukanmu ketika kau masih koma" lanjut Callista menampilkan wajahnya sendu.
"Jangan bahas itu Kak Call. Karena sekarang aku sudah ada disini, kan?" imbuh David. Dan Callista tersenyum mengiyakan.
"Sekarang kita bahas saja tentang Kak Alvis. Dimana dia sekarang?" lanjut David. Callista terdiam sejenak.
"Kau janji tidak akan memberitahu siapa pun?" ucap Callista.
"Aku berjanji" ujar David mengangguk.
"Aku sebenarnya tidak tahu Alvis dimana. Pria itu telah menyingkirkannya" seru Callista.
"Pria siapa?"
"Pria yang memindahkanmu keruanganVVIP tadi" ujar Callista. David lalu menatapnya tak percaya.
"Kufikir dia pria yang baik"
"Dia tidak sebaik itu. Ada banyak kejadian ketika kau koma" ujar Callista lagi.
"Benarkah?"
"Iya, tapi aku tidak akan menceritakannya sekarang. Waktunya tidak tepat. Lain kali akan ku ceritakan padamu. Sekarang jawab saja pertanyaanku, apa kau mau pergi bersamaku? Kita tinggalkan kota ini" seru Callista berhasil membuat David menatapnya heran.
"Tapi kemana Kak Call? Kita masih punya rumah bukan? Kenapa harus pergi?" ucap David.
"Sudah ku katakan aku akan menceritakannya padamu nanti. Tapi sekarang ku mohon ikutlah bersamaku. Kita akan pergi dari kota ini!"
"Tentu, aku akan ikut bersamamu Kak Call" seru David tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu kita akan pergi_____"
"Pergi?!" seru seseorang dibalik punggung Callista. Dan ternyata adalah Erland.
"Pergi kemana?!" seru Erland memicingkan kedua matanya menatap Callista.
"Ayo, kita akan kembali keruanganmu. Kau harus istirahat" seru Callista menggiring kembali kursi roda David dan membawanya memasuki gedung rumahsakit. Sementara Erland hanya menatap kepergian keduanya.
"Awasi kediaman rumah Callista. Jangan sampai mereka pergi meninggalkan rumah itu!" seru Erland pada seseorang dibalik telpon. Lalu langkahnya menyusul Callista yang menuju ruangan David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
yosh
bucinna erland tingkat langit..
2021-02-07
2