Lima

Jam istirahat diperusahaan itu telah tiba waktunya. Erland menghampiri Callista dimejanya. Karena sejam yang lalu Callista telah usai mengerjakan tugas yang diberikan Erland.

"Callista ayo!" ucap Erland. Callista sontak menatapnya.

"Kemana Pa?" menatap heran kearah Erland.

"Pergi makan siang! Ayolah!" ucap Erland lagi. Callista mengangguk, lalu bangkit dari duduknya mengikuti langkah Erland.

"Siapkan mobilku! Sekarang!" ucap tegas Erland pada satpam disana.

Lalu tak lama kemudian satpam itu datang dengan mobil yang dikemudinya. Memarkirkannya dihadapan Erland.

Erland masuk kedalam mobil bersamaan dengan Callista setelah mendapat kunci mobil yang diberikan satpam tadi. Ia lalu menancapkan mesin mobil dan melaju keluar gerbang. Selama diperjalanan mereka sama sama bungkam. Tidak ada yang memecah keheningan diantara keduanya.

Setelah beberapa menit mereka sampai direstoran yang begitu mewah dan elegan. Erland memarkirkan mobilnya. Lalu keluar bersamaan dengan Callista.

"Apa kita akan makan disini Pa?" ucap Callista. Erland menatapnya sejenak, lalu mengangguk.

"Tapi makanan disini sangat mahal" ucap Callista lagi.

"Aku yang akan membayarnya. Kau tenanglah!" balas Erland menatap Callista. Ia menghentikan langkahnya saat berada didepan pintu masuk restoran itu.

"Ayo masuklah!" ajak Erland kembali melangkah. Callista hanya mengangguk tersenyum dan mengikuti langkah Erland. Mereka duduk dimeja yang telah Erland pilih.

Erland mengangkat salah satu tangannya mengintruksikan pelayan agar menghampirinya. Lalu tak lama seorang pelayan wanita datang dengan membawa buku menu ditangannya.

Erland membaca menu yang ingin ia makan. Lalu meminta pelayan agar menulis menu makanannya.

"Kau mau makan apa?" ucap Erland. Menatap Callista dihadapannya.

"Apa saja Pa" jawab simple Callista.

"Apa kau suka beef?" Callista mengangguk mengiyakan.

"Kalau begitu tulis menu yang tadi ku pesan menjadi double pesanan!" titah Erland pada pelayan itu. Ia memesankan makanan yang sama seperti yang dipesannya.

"Minumnya? Kau suka minuman apa?"

"Lemon dingin Pa" Callista menjawab cepat.

"Tulis satu kopi panas dan lemon dingin!" titah Erland lagi pada pelayan itu. Lalu tak lama pelayan itu mengangguk dan melenggang pergi.

"Apa kau benar benar suka lemon?" ucap Erland setelah kepergian pelayanan tadi.

"Iya Pa. Saya memang sangat menyukainya" Callista menyunggingkan senyum.

"Bukankah rasanya sangat asam?"

"Saya kuat dengan rasa asam. Makanya saya menyukainya" Erland mengangguk setelah mendengar jawaban Callista. Lalu tak lama seorang pelayan pria datang dengan membawa nampan yang berisi pesanan mereka.

"Makanlah" ucap Erland setelah pelayan tadi menyajikan makanan diatas meja sebelum akhirnya melenggang pergi.

Callista mengangguk mendengar ucapan Erland. Lalu mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Apa kau tidak akan mengungjungi adikmu dirumahsakit?" ucap Erland disela sela kunyahannya. Callista menghentikan aktivitasnya sejenak. Lalu meminum lemon yang dipesannya.

"Saya sedang bekerja Pa. Mana mungkin saya mengunjungi rumahsakit?"

"Tapi jika kau ingin kau bisa mengunjunginya" ujar Erland.

"Itu namanya saya tidak profesional dalam bekerja" Callista tersenyum sambil sesekali mengunyah makanannya.

"Kau bebas melakukan apapun saat jam istirahat. Lagi pula istirahat diperusahaanku dua jam. Masih ada waktu jika kau ingin mengunjungi rumahsakit. Aku akan mengantarkanmu" Callista berbinar mendengar apa yang diucapkan Erland.

"Apa kau serius Pa? Apa saya bisa mengunjungi adik saya dirumahsakit?" ucap Callista meyakinkan.

"Tentu! Kau habiskan dulu makananmu. Baru setelah itu kita pergi" Callista mengangguk mengiyakan, dan memasukan kembali makanan kemulutnya.

"Satu lagi!"

"Apa Pa?" Callista menjawab cepat saat Erland kembali bersuara.

"Bisakah kau tidak terlalu formal kepadaku. Maksudku, kau memanggilku dengan sebutan Pa? Aku belum cukup tua untuk mendapat sebutan itu"

"Tapi Pa, kau adalah atasan saya. Saya menghormati anda dengan sebutan Bapak" balas Callista.

"Tapi kau bisa memanggilku Tuan seperti yang lainnya" ujar Erland kembali. Callista mengangguk mengiyakan.

"Baiklah, kalau begitu saya akan memanggil anda Tuan" menepiskan senyum.

"Dan satu lagi Callista!"

"Iya Tuan?" Callista menatap Erland menunggu perkataan selanjutnya.

"Hindari panggilan saya, anda. Itu terlalu formal. Aku tak menyukainya!"

"Baiklah Tuan" Callista tersenyum mengiyakan.

"Apa makananmu sudah habis?" ucap Erland melihat piring Callista yang sudah kosong.

"Iya Tuan. Makananku sudah habis"

"Kalau begitu kita pergi sekarang!" Callista mengangguk. Mereka bangkit dari duduknya dan berjalan keluar restoran. Sebelum pergi Erland sudah menyimpan beberapa lembar uang diatas meja untuk membayar makanannya.

Mereka sudah masuk kedalam mobil. Erland sudah mengemudikan mobilnya menembus jalanan kota.

"Apa kita akan kerumahsakit?" ucap Callista memecah keheningan.

"Tentu!" menjawab singkat.

"Tuan kau baik sekali" puji Callista menatap Erland. Erland hanya membalas tatapannya lalu tersenyum.

_____________________________________________

Setelah beberapa menit mobil yang mereka tumpangi sudah sampai diparkiran rumahsakit. Keduanya lantas keluar mobil menuju koridor rumahsakit. Mereka berjalan beriringan. Lalu tiba tiba Erland menghentikan langkahnya didepan administrasi rumahsakit. Callista yang menyadari Erland tidak ada disampingnya menoleh mencari keberadaannya. Lalu mendapati sosok Erland yang berdiri di administrasi rumahsakit. Callista sontak menghampirinya.

"Tuan, kau sedang apa?" Erland yang mendengar ucapan Callista menoleh kearahnya.

"Aku sedang melunasi tagihan rumahsakit adikmu" ucap sarkatik Erland yang berhasil membuat Callista melongo tak percaya.

"Tapi Tuan, kau tidak perlu melakukan itu" Callista menampilkan wajah tak enak dihadapan Erland.

"Aku hanya membantu kesembuhan adikmu" balas Erland.

"Tapi Tuan_____"

"Aku sudah terlanjur melunasi biaya rumahsakitnya. Sekarang kita jenguk saja adikmu diruangannya" memotong cepat perkataan Callista. Callista terdiam sejenak. Tubuhnya seketika melemas. Entah karena terlalu senang atau ada perasaan lainnya. Yang jelas ia merasa lebih lega karena beban untuk membayar tagihan rumahsakit sudah terlunasi. Meski ia tak percaya bahwa hal sebaik ini akan dilakukan oleh orang yang tak diduganya.

"Terimakasih banyak Tuan. Kau sudah membantu beban yang cukup besar dalam hidupku. Aku tidak akan melupakan jasamu. Aku berjanji akan melakukan apapun yang kau inginkan. Akan ku lakukan semuanya untukmu" Callista berucap haru menatap Erland dalam. Lalu sebulir kristal jatuh disudut kelopak matanya.

"Jangan menangis! Aku benci melihat wanita menangis!" Erland menggerakkan tangannya mengusap pelan pipi Callista yang basah oleh airmata.

"Biar aku saja Tuan" Callista menepis tangan Erland yang menyentuh pipinya. Lalu tangannya tergerak mengusap cepat airmata itu.

"Ayo Tuan! Kau ingin menjenguk adikku bukan?" Callista memaksakan senyum saat berucap pada Erland. Lalu Erland menganggukan kepalanya cepat. Callista berjalan lebih dulu menuju ruang rawat David. Disusul Erland yang berjalan dibelakangnya.

"Ini adikku Tuan" ucap Callista setelah mereka berada diruang rawat David. Callista memeggang lembut tangan David yang masih tak sadarkan diri.

"Tapi Tuan. Bagaimana kau bisa melunasi biaya tagihan atas nama adikku, jika kau tidak tahu namanya?" ucap Callista. Memalingkan wajahnya menatap Erland.

"Aku hanya bertanya siapa pasien yang mengalami kecelakaan. Mereka bilang tidak ada pasien lain yang mengalami kecelakaan kecuali nama David. Dan kupikir itu adikmu. Lalu tanpa pikir panjang aku melunasi tagihannya" jelas Erland. Callista tersenyum mendengar ucapannya.

"Terimakasih banyak. Aku tidak percaya aku akan bertemu orang sebaikmu, Tuan" Erland hanya tersenyum menanggapi pujian Callista.

Tak lama saat mereka berada diruangan itu. Seorang pria masuk kedalam ruangan David tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Callista dan Erland sontak melirik bersamaan kearah pria itu. Callista tersenyum melihat kedatangan pria itu. Berbeda dengan Erland yang menunjukkan respon tak suka menatap pria dihadapannya.

Terpopuler

Comments

Murni Antary

Murni Antary

c

2021-06-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!