Adibah sudah kembali ke rumah namun dia tidak diperbolehkan beraktivitas berat dan harus banyak-banyak beristirahat Karena kesehatannya masih belum dinyatakan pulih sepenuhnya. Dokter memprediksi umurnya hanya mampu bertahan satu atau dua tahun lagi saja, dan Adibah hanya bisa pasrah dengan keadaan dan dia sedikitpun tidak mengeluh atas rasa sakit yang ia derita.
Gadis yang malam di usia yang masih begitu muda dia harus mengalami penderitaan atas rasa sakitnya. Padahal di usia segitu gadis pada umumnya sibuk memikirkan pernikahan, tapi tidak Adibah, jangankan untuk memikir menikah bermimpi indah saja dia tidak berani.
Adibah duduk di kursi roda, dia menatap luar jendela yang saat ini sedang turun hujan lebat. Adibah membuka jilbabnya, dia tersenyum saat melihat rambutnya semakin kian menipis karena banyak yang rontok. Adibah simpan rambut nya itu yang berguguran saat bersamaan jilbab dilepas dari kepalanya.
" Subhanallah, begitu nikmat rasa sakit yang kau berikan ini ya Allah. Terima kasih karena sudah menyayangiku."
Adibah yakin penyakit yang dia derita ini adalah rasa sayang Allah terhadap dirinya.
Terdengar pintu diketuk, berburu adebah kembali memakai jilbabnya karena sangat yakin sekali Jika ia menutup pintu itu adalah umi.
" Sayang makan dulu ya, habis itu minum obat." Begitu sangat perhatian Umi Jannah kepada Adibah. Terkadang dia merasa sedih tetapi dia tidak pernah menunjukkan kesedihannya itu di depan anaknya.
" Terima kasih banyak Umi, Umi memang yang terbaik." Mendapatkan cinta dan perhatian dari kedua orang tuanya sudah membuat tiba merasa senang. Dia tidak menginginkan apapun lagi sekarang. Berkumpul bersama keluarga dan menghabiskan sisa waktunya itu lebih dari cukup.
" Oh ya Umi, sebentar lagi Adibah kan ulang tahun Apa perlu kita memberinya kejutan pesta ulang tahun?" Tanyanya.
Umi Jannah tersenyum lalu dia menyuapi Adibah makanan. " Aisyah bukan anak kecil lagi sayang. Kita cukup memberikannya doa yang terbaik saja untuknya."
Adibah berpikir sejenak. " Tapi kita juga harus memberikan ucapan dan kue ulang tahun. Nanti dia ngambek loh, apalagi kalau nggak kasih kado sama sekali."
Sudah sangat hafal karakter adiknya.
" Baiklah terserah kamu saja."
****
Reza nampak uring-uringan di kantor seperti memiliki banyak pikiran membuat Roy heran melihatnya karena tak biasanya laki-laki itu orang-orang yang seperti ini.
" Lo kenapa?" Tanyanya, Roy memang sahabat yang begitu peka.
" Dulu, waktu bini lo ulang tahun, biasanya lo kasih kado apa?" Tanya Reza. Dia tidak malu saat bertanya karena Roy sudah dianggap sebagai kakaknya.
" Oh jadi masalah ini yang buat lo jadi uring-uringan dari tadi. Mikirin kado ulang tahun toh rupanya." Akhirnya ketemu juga rasa penasaran nya itu hingga membuat sahabatnya menjadi uring-uringan.
" Ulang tahun ya ..." Roy mengingat-ingat tahun lalu saat istrinya ulang tahun. Dia memberikan sebuah kalung sebagai hadiah.
" Kenapa harus bingung segala sih cukup belikan dia barang-barang kesukaannya aja seperti tas, baju, sepatu dan perhiasan. Dijamin bakalan membuatnya tersenyum kok," jawab Roy.
" Itu mah terlalu biasa. Pengennya tuh sesuatu yang spesial," kata Reza. Karena menurutnya memberikan hadiah seperti sepatu baju atau perhiasan tidak perlu menunggu hari ulang tahun, hari-hari biasa juga bisa memberikan hal tersebut untuk memanjakan istri. Reza tidak habis pikir, masa harus setahun sekali memberikan istrinya barang-barang seperti itu, pantas saja di tinggal pergi.
Namun ini adalah hari ulang tahun di mana hari peringatan kelahiran tentu harus memberi kado spesial terlebih lagi ini akan menjadi momen berharga karena ini yang pertama dirinya memberikan kado ulang untuk istrinya itu.
" Tapi ini kan pertama kalinya lu mau ngerayain ulang tahun nya, dia. Nggak papa kali kalau lu mau beliin dia perhiasan, seperti cincin atau kalung. Sekalian tuh diungkapin cinta lo ke dia, jangan lupa mawar merahnya juga, biar semakin romantis" usul Roy selaku pakar ahli cinta.
" Bener juga, thanks bro gak sia-sia gue ceritakan lo." Reza bakalan mengikuti saran dari sahabatnya itu.
Memberikan sebuah cincin yang indah sebagai ungkapan rasa cintanya, mungkin tidak akan apa-apa karena ini adalah pertama kalinya dia memberikan kado ulang tahun kepada istrinya itu.
" Seriusan lo mau ngungkapin cinta ke Aisyah?" Roy nampak terkejut. Ungkapan cinta itu padahal dia hanya asal bicara saja. Karena setahu dirinya Reza tidak mencintai istrinya itu.
" Iya, setelah gue mencoba membuka pintu hati dan ikhlas menerimanya. Akhirnya gue jatuh cinta juga sama dia bro! Semakin gue mendekatinya, jantung gue berdebar. Apalagi saat melihat wajah imutnya dan lucunya itu membuat gue tidak bisa berpaling menatapnya." Reza mengingat wajah cantik istrinya. Tak di pungkiri lagi bahwa dirinya sudah jatuh hati pada istrinya itu.
" Akhirnya kapal pesiar berlayar juga. Gue turut bahagia bro, dan gue didoain, semoga langgeng selamanya." Ikut bahagia akhirnya sahabatnya itu tidak memilih di jalan yang salah.
***
" Mas, Kamu sekarang lagi di mana?" Tanya Aisyah dia menelepon suaminya.
" Aku lagi di kantor lagi sibuk. Ada apa?" Tanya balik Reza.
" Oh gak apa-apa, aku cuma tanya saja." Kemudian Aisyah mematikan sambungan teleponnya dia menatap baru ke depan. Air mata tiba-tiba menetes dari kelopaknya. Tubuh Aisyah langsung lemas seketika.
" Kenapa kamu berbohong Mas?" Nafasnya terasa sesak, Aisyah sampai memukul-mukul dadanya karena rasanya begitu sangat sakit sekali bahkan jauh lebih sakit di bandingkan seperti sebelumnya.
" Segitu tidak sukanya kamu sama aku Mas, sampai-sampai harus selingkuh seperti itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sulati Cus
tak kasih sekuntum mawar deh buat kado😂
2023-05-26
1
Sulati Cus
tak bantu jawab made... dinner romantis pake bunga... bunga deposito terus satu set perhiasan eist ultahku msh lama 😌
2023-05-26
0