Reza membawa Aisyah ke pusat perbelanjaan dengan paksa. Reza kembali mengancam akan menciumnya lagi jika Aisyah tetap memilih menonton drakor ketimbang berbelanja membeli segala kebutuhan rumah, seperti stok makanan agar istrinya itu mau kembali memasak. Dan kali ini dia akan bener-benar memakannya.
" Kenapa harus sekarang sih?" Kesal Aisyah, dia masih belum selesai menonton drama kesukaannya itu. Selama Reza tidak pernah pulang awal dirinya selalu puas lantaran bisa menonton sampai selesai film itu.
" Kalau gak sekarang kapan lagi, nanti malam kita makan apa kalau stok makanan di rumah pada gak ada," jawabnya sambil fokus menyetir mobil.
Aisyah menaikan sebelah alisnya menatap suami.
" Kita! Sejak kapan kita pernah makan bareng?" Ejeknya mengingatkan fakta bawah mereka memang tidak pernah makan bersama, jadi tidak ada kata kita dalam rumah tangga Mereka.
" Ya, mulai dari sekarang kita bakalan makan bersama," jawabnya.
" Kenapa, apa karena sudah bosan makan di luar? Atau kehabisan menu makanan," sindirnya dengan nada mengejek. Ada saja yang di jawab oleh Aisyah hingga membuat Reza bungkam tak bisa berkata apa-apa lagi.
Mobil mereka sudah terparkir di halaman parkir pusat, Reza dan Aisyah sudah keluar dari mobil dan berjalan bersama memasuki pusat perbelanjaan. Mereka hanya berjalan beriringan saja tanpa bergandengan tangan, terkadang Aisyah berjalan lebih lambat karena matanya selalu tertarik pada setiap toko yang mereka lewati.
" Ada sesuatu yang pengen kamu beli?" Tanya Reza menghentikan langkahnya, dia melihat Aisyah yang sedang memperhatikan barang-barang di toko yang berupa tas.
" Tidak, ayo lanjut jalan lagi." Kemudian Aisyah yang memimpin jalan.
" Tapi serius, kalau kamu mau beli sesuatu ambil aja, nanti aku yang bayar." Reza mengikuti dari belakang.
Aisya memutar balik tubuhnya, dia berjalan mundur dengan tangan kebelakang. " Memang sudah sepatutnya kamu yang bayar," ledeknya sambil menjulurkan lidahnya lalu kembali berjalan seperti semula.
Reza tersenyum sambil geleng-geleng kepalanya. Semakin kenal dengan Aisyah ternyata orangnya asik juga, lumayan menarik pikir Reza.
" Kita langsung mau beli stok bahan makanan di rumah?" Tanya Aisyah saat mereka menuruni eskalator menuju lobby lantai bawah karena di sana ada supermarket.
" Kamu beneran nggak ada yang kepengen dibeli?" Reza malah balik tanya.
" Nggak kepikiran mau beli apa. Aku lagi kalau ada kamu, rasanya canggung," ceplosnya jujur. Untuk pertama kalinya mereka berbelanja bersama tentu rasanya sangat canggung hingga tak tidak mau terpikir apapun dibenaknya apa yang ingin dibeli.
" Ya sudah kalau begitu, kita keliling aja dulu, siapa tau menemukan barang yang menarik," usulnya. Jarang-jarang dirinya pergi ke pusat perbelanjaan jadi sekalian saja pikirnya.
Aisyah mengangguk, matanya terus melihat-lihat barang disekitar. Tetapi rasa keinginan untuk berbelanja itu tidak ada, entah karena ada Reza di sampingnya atau mungkin minat berbelanjanya sedang tidak berselera.
Saat Aisyah dan Reza melewati bioskop, seseorang memanggil Aisyah.
" Aisyah, Aisyah." Orang itu memanggil sambil melambaikan tangan dengan senyum yang menerka.
Merasa namanya dipanggil Aisyah pun menoleh begitupun juga dengan Reza.
" Ah, hay ..." Aisyah pun membalas lambaian tangannya kemudian dia menghampiri.
" Kamu abis beli tiket?" Tanya Aisyah sambil melihat brosur film yang akan ditayangkan di bioskop.
" Tara ..." Orang itu mah menunjukkan dua buah tiket.
" Wow, Avengers," sorak Aisyah. " Satunya lagi buat siapa?" Tanyanya melihat temannya itu membeli dua buah tiket.
" Tu ..." Dia menunjuk ke arah laki-laki memakai kacamata sedang antri membeli popcorn dan juga minuman.
" Ow, jangan bilang kalau kalian sedang berkencan," bisik Aisyah.
" Hus, ngacok! Masa jeruk makan jeruk. Ayolah, kami hanya memiliki selera film yang sama, itu aja," jelasnya, laki-laki itu bernama Hendra.
" Iya deh, percaya," ucapnya sambil menahan senyum dengan wajah yang tak percaya sama sekali. Pasalnya Hendrik dan juga Victor laki-laki berkacamata itu digosipkan memiliki hubungan yang spesial atau bisa dikatakan gay. Tetapi mereka selalu membantah, Aisyah pun antara percaya atau tidak karena mereka memang selalu berdua kemana-mana kecuali pulang ke rumah masing-masing.
" Gak percayaan banget. Mending kamu ikutan nonton deh bareng sama kita, kamu juga suka kan filmnya!" Ajak Hendra.
" Suka sih, tapi kayaknya nggak sekarang deh." Aisyah menoleh ke arah Reza yang sedari tadi hanya memperhatikan.
" Kamu ke sini bareng sama siapa?" Hendra juga melirik ke arah Reza.
" Oh, bareng sama kakak!"
Deg ... Perasaan aneh apa ini saat dirinya dianggap kakak oleh Aisyah pada temannya. Seharusnya ini tidaklah masalah, toh pernikahan mereka tidak diketahui oleh publik. Jadi wajar saja jika Aisyah memperkenalkan dirinya sebagai kakak bukan suami kepada orang-orang di sekitar. Tetapi kenapa hatinya menjadi tidak tenang dan perasaan ingin marah.
" Yaudah kalau begitu semoga kalian bersenang-senang. Salam buat Viktor!" Ucap Aisyah pamit ingin melanjutkan jalan-jalan mereka.
" Oke, see you." Sambil melambaikan tangan kemudian Aisyah dan juga Reza melanjutkan jalan-jalan mereka dengan menaiki eskalator.
" Itu tadi siapa?" Tanya Reza.
" Teman!" Jawab singkat Aisyah dia memainkan handphonenya saat menaiki eskalator.
" Fokus Aisyah!" Reza reflek memegangi tangan Aisyah hingga membuat wanita itu melompat karena sudah di ujung eskalator.
" Hehehe, terima kasih." Sambil menyengir kuda Aisyah melepaskan tangannya dari genggaman tangan Reza.
Reza melihat tangannya sebentar kemudian dia simpan kembali ke dalam saku celana.
" Kamu itu ya, jangan main hp kalau lagi dijalan. Berbahaya," nasehatnya.
" Iya, cuma sebentar kok." Aisya pun memasukkan kembali hp-nya kedalam tas.
Mereka terus berkeliling tapi tak ada satu barang pun yang mereka beli kemudian melihat sebuah kursi tunggu yang gosong Aisyah langsung berlari agar bisa duduk lebih cepat sebelum keduluan orang.
" Istirahat dulu Mas, capek banget sumpah," ucapnya sambil meringis. Aisyah membuka hak sepatunya ternyata tumitnya lecet. Pantes saja sedari tadi ia merasakan perih.
" Kamu tunggu di sini aku belikan minuman dulu." Reza mencari minuman agar istrinya itu tidak merasa kehausan ternyata dia cukup peka juga.
" Emm, jangan sampai nyasar." Sama seperti meneriaki bocah kecil yang tidak tahu jalan yang bisa benar-benar menjadi sorotan dari orang-orang.
Beberapa menit kemudian, Reza masih saja belum kembali dari membeli meminum.
" Di planet mana mas Reza membeli minuman?" Herannya. Padahal tidak terlalu jauh jaraknya tetapi suaminya itu masih belum kembali juga.
" Jangan bilang beneran nyasar!" Aisyah merogoh HP-nya dalam tas hendak menelpon.
" Lah, itu orangnya." Panjang umur sekali, Reza muncul dari arah yang berbeda seraya menenteng peperbag dan minuman di kiri kanannya.
" Kamu beli sesuatu dulu, aku pikir nyasar," ucapnya setelah Reza sudah berada didekatnya sambil memberikan minuman.
Reza berjongkok tepat dihadapan Aisyah, laki-laki itu tidak menjawab.
" Mas, apa yang kamu lakukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sulati Cus
ketika istri pgn menyerah eh misua mlh pgn deket emang aneh😂
2023-05-26
2