Lingkaran itu adalah lift darurat yang akan membawa Dokter Hanz langsung turun hingga ke bawah tanah. Tentunya bukan lift yang turun dengan pelan seperti lift di dalam mall. Itu adalah lift yang di rancang khusus seperti kapsul dengan kecepatan jatuh yang bergerak mengikuti gaya gravitasi bumi.
Kecepatannya membuat orang merasa seperti benar-benar terjatuh dari lantai atas. Dokter Hanz memegangi dadanya yang berdegup kencang. Dia sangat terkejut karena terjun dari 2 lantai tanpa mengetahui apa-apa.
Leona membuka pintu bawah tanah, dia lalu menghampiri Dokter Hanz yang masih berada di dalam kapsul kaca.
"Hahaha..."
Wanita itu kembali menertawakan Dokter Hanz yang saat ini berwajah kesal dan marah.
"Keluarkan aku! Dasar wanita gila!" umpatnya lagi dengan nada kesal.
Leona menunjuk sebuah tombol yang berada di dalam kapsul. Dokter Hanz mengikuti arah yang ditunjuk oleh Leona. Dia menekan tombol tersebut.
"Srekkk!"
Pintu kapsul terbuka, Dokter Hanz segera keluar dari tempat sempit itu.
"Kau sengaja kan tidak memberitahu ku lebih dulu?" tuduh Dokter Hanz sambil melotot ke arah Leona.
Wanita itu mengangguk, dia lalu menjawab Dokter Hanz. "Benar, aku memang sengaja. Lalu kenapa? Memangnya manusia lemah sepertimu bisa melakukan apa terhadap ku?"
"Kau...!" geram Dokter Hanz dengan wajah yang memerah.
"Baiklah, aku memang lemah. Aku mengakui itu! Tapi sebaiknya kau berhati-hati, karena suatu hari nanti aku akan membuatmu menyesal telah berani mempermainkan aku!" ucap Dokter Hanz dalam hati.
"Sebaiknya kau meningkatkan kemampuan mu dalam melindungi diri. Ikut dengan ku! Ada sebuah ruangan lagi yang harus ku perlihatkan." ucap Leona lalu berjalan menuju ke sebuah pintu yang berada di bawah tanah.
"Ceklek!"
Leona membuka pintu, dia lalu masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi dengan cermin di semua sisinya. Berbagai alat olah raga tersedia di dalam ruangan itu, bahkan ada sebuah samsak yang tergantung di atas langit-langit yang sering di gunakan oleh Leona dan Ling untuk melatih kekuatan mereka.
"Hei, tempat apa ini?" tanya Dokter Hanz kebingungan.
"Ini adalah ruangan yang sering aku gunakan selama setahun belakangan. Sekarang, ruangan ini menjadi milikmu. Berlatihlah jika ada waktu, dengan begitu umurmu akan sedikit lebih panjang." ucap Leona dengan wajah serius.
Hidup Leona dipenuhi dengan kekerasan, dia sangat mengerti jika kehidupan seorang manusia lemah bagaikan seekor semut yang sangat mudah untuk dibunuh. Cukup di injak sekali maka semut itu akan mati, sama seperti tubuh Dokter Hanz saat ini.
Laki-laki itu terlalu lemah dan tidak mampu melindungi diri sendiri. Nyawanya yang masih hidup itu hanya merupakan keberuntungan semata. Itulah yang ada dipikiran Leona. Dia berharap Dokter Hanz bisa melatih kekuatan dan pergerakannya agar ke depannya dia bisa melawan musuh atau setidaknya kabur jika di kejar oleh pembunuh.
Dokter Hanz juga sadar jika nyawanya berada dalam bahaya, dia tidak mungkin selalu bersembunyi di belakang punggung seseorang. Dokter Hanz membulatkan tekadnya, dia berniat untuk belajar bela diri.
Laki-laki muda itu menatap Leona, dia lalu menundukkan kepalanya. "Tolong ajari aku!" ucapnya dengan wajah serius.
Leona menyeringai, senyum liciknya membuat Dokter Hanz merinding. "Baik, aku akan mengajarimu. Sebaiknya kau tidak menyerah di tengah jalan karena aku akan menghajarmu!" sahut Leona menyetujui permintaan Dokter Hanz.
Dokter Hanz menelan air liurnya, dia merinding dan sedikit menyesal karena sudah meminta Leona untuk mengajarinya ilmu bela diri.
"Dia pasti akan menyiksaku selama latihan!" benak Dokter Hanz.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sebuah ruangan remang-remang, seorang pria duduk di depan meja di kamarnya dengan wajah yang muram. Matanya terlihat kosong, dan tangannya gemetar. Dia memegang sepotong kain putih yang membungkus kotak kecil, tempat biasanya berlian kesayangannya disimpan.
Dia merenung sejenak, lalu menghembuskan nafas panjang. "Mereka mencurinya," katanya dengan suara bergetar. "Mereka mencuri segalanya."
Gu Ching He, pria itu adalah seorang kolektor berlian yang terkenal, dan berlian yang hilang adalah miliknya yang paling berharga. Dia membelinya dari lelang dengan harga yang sangat mahal dan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menemukan batu-batu berharga lainnya untuk melengkapinya.
Sekarang semuanya hilang. Dia tidak tahu siapa yang mencurinya atau bagaimana mereka melakukannya. Dia merasa hancur dan sedih karena kehilangan apa yang telah ia kumpulkan selama bertahun-tahun.
"Brakkk!"
"Sial! Pencuri bajingan!"
Dia memukul meja dengan tangannya dan mengumpat dengan keras. Dia merasa seperti ia tidak bisa mempercayai siapa pun lagi, dan merasa sangat bodoh karena telah membiarkan berlian kesayangannya dicuri.
Dia tahu bahwa ia harus berbicara dengan polisi dan mengajukan laporan kecurian, tetapi di saat yang sama, ia merasa putus asa dan tidak berdaya. Dia merasa seperti kehilangan segalanya.
Setelah beberapa saat merenung, dia bangkit dari kursi dan mulai mengumpulkan anak buah di ruang kerjanya.
"Dengarlah," katanya dengan suara yang gemetar. "Ada berlian yang hilang dari koleksi ku, dan aku ingin kalian untuk segera menyelidikinya."
Anak buahnya saling pandang, terlihat bingung dan tidak yakin bagaimana harus bertindak. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk menemukan berlian itu," kata salah satu dari mereka dengan suara tegas.
"Tidak cukup dengan melakukan yang terbaik!" Pria itu berteriak, wajahnya merah padam. "Aku ingin kalian melakukan yang lebih dari itu! Aku tidak akan berhenti sampai berlian itu kembali ke tangan ku!"
Anak buahnya menyadari keadaan yang genting dan mulai menyusun rencana untuk menyelidiki kejadian tersebut. Mereka memeriksa rekaman CCTV dan memeriksa daftar tamu yang masuk dan keluar dari kamar Tuan mereka.
Pria itu tidak bisa duduk diam dan menunggu. Ia mengambil alih penyelidikan, mencari petunjuk dan menghubungi kolektor berlian lainnya untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan pencurian.
Setelah berhari-hari pencarian yang intensif, belum juga ditemukan siapa pencuri berlian milik dari pria itu.
Gu Ching He terus memimpikan berlian kesayangannya, tetapi sayangnya, petunjuk yang ditemukan akhirnya tidak cukup untuk menemukan berlian tersebut. Meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan kembali berlian itu, kenyataannya adalah bahwa berlian itu hilang dan tidak ditemukan.
Gu Ching He bangkit dari tempat tidur, dia berjalan ke kamar mandi lalu membasuh wajahnya dengan air dingin. Pria itu lalu menatap ke sebuah cermin besar yang berada di depannya.
"Siapa sebenarnya orang yang mencuri berlian itu?" tanya laki-laki itu dalam hati.
Dia keluar dari kamar mandi lalu duduk di sofa yang berada di dalam kamar. Gu Ching He lalu membaca berita di layar ponselnya. Tanpa sengaja, dia menatap sebuah iklan yang menawarkan jasa pencarian barang hilang. Laki-laki itu langsung tertarik untuk mencoba mencari berliannya dengan menggunakan jasa dari agen pencarian tersebut.
Gi Ching He menekan nomor telepon yang tertera di iklan. Dia mencoba menghubungi nomor itu namun ternyata nomor telepon tersambung dengan mesin penjawab otomatis.
"Silakan tinggalkan pesan, akan segera kami hubungi kembali."
"Aku ingin mencari berlian yang hilang. Bisakah kita bertemu?" ucap pria itu meninggalkan pesan di penjawab otomatis.
Belum sempat pria itu menutup telepon, terdengar suara seseorang menjawab panggilan tersebut.
"Halo! Aku An An, agen pencarian nomor 1 di dunia. Silakan katakan lokasi dan tempat untuk bertemu! Aku pasti akan menemukan berlian milik Tuan pelanggan."
Dari kamar An An terdengar sorakan yang gembira. "Hore, akhirnya ada pelanggan!"
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
siapa yg mencuri, siapa jg yg mencari😭😭😭
2023-08-02
1
Sima N. Hanani
aduhh dia nyuri berlian itu supaya dapat customer ahahhaha
2023-04-17
0
Aze_reen"
an an... bukan kamu kan cil yg nyuri..
tpi perasaan waktu itu???????????
klw mmg iya...brrti si pencuri.. menyelidiki diri sendiri dung🤣🤣
astaga.... ada2 aja..
2023-04-17
2