bab 05

" Mas, kamu sudah pulang. Aku siapkan makanan ya." Aisya hendak melangkah ke dapur.

" Tidak perlu, aku sudah makan di kantor tadi."

Bulu kuduk Aisyah terasa merinding sangking dinginnya nada dan wajah itu.

" Oh oke, baiklah aku akan menyiapkan air mandi untuk mu." Agak kecewa, sudah lebih dari dua minggu Reza tidak pernah mau makan di rumah bersamanya. Alasannya masih sama ya itu sudah makan di kantor.

" Tidak perlu, aku bisa menyiapkannya sendiri. Sebaiknya kamu istirahat saja." Reza masuk ke kamarnya meninggalkan Aisyah yang mematung menatap kepergiannya.

" Segitu tidak sukanya kamu sama aku, Mas!" Gumam nya lirih.

Aisyah begitu sedih dia pun mengambil jas milik suaminya yang tergeletak di sofa kemudian Aisyah melangkah dengan sangat berat menuju ke kamar bukan kamar Reza melainkan kamar dirinya.

Mereka status memang sudah menikah tetapi untuk tidur satu kamar Reza masih memerlukan waktu dan dia minta Aisyah untuk sementara tidur terpisah. Aisyah sebagai seorang istri Dia hanya bisa patuh tanpa protes apapun padahal dalam hatinya sangat berat sekali.

" Mau sampai kapan kamu terus menghindari ku seperti ini Mas?" Di dalam kamar Aisyah menangis.

" Apakah suatu saat nanti kamu bakalan bisa mencintaiku, sama seperti kamu mencintai Mbak Adibah." Sambil memeluk foto pernikahan mereka Aisyah menginginkan cinta dari suaminya.

Sebelum adzan subuh berkumandang Aisyah sudah bergelut di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi mereka. Walaupun sebenarnya dia tahu tidak akan pernah dimakan oleh suaminya itu, tetapi Aisyah masih tetap saja ingin membuatkan sarapan untuknya dengan senyum menyerkah tanda dirinya bahagia melakukan semua ini dengan ikhlas.

" Semoga Mas Reza mau memakannya kali ini." Aisyah mencium aroma wangi lezat masakannya setelah siap ditata dalam piring. Padahal cuaca masih begitu dingin namun dirinya sudah mengeluarkan keringat karena membuat masakan untuk sarapan pagi ini cukup menguras tenaga.

" Alhamdulillah azan sebaiknya aku sholat dulu deh."

Meletakkan hasil masakannya di atas meja lalu ia tutup dengan tudung saji memastikan semuanya baik-baik saja seperti kompor sudah mati dengan sempurna dan dapur sudah bersih dengan kinclong Aisyah pun kembali ke kamar untuk melaksanakan salat wajib subuh sebelum itu tentu dirinya membersihkan diri terlebih dahulu.

10 menit kemudian Aisyah sudah kembali berpakaian rapi tak lupa dengan jilbab yang ia kenakan bahkan wanita itu mengoles wajahnya dengan sedikit bermake up serta lipstik agar terlihat cantik pagi ini. Melihat kamar suaminya yang masih redup Aisyah pun bergegas menuju kamar suaminya kemudian mengetuk pintu.

" Mas, apa kamu sudah bangun?" Panggilnya pelan sambil mengetuk pintu.

" Iya," sahut Reza tanpa menyuruh istrinya itu masuk.

" Baiklah, jika sudah bangun segeralah sholat. Habis itu turunlah dan kita sarapan bersama aku sudah membuatkan makanan yang enak untuk kamu," ucapnya.

Sejujurnya Isa ingin sekali salat subuh bersama dan diimami oleh suaminya itu. Tapi entah kapan itu bisa terjadi Aisyah masih belum berani untuk meminta Reza menjadi imamnya. Biarkanlah saja dulu salat masing-masing di kamar mungkin suatu saat nanti mereka akan bisa salat berjamaah bersama seperti Umi dan abinya.

Aisyah kembali ke bawah sambil menunggu suaminya turun dia membereskan rumah seperti menyapu mengepel bahkan membersihkan seluruhnya karena tidak ada art di rumah ini Aisyah masih sanggup membersihkan rumah tingkat 2 yang cukup lumayan besar.

Sambil menyapu Aisyah menyalakan handset dan ia letakkan di kuping agar aktivitasnya itu semakin tambah semangat sambil bernyanyi sambil membersihkan sambil menunggu suaminya keluar dari kamar.

Sesekali Aisyah menyaka keringatnya, padahal dirinya sudah begitu sangat cantik dan juga wangi karena harus membersihkan rumah ia pun berela make up nya itu terhapus oleh keringat parfum di tubuhnya berubah menjadi asam karena keringat yang keluar.

" Duh aku jadi bau lagi deh harus cepet-cepet ganti baju nih sebelum Mas Reza keluar."

Jam 06.00 pagi sudah waktunya Reza keluar dari kamar karena akan berangkat ke kantor dan Aisyah langsung buru-buru pergi ke kamarnya untuk segera berganti pakaian karena tidak mungkin dirinya bertemu dengan Reza bau badan atau make up-nya yang sudah luntur. Dirinya harus tampil cantik bukan.

" Loh, Mas. Nggak sarapan dulu?"

Aisyah baru saja keluar dari kamarnya dan melihat suaminya itu sudah hendak berangkat kerja langsung saja Aisyah mengejar karena suaminya kembali melewatkan sarapan pagi mereka.

" Aku buru-buru, nanti aku sarapan saja di kantor." Sambil memasang sepatu kerjanya Reza bangkit lalu menenteng tas kantor kemudian masuk ke mobil.

" Lagi!' kata Aisyah keluar begitu saja dari bibir merahnya.

" Ups ..." Buru-buru dia langsung menutup mulutnya dan berharap suaminya itu tidak mendengar bahwa dirinya mengeluh.

Tapi sayangnya Reza memang tidak mendengar sama sekali laki-laki itu sudah masuk ke mobil bahkan menutup pintu tanpa menoleh lagi ke arahnya. Aisyah tersenyum dengan paksa kemudian melambaikan tangan Padahal dia tahu jika suaminya tidak melirik ke arah dirinya.

" Hati-hati di jalan, Mas." Begitu sangat menyedihkan hampir setiap hari seperti ini dia ingin seperti pasangan suami istri pada umumnya. Menyalin suaminya saat berangkat kerja dikecup kening setelahnya sambil saling melambaikan tangan dan berkata i love you dan i love you too. Angan-angan Aisyah terlalu tinggi nyatanya Reza tidak akan pernah melakukan itu.

Dia menghela nafasnya. Kemudian dengan langkah pelan Aisyah masuk ke dalam entah setan apa yang sudah merasuki dirinya pagi ini tiba-tiba begitu saja dia mengambil tas dan juga mengunci pintu lalu mau masuk mencari taksi kemudian pergi mengikuti mobil suaminya.

Entah ini insting atau hanya penasaran saja, Aisyah ingin mengikuti suaminya itu apakah benar pagi-pagi buta seperti ini suaminya langsung berangkat ke kantor atau makan dulu di luar bersama orang lain entahlah sebab dari itu Aisyah ingin memastikan.

" Aku tidak tahu apakah ini benar atau salah, tapi aku hanya ingin memastikan jika memang benar Mas Reza sibuk karena pekerjaan kantor, aku tidak masalah," ucapnya meyakinkan diri sendiri.

" Pak tolong cepat ya, jangan sampai kita kehilangan mobil di depan," perintahnya karena seingat Aisyah jalan menuju kantor Reza bekerja bukan jalan sebelah kiri melainkan harus sebelah kanan setelah lampu merah lalu ke mana suaminya itu akan pergi.

" Untuk apa dia ke sini?" Gumam Reza saat setelah suaminya menghentikan mobilnya di kedai makanan. Dari jarak cukup kejauhan Aisyah terus memperhatikan suaminya itu.

" Apa Mas Reza mau sarapan di sini?" Aisyah melihat tulisan menu terdaftar di brosur depan kedai makanan itu.

" Apa Mas Reza ingin makan sarapan dengan nasi sop ayam?" Pikir Aisyah. Sementara dirinya selama ini selalu membuat bermacam-macam menu sarapan sehingga Reza selalu mengabaikannya Apa karena tidak berselera sehingga laki-laki itu memilih sarapan di luar yang dia inginkan seperti nasi sop ayam.

" Di bungkus?" Dia melihat lagi ternyata Reza tidak makan di tempat melainkan pesanannya dibungkus lalu laki-laki itu kembali masuk ke mobil dan menjalankannya lagi.

" Pak tolong ikutin lagi ya." Bergegas sopir taksi itu mengikuti mobil Reza dari belakang dengan jarak yang cukup lumayan jauh agar tidak ketahuan.

" Ini kan rumah sakit? Atau jangan-jangan."

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

mending pergi aisah dari pd sakit hati trs

2024-03-25

0

Susi Andriani

Susi Andriani

lebih baik tinggalkan ajalah kalau cuma cinta sendiri,emosi gua

2024-03-11

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

ckckckck buat apa jd istri klo gk dianggp sekali..... tinggalin aja laaah drpd nyakitin hatiiiiiiii

2024-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!