bab 3

" Asiyah." Adibah tersenyum saat melihat adiknya yang diam mematung di belakang sang ibu. Tangannya melambai memberi isyarat agar adiknya itu mendekat.

Aisyah mendekat, setetes air mata menetes dari kelopaknya. Cepat-cepat Aisyah hapus air mata tersebut lalu dia menatap iba sang kakak yang sedang tersenyum menatap dirinya.

" Kak ..." Suara terdengar serak, banyak sekali yang ingin dia tanyakan namun rasanya tidak mampu lidahnya untuk berucap.

" Ssstttt, kakak tidak apa-apa. Kamu jangan menangis, nanti cantiknya ilang loh, kalau ilang bisa-bisa Reza kabur," ujar Adibah masih bisa bercanda.

" Kenapa ... Kenapa kakak merahasiakan semua ini dari Aisyah, Kak? Kenapa hanya Aisyah sendiri saja yang seperti orang bodoh tak tahu apa-apa." Pada akhirnya Asiyah berhasil bertanya yang dia simpan sedari tadi dalam hatinya.

" Bahkan tentang hubungan kakak dan juga mas Reza! Kenapa tidak bilang dari awal? Kenapa," lanjutannya, tangisnya pecah tak tertahankan lagi. Aisyah mengeluarkan amarahnya.

" Apa aku tidak dianggap ada dalam keluarga ini? Tidak menganggap penting perasaan ku." Aisyah memukul dadanya yang terasa sesak. Kemudian dia menghapus air matanya laku kembali menatap sang kakak.

" Katakan pada Aisyah jika kakak mencintai mas Reza!" Ujarnya. Jika memang kakaknya itu mencintai suaminya, lantas untuk apalagi pernikahan ini.

" Aisyah ..."

" Jawab saja kak, apa kakak mencintai mas Reza?" Tanyanya ulang, Aisyah tak ingin mendengar kata-kata lain selain jawaban dari pertanyaannya.

Adibah terdiam, dia menatap pilu adiknya.

" Kakak tidak mencintainya, Aisyah. Kakak hanya mengaguminya saja, karena Reza adalah sosok laki-laki yang dewasa dan juga Sholeh. Jadi kakak yakin jika dia bisa menjadi seorang suami yang baik untuk kamu, tidak lebih. Jadi kakak mohon jangan salah paham ya, karena kakak tidak pernah mencintainya." Tegas Adibah mengatakan.

Deg ... Reza tertegun, hatinya bener-bener sangat sakit mendengar kenyataan jika wanita yang dia cintai tidak mencintai dirinya. Ingin sekali dia berkata jika ucapan Adibah itu adalah kebohongan, karena dia sangat yakin sekali jika wanita itu mencintai dirinya juga, terlihat jelas dari sorotan matanya dulu saat mereka sering bertemu, Reza merasakan cinta didalamnya.

Akan tetapi, sesat dia menyampaikan isi hatinya pada Adibah, wanita itu menolak dengan alasan tidak mencintainya. Padahal Reza sangat yakin dengan nalurinya jika wanita itu juga memiliki rasa padanya. Hingga Reza memutuskan untuk melamar Asiyah hanya untuk membuat Adibah marah dan cemburu, namun sampai hari pernikahan terjadi wanita itu tetap tidak mengatakan apapun, bahkan seakan bahagia atas pernikahan.

Karena rasa penasaran, Reza pun kembali mengungkapkan cintanya pada Adibah. Hingga penyakit yang di derita Adiba pun dapat diketahui oleh Reza karena laki-laki itu selalu saja memperhatikan wanita yang ia cintai sekaligus kakak iparnya tersebut. Dan Reza pun bertanya kepada Adibah Apa karena penyakit yang dideritanya itu hingga membuat cintanya selalu ditolak.

" Jangan berpikir yang macem-macem ya, kamu fokus saja sama pernikahan kamu. Kakak yakin kalian pasti akan hidup bahagia selamanya, kakak hanya berharap semoga kalian selalu langgeng hingga akhir hayat, dan jangan pernah untuk berpikir cerai. Kamu tahukan kalau Allah tidak suka dengan perceraian," ucap Adibah dengan nada lemah, dia menggenggam tangan adiknya kuat berharap ucapnya terkabulkan. Karena sesungguhnya jika dirinya sangat mencintai laki-laki itu tidak akan mengubah apapun, penyakitnya sudah menjalar di seluruh tubuh hingga dia pun merelakan cintanya pada sang adik yang juga mencintai laki-laki yang sama.

Setidaknya Adibah bersyukur, Reza menikah dengan wanita yang tepat. Karena dia percaya jika Aisyah yang terbaik untuk Reza.

" Sudah Aisyah, berhenti membuat kakak kamu terus berbicara. Dia harus banyak istirahat," ujar Abi Ali, dia tidak tega melihat nafas anak sulungnya yang seperti kesusahan.

Aisyah mengangguk lalu dia mengusap pucuk jilbab kakaknya kemudian dia kecup keningnya sekilas.

" Kakak istirahat ya jangan terus banyak bicara. Maaf karena sudah marah-marah sama kakak tadi, Aisyah berharap semoga kakak lekas sembuh, agar supaya kita bisa kembali lagi seperti dulu. Banyak sekali yang ingin Aisyah ceritakan pada kakak, jadi kakak harus bersemangat untuk sembuh, ya."

Adiba mengangguk pelan sambil tersenyum, kemudian dia menatap kedua orang tuanya yang menatapnya tersenyum juga. Kemudian perlahan Adibah memejamkan matanya Karena ia merasa ngantuk sekali. Tak lupa berpamit untuk tidur sejenak pada kedua orang tuanya.

" Kalian kembalilah pulang biar Umi dan Abi yang menjaga Adiba di sini," ucap Umi Jannah kepada Aisyah dan juga Reza.

" Apa sebaiknya Umi dan Abi saja yang pulang, kalian juga harus banyak istirahat biar Aisyah yang menjaga kakak di sini, Aisyah nggak mau Umi dan Abi sampai sakit nanti yang ada kakak marah," tolak Aisyah dia tidak tega melihat kedua orang tuanya harus menjaga sang kakak karena mereka sudah terlihat sangat lelah sekali walaupun sejujurnya Aisyah juga lelah namun dia tidak mungkin egois.

" Apa tidak apa-apa?" Tanya umi Janah.

" Iya Umi, lagipula kan ada mas Reza yang menemani Aisyah disini. Ya kan Mas?' ucapnya menoleh kearah Reza yang sedang menatap Adibah tidur.

" Ah, i-iya. Umi dan Abi sebaiknya istirahat saja di rumah. Kalau ada apa-apa nanti insyaallah kami akan langsung menghubungi Umi dan juga Abi secepatnya," jawabnya.

" Baiklah kalau begitu, maaf ya jadi merepotkan kamu," kata Abi merasa tidak enak pada menantunya itu.

" Tidak apa-apa, Abi. Lagipula Adibah adalah kakak ipar Reza, jadi jangan risau." Berat sekali rasanya mengatakan wanita yang dia cintai adalah kakak ipar. Tapi kenyataannya memang fakta.

Umi dan Abi pun berpamitan untuk pulang hingga tinggallah Reza dan Aisyah berada di ruang rawat Adibah. Keduanya nampak canggung. Tak ada kata terucap dari salah satunya. Aisyah duduk di samping Adibah, sementara Reza duduk di sofa.

Aisyah menghela nafasnya, dalam hatinya sangat berharap sekali jika suaminya itu mengatakan sesuatu prihal kejadian tentang mengungkapkan cinta pada Adibah. Tetapi Reza bahkan sama sekali tidak mau menjelaskan apalagi meminta maaf, Aisyah pun merasa sedih karena sangat yakin jika suaminya itu memang mencintai kakaknya sendiri.

" Apa aku bisa bertahan dengan pernikahan yang hanya cinta sebelah tangan ini. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku akan meminta cerai, atau membuatnya jatuh cinta sama aku."

Aisyah bingung, tidak ingin pernikahan berakhir apalagi baru saja di bangun dalam 3 bulan yang lalu. Akan tetapi, suaminya itu tidak cinta padanya, lantas akan mau dibawa kemana pernikahan ini? Akan menjadi seperti apa jika terus bertahan. Aisyah pun tertidur dengan kepala bersandar di brankar samping Adibah karena sudah sangat mengantuk sekali.

Reza berjalan mendekat, dia melihat dua wanita yang tengah tertidur pulas. Yang satunya adalah istri sah dan yang satunya adalah wanita yang dia cinta. Reza terus memperhatikan kedua.

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

lebih baik mundur aisah mumpung blm ada anak, berharap cinta pd lelaki yg tdk mencintaimu akan zolim pd hatimu

2024-03-25

0

Susi Andriani

Susi Andriani

perjalanan cinta yg rumit

2024-03-11

0

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

kenapa.harus ngorbanin asiyah, kasihan asiyah yg gak dicintai reza, bahkan jadi pelampiasan dendam reza, pdhl asiyah gak ngerti apa2 ttg hubungan reza dan adiba

2024-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!