Seperti biasa, sebelum adzan berkumandang Aisyah sudah bangun dari tidurnya. Dia menguap sambil meregangkan otot-ototnya sebelum bangkit dari tempat tidur. Setelah mematikan alarm Aisyah turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi dengan keadaan yang masih mengantuk.
Hoaaam ... Dia kembali menguap setelah berada di depan wastafel kemudian dia melihat dirinya sendiri dengan tampilan yang berantakan, Aisyah menggaruk-garuk lehernya menggunakan tangan kiri sedangkan tangan kanan mengambil sikat gigi dari wadahnya.
Setelah meletakan odol ke sikat giginya, barulah Aisya mulai menggosok -gosok giginya sambil melihat darinya dari pantulan cermin. Asiyah terus memandangi wajahnya, dia mengingat -ingat sepertinya ada yang terlupakan. Tapi entah apa? Kemudian Aisyah kembali memutar balik ingatan nya sambil berkumur-kumur karena sudah selesai menggosok giginya.
Glek ... " Astaghfirullah." Aisyah ingat sesuatu, dia tanpa sengaja menelan air yang sudah ia kumur-kumur itu karena saking kagetnya.
" Aku lupa menutup tubuh dan rambutku waktu bertemu mas Reza tadi malam!" Aisyah baru menyadarinya.
" Bodohnya Aisyah, kok bisa sih. Aduh gimana ini? Malu nya." Aisyah menggigit kukunya sambil mondar-mandir di kamar mandi. Dia sangat malu ingin keluar apalagi sampai bertemu dengan suaminya itu.
" Arrgggg, bodoh, bodoh. Kok bisa lupa sih? Pasti mas Reza berpikir aku sengaja ingin menggodanya." Aisyah menjadi tidak tenang, dia tidak ingin bertemu dengan suaminya itu.
Aisyah benar-benar tidak sengaja. Karena saat itu dirinya sudah sangat mengantuk sekali jadi tidak sadar membuka pintu tanpa menutupi tubuhnya dan juga kepalanya. Aisyah memang selalu tidur dengan pakaian seksi karena merasa risih jika tidur menggunakan baju panjang dan celana panjang. Menurutnya gaun tidur tanpa lengan dan terbuka itu adalah pakaian ternyaman saat di bawa tidur sehingga bebas bergerak aktif.
Aisyah menjambak rambutnya frustasi, dia duduk di atas kloset sambil terus menggigit di kukunya yang sudah menjadi kebiasaan bagi Aisyah jika dalam keadaan panik dan gelisah.
Pagi ini dia tidak turun untuk memasak seperti biasanya, karena baginya percuma, sudah capek-capek masak tapi tidak dimakan. Setelah selesai mandi, sambil menunggu adzan subuh berkumandang. Aisyah mengambil kitab suci lalu membacanya agar pikirannya menjadi tenang dan melupakan kejadian tadi malam untuk sejenak.
Setelah pukul 06.30 pagi, Aisyah keluar dari kamar Dia pikir Reza sudah berangkat kerja jadi tidak harus menghindar dari laki-laki itu. Kemudian Aisyah menuju dapur karena perutnya sudah merasa lapar dia membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Karena di kulkas tidak ada stok makanan apapun Aisyah hanya membuat roti panggang saja dengan selai coklat pastinya tak lupa dengan segelas susu. Dia sarapan itu saja sudah cukup jadi tidak usah capek-capek memasak.
" Jauh lebih santai jadinya," gumam Aisyah merasa senang. Seakan hatinya merasa plong tidak ada beban. Dia membawa sepiring yang berisi 5 potong roti yang sudah diberi selai coklat dan segelas susu ke ruang keluarga, dia meletakannya di atas meja depan tv. Kemudian dengan santai Aisyah duduk sambil bersila menonton televisi menikmati sarapan roti dan juga segelas susunya.
Sementara itu di luar dugaan di dalam kamar Reza laki-laki itu masih tidur nyenyak di bawah selimutnya. Iya mendengar bunyi telepon dari HP. Reza mencari telepon itu di atas nakas samping tempat tidur.
" Emmm, ada apa?" Tanyanya dengan suara serak saat menjawab panggilan.
" Apa?" Teriaknya kemudian langsung duduk tegak.
" Astaghfirullahaladzim aku kesiangan!" Reza mematikan sambungan teleponnya lalu membuangnya di tempat tidur kemudian dia berlari menuju kamar mandi.
" Kenapa Aisyah nggak bangunin aku sih?" Sangat kesal sekali lantaran Aisyah tidak membangunkan dirinya seperti biasa. Akhirnya dia kesiangan dan telat berangkat ke kantor.
Tidak sempat untuk mandi karena tidak memiliki waktu lagi Reza pun hanya mencuci muka menggosok gigi lalu berganti pakaian kerjanya tak lupa memberi parfum yang banyak agar tubuhnya menjadi wangi.
" Mana Desi, mana dasi!" Reza seakan lupa di mana letak dasi sangking buru-burunya.
Baju di lemari yang awalnya tersusun rapi kini sudah menjadi kosong dan berserakan di lantai seakan menjadi lautan yang dipenuhi oleh ombak.
Setelah dasi ketemu Reza sibuk lagi mencari kaos kakinya. Dan lagi-lagi harus mengosongkan isi lemari itu barulah kaos kaki yang dicari itu ketemu.
Reza membalik tubuhnya kemudian dia terkejut melihat kamarnya yang sudah dipenuhi oleh baju-baju kemudian Dia menepuk keningnya tetapi tidak memiliki waktu untuk membereskannya kembali. " Ah, biarlah. Gak ada waktu."
Reza mengambil tas kantornya lalu dia keluar dari kamar dan berlari menuju anak tangga.
Aisyah yang sedang minum susu langsung tersedak melihat Reza masih berada di rumah.
Uhuk, uhuk ... " Kok belum ke kantor?" Tanyanya heran.
" Salah kamu yang tidak membangunkan aku, kan aku jadi telat ke kantor," katanya sambil meletakkan tas kantornya di atas meja.
" Cepat bantu aku pakaikan dasi," perintahnya.
" Masya Allah." Aisyah geleng-geleng kepala, ternyata tanpa dirinya Reza tidak bisa bangun sendiri.
" Aisyah ayo cepat pakaikan dasi, keburu telat ini," panggilnya ulang lantaran Aisyah malah bengong.
" Ah, iya." Secara refleks bisa langsung berdiri lalu mengambil dasi di atas meja dan memakaikannya di leher Reza.
Sementara Reza memakai jam tangannya dan juga menyisir rambutnya yang belum sempat. Setelah selesai dia memperhatikan wajah Aisyah dari dekat wanita itu ternyata benar-benar sangat cantik jika diperhatikan, apalagi saat ini Aisyah tidak memakai jilbabnya dan membiarkan rambut hitam itu tergerai lurus. Reza terpesona melihatnya.
Aisyah bukannya sengaja tidak memakai jilbab karena ini di dalam rumah, jadi dia pikir dirinya hanyalah seorang diri saja, sebab itulah dia tidak memakai jilbab.
" Sudah selesai." Sambil merapikan baju Reza.
" Ehem ..." Reza berdehem lalu dia melihat sehelai roti di sana Dan juga segelas susu yang hanya sisa setengah.
Reza menoleh ke arah meja makan yang nampak kosong tidak ada makanan yang tersaji sangat berbeda seperti hari-hari sebelumnya. Perut terasa sangat lapar sekali karena tadi malam tidak memakan apapun.
Sebelum melangkah keluar dari rumah ini, Reza menyempatkan diri meminum susu bekas Aisyah yang tinggal setengah itu hingga habis.
" Eh, itu punyaku," kata Aisyah tapi Reza malah tidak mendengar ia meneguk habis susu itu.
" Aku lapar," ucapnya sambil meletakkan gelas lalu dia comot roti yang tinggal satu di piring kemudian memakannya sambil berjalan keluar.
" Itu juga punyaku," ucapnya sambil melihat punggung belakang Reza yang sudah berjalan keluar.
" Besok bikin lagi, jangan lupa sekalian bikinin punyaku." Reza membalikkan badannya. Setelah mengatakan itu baru dia kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil.
Aisyah bengong, Dia sangat bingung dengan sikap Reza yang berubah drastis. Apa mungkin karena terburu-buru hingga tidak sempat makan di luar baru laki-laki itu mencari masakan darinya.
" Kalau lagi senang aja lupa sama istri, giliran lagi dalam keadaan darurat seperti ini saja, siapa yang bisa membantunya kalau bukan istri. Dasar laki-laki, semua sama saja!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Tsalis Fuadah
jijik aq sama lelaki kek gitu,,,,, jijik juga sama yg penyakitan juga sama umi n abinya,,,, g punya hati apa mereka,,,,,, aisyah sendiri juga klo mereka g bs melihat sakit hatinya kenapa pula hrs bertahan,,,,,,, salah sendiri
2024-06-22
0
EkaYulianti
jangan lupa layangkan gugatan cerai!
2024-03-20
0
Shinta Dewiana
hedehhh
2024-03-09
0