Sebelas

Erland keluar kamarnya dengan wajah memerah menahan amarah. Ia menuruni anak tangga menuju lantai utama. Langkahnya terhenti saat sebuah teriakan memanggil namanya.

"Kak Er!" teriak Fiona dari arah dapur. Erland menoleh sejenak lalu menekan handel pintu dan membantingnya keras. Fiona yang menatapnya menampilkan wajah tak mengerti.

"Ada apa dengan Kak Er? Tindakannya seperti sedang marah. Tapi marah kenapa?" bingung Fiona mencoba berfikir.

"Kak Er marah ketika keluar dari kamarnya. Apa Kakak ipar yang membuatnya marah?" fikir Fiona. Ia lalu melangkah cepat menuju kamar Erland. Ia tak menghiraukan Kakaknya yang pergi entah kemana dengan keadaan marah.

Fiona sampai didepan pintu kamar Erland. Ia memutuskan mengetuk pintu terlebih dulu sebelum akhirnya masuk.

Saat didalam kamar. Fiona menatap terkejut kearah Callista yang duduk diatas tempat tidur sembari tangannya yang memeluk kedua kakinya. Dan wajahnya yang beruraian airmata. Callista yang menatap kedatangan Fiona menatapnya takut. Ia takut jika Fiona disuruh Erland untuk melakukan sesuatu padanya. Sementara Fiona sendiri menatap sendu kearah Callista. Lalu menghampiri Callista dan duduk dihadapannya.

"Kakak ipar apa kau baik baik saja?" ucap Fiona dengan hati hati. Ia takut salah bicara pada Callista. Callista menatapnya sejenak dengan wajah yang mengernyit heran.

Kakak ipar?. Batin Callista menatap Fiona.

"Kakak ipar aku bertanya padamu" Fiona kembali bersuara ketika Callista hanya menatapnya. Sementara Callista sedikit terlonjak mendengar suara Fiona.

"Aku baik baik saja" Callista menghentikan tangisnya dan mencoba memaksakan seutas senyum kearah Fiona. Fiona balas tersenyum menatapnya.

"Memang apa yang sudah terjadi? Kenapa Kak Er pergi keluar rumah dengan wajah yang sangat marah? Dan pecahan kaca ini? Apa kalian bertengkar?" ucap Fiona kembali menunjuk pecahan kaca disebelahnya. Sementara Callista hanya terdiam membisu. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan.

"Kakak ipar, kenapa kau malah melamun?" seru Fiona mengibaskan tangannya didepan wajah Callista. Callista sontak terlonjak kaget.

"Tidak. Aku tidak sedang melamun" Callista memaksakan kembali seulas senyum.

"Lalu kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" seru Fiona.

"Apa kau adik dari pria itu? Maksudku apa kau adiknya?" ucap Callista balik bertanya.

"Iya, aku adik dari Kak Er" ujar Fiona menganggukan kepala. Callista terdiam mencerna jawaban Fiona.

"Kalau begitu kau harus tahu satu hal. Aku bukan_____"

"Aku sudah tahu semuanya dari Kak Er. Kak Er bilang kau kekasihnya. Dan Kak Er sangat mencintaimu" ujar Fiona menyela.

"Tidak. Bukan itu yang akan ku katakan. Aku ingin mengatakan kalau_____"

"Aku tahu Kakak ipar juga mencintai Kak Er" ucap Fiona lagi memotong perkataan Callista. Namun Callista menggeleng, mencoba memberitahu bahwa bukan itu yang akan dikatakannya. Callista sebenarnya ingin mengatakan yang sebenarnya. Namun perkataannya lagi lagi terpotong dengan ucapan Fiona.

"Sekarang Kakak ipar jawab saja pertanyaanku. Apa kalian sedang bertengkar?" ulang Fiona.

"Kami tidak bertengkar" singkat Callista berbohong.

"Lalu kenapa Kak Er pergi dengan keadaan marah? Dan pecahan kaca ini? Apa Kakak ipar bisa menjelaskan?" ujar Fiona.

"Pecahan kaca ini_____" berfikir sejenak. "Tadi aku menjatuhkan gelas. Dan mungkin Kakak mu marah karena gelasnya pecah" ucap Callista tersenyum gelagapan. Namun Fiona menatapnya tak percaya.

"Tapi tidak mungkin Kak Er marah hanya sebuah gelas yang pecah. Kak Er itu orang yang baik. Ketika Bi Imas berulang kali menjatuhkan piring, Kak Er sama sekali tidak marah. Bahkan ia meminta Bi Imas untuk lebih berhati hati. Jadi tidak mungkin jika sekarang Kakak marah hanya karena satu gelas yang pecah" ujar Fiona. Callista terdiam tak berkutik. Ia tak tahu alasan apa yang harus dikatakannya.

"Aku tidak tahu betul. Tapi dia pergi ketika aku memecahkan gelasnya" alasan Callista lagi. Fiona tampak mengangguk berfikir.

"Baiklah. Kalau begitu sekarang Kakak ipar harus membujuk Kak Er untuk pulang. Karena biasanya jika Kak Er marah ia akan melakukan hal hal yang tidak masuk akal yang akan membahayakannya. Jadi Kakak ipar harus membujuknya pulang" ucap Fiona. Callista hanya terdiam tidak menanggapinya.

Aku yang harus membujuknya? Tapi dia yang membuat kesalahan padaku. Batin Callista.

"Kakak ipar! Kenapa melamun lagi?" ucap Fiona menepuk pelan bahu Callista. Callista lantas tersadar dan tersenyum.

"Aku sedang berfikir bagaimana aku membujuknya?" bohong Callista. Dan Fiona nampak percaya dengan alasannya.

"Kakak hubungi saja nomor Kak Er, lalu berbicara dengannya. Aku yakin Kak Er akan pulang jika Kakak ipar yang membujuknya" ujar Fiona memberi saran. Namun mampu membuat Callista berhenti bernafas untuk sesaat.

"Apa aku harus melakukannya?" ucap Callista. Dan Fiona mengangguk mengiyakan.

"Aku mohon padamu Kakak ipar. Tolong bantu Kak Er. Jangan sampai ia melakukan hal bodoh yang akan melukai dirinya. Satu tahun lalu Kak Er hampir mati karena minum terlalu banyak. Saat itu Kak Er marah karena aku pergi tanpa memberitahunya. Padahal jika aku memberitahunya Kak Er pasti mengizinkannya. Dan kejadian saat itu terjadi karena ulahku. Jangan sampai sekarang Kak Er melakukan hal yang sama. Aku takut kehilangannya. Dia adalah satu satunya orang yang aku punya didunia ini setelah kepergian Ayah dan Ibuku yang meninggal karena kecelakan pesawat. Aku mohon tolong bantu aku sekarang. Tolong bujuk Kak Er untuk pulang. Aku khawatir padanya" ucap Fiona mengalirkan airmata. Ia menggenggam erat lengan Callista. Dan Callista menggenggamnya kembali.

"Aku akan membantumu. Kakak mu akan pulang dalam keadaan yang utuh seperti saat dia pergi" ucap Callista tanpa berfikir. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya kemudian.

"Lakukan yang terbaik Kakak ipar. Aku percaya padamu. Aku yakin Kak Er akan pulang setelah kau membujuknya"

"Semoga saja" balas Callista. Dan Fiona tersenyum mendengar jawaban Callista. Lalu tak lama Fiona keluar kamar meninggalkan Callista.

_____________________________________________

Sementara didalam kamar. Callista nampak bingung memikirkan apa yang harus dilakukannya. Callista ingat jika ia tidak mempunyai nomer ponsel Erland. Jadi bagaimana Callista menghubunginya.

"Apa yang harus ku lakukan? Beri aku petunjuk" ucap Callista gusar. Ia mengusap wajahnya pelan. Lalu tanpa sengaja ia melihat kearah laci disamping tempat tidur. Callista berfikir sejenak melihat laci tersebut. Lalu seperti muncul ide dalam fikirannya.

"Aku bisa mencari nomer ponselnya ditumpukan berkas kerjanya didalam laci. Mungkin aku bisa mendapatkannya disana" ujar Callista. Lalu bangkit menghampiri laci tersebut.

Callista mulai mengeluarkan semua berkas dalam laci tersebut. Lalu tangannya dengan lihai mencari cari berkas yang mungkin tertera nomer Erland disana. Namun sudah hampir semua berkas yang ia periksa, tidak ada satupun berkas yang didalamnya mencantumkan nomer ponsel. Sesaat Callista merasa putus asa. Ia berhenti sejenak lalu mengehala nafasnya panjang.

"Jika aku tidak bisa menemukan nomer ponselnya bagaimana? Aku sudah terlanjur berjanji pada gadis itu. Ouh Ya Tuhan" ujar Callista membuang nafasnya yang berat. Lalu sebuah berkas dengan map coklat mengalihkan fokusnya. Callista mengambil cepat map tersebut. Lalu membukanya perlahan.

"Berkas ini belum aku periksa" ucap Callista. Lalu matanya membelalak melihat nomer ponsel atas nama Erland tercantum disana. Seketika perasaan Callista tersenyum senang. Matanya berbinar melihat nomer ponsel tersebut. Lalu dengan segera Callista mencatat nomernya diponselnya.

"Untung saja aku menyimpan ponselku disaku celana. Jadi aku tak meninggalkannya dirumahsakit" ujar Callista ketika memasukan nomer Erland pada ponselnya. Lalu kemudian Callista menekan logo panggilan. Dan panggilan langsung berdering. Namun belum ada sautas dari Erland. Setelah beberapa saat terdengar suara Erland disebrang telpon.

"Hallo! Siapa?" suara Erland disebrang telpon. Callista masih terdiam tak bersuara. Gadis itu sedang berfikir apa yang akan dikatakannya.

"Hallo! Apa ada orang disana?" saut Erland lagi. Suaranya terdengar serak seperti sedang mabuk.

"Jika kau tak ingin bicara akan ku matikan telponnya!" seru Erland kembali. Lalu Callista dengan cepat mengeluarkan suara.

"Tunggu! Ini aku" seru Callista.

"Siapa?"

"A-ku euhh itu" ucap Callista gelagapan.

"Kau tidak bisa berbicara dengan benar?"

"A-ku Callista" ucap Callista setelah mengumpulkan segala keberaniannya. Namun seketika tak terdengar suara apapun dari sebrang telpon.

"Hallo! Apa kau masih disana?" ucap Callista.

"Hallo!" lanjut Callista.

"Iya" singkat Erland.

"Kau ada dimana? Pulanglah! Adikmu mencarimu" seru Callista.

"Untuk apa aku pulang?"

"Untuk apa? Ini rumahmu! Untuk apa kau berkeliaran diluar jika kau punya rumah? Pulanglah! Adikmu sangat khawatir padamu" seru Callista lagi. Ia sempat kesal dengan ucapan Erland yang seakan tak peduli jika dirinya pulang atau tidak.

"Sudah ku katakan tidak! Ya tidak! Apa kau tak mengerti?"

"Pulanglah! Aku yang memintanya!" teriak Callista pada Erland. Namun hanya terdengar kekehan kecil disebrang telpon Erland.

"Aku tidak memintamu tertawa! Aku memintamu pulang! Pulanglah sekarang!" tegas Callista lagi.

"Apa jaminannya jika aku pulang?!"

"Jaminan? Jaminan apa maksudmu? Jangan menginginkan hal yang macam macam! Aku tidak akan pernah mau melakukannya!" ketus Callista. Terlihat matanya mendelik kesal.

"Aku tidak akan pulang jika kau tidak memberi jaminan!" seru Erland. Callista sempat berfikir sejenak.

"Katakan apa jaminan yang kau mau!" ucap Callista. Meski dirinya tak tahu hal apa yang akan terjadi padanya nanti ketika menuruti apa jaminan Erland.

"Akan ku katakan dalam pesan" seru Erland. Telpon terputus dan Callista menghela nafasnya panjang.

Semoga ia tak menginginkan hal yang macam macam. Batin Callista.

Terpopuler

Comments

yi er🍀🌷🫐

yi er🍀🌷🫐

mang dasar si erland ngerjain aj

2020-11-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!