An An turun dari sofa yang dia duduki, dia mengeluhkan perutnya yang sedang sakit dan mulas. An An berpura-pura kesakitan sambil memegangi perutnya dengan kedua tangan.
"Paman, aku mau ke kamar mandi!" ucap An An dengan membuat raut wajah yang kesakitan.
"Pergilah, ke arah sana." ucap Lu Xuan Cheng sambil menunjuk ke arah kamar mandi.
Buru-buru An An berjalan masuk ke dalam kamar mandi, tentunya agar Lu Xuan Cheng tidak mencurigai kepura-puraannya. An An menutup pintu kamar mandi, dia melihat sekeliling ruangan kamar mandi untuk mencari sesuatu.
"Ini dia!" ucap An An tersenyum begitu menemukan sikat gigi yang dia cari.
"Sudah ada 2 sampel. Aku akan pergi melakukan test DNA dengan rambut dan sikat gigi ini. Hihi..." gumam An An dengan suara yang nyaris tak terdengar.
An An menyembunyikan sikat gigi di balik baju, dia lalu mengendap-endap keluar dari kamar mandi.
"Ceklek!"
An An berhasil membuka pintu kamar, dia lalu keluar dari kamar Lu Xuan Cheng tanpa menutup kembali pintunya. An An berlari menuju ke pintu lift lalu menekan tombol turun.
Setelah kepergian An An, Lu Xuan Cheng berjalan ke arah pintu. Dia menutup kembali pintu yang di buka oleh An An tadi lalu tersenyum lucu mengingat tingkah laku putranya itu.
Lu Xuan Cheng mengambil ponselnya, dia menelepon seseorang lalu berjalan ke arah balkon.
"Ikuti bocah itu!" perintahnya sambil menatap ke luar balkon dari pintu kaca.
An An naik ke dalam mobil taxi yang menunggu penumpang di depan parkiran khusus taxi.
"Paman, tolong antarkan aku ke rumah sakit terdekat." ucap An An kepada pengemudi taxi.
"Bocah kecil, apa kau sendirian?" tanya pengemudi taxi tersebut setelah berbalik menatap An An yang duduk di belakang mobil.
"Iya, tolong antarkan aku ke rumah sakit karena perutku kesakitan." ucapnya berbohong sambil memegangi perutnya.
"Di mana orang tua mu?" tanya pengemudi taxi yang melihat An An masih sangat kecil untuk bepergian sendiri.
"Orang tua ku sedang bekerja di dalam hotel. Mereka akan segera menyusul ke rumah sakit. Bisakah kita berangkat sekarang?" tanya An An dengan membuat raut wajah yang kesakitan.
"Ckkk, orang tua mu sangat tidak bertanggung jawab. Tenang saja, Paman akan membawa mu ke rumah sakit secepatnya."
Pengemudi taxi berdecak kesal, dia menghidupkan mesin mobil lalu mengemudikan mobil menuju ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, An An memberikan sejumlah uang sebagai ongkos taxi lalu melompat turun dari mobil.
"Terima kasih Paman baik hati!" serunya sambil berlari masuk ke dalam pintu rumah sakit.
"Bocah itu pasti sangat kesakitan, kasihan sekali dia harus sendirian di sini." ucap pengemudi taxi sambil menggelengkan kepala. Dia berpikir An An berlari karena kesakitan sehingga buru-buru ingin menemui dokter.
Nyatanya, An An memang hendak menemui dokter tetapi bukan karena dia kesakitan. An An menemui seorang Dokter yang sudah dia selidiki lebih dulu sebelum datang ke hotel.
"Tok Tok Tok!" An An mengetuk pintu ruangan dokter yang menjadi targetnya.
Dokter Hanz, seorang dokter forensik yang sudah cukup terkenal karena selalu melakukan tugasnya dengan cepat, tepat dan selalu menolak suap dari siapapun.
"Tengah malam begini, siapa yang datang? Jangan bilang orang itu lagi, aku bisa mati kesal di buatnya." gerutu Dokter Hanz yang mengira tamunya adalah orang yang membawa uang suap lagi.
"Sudah ku katakan aku tidak menerima ..."
Dokter Hanz langsung mengoceh begitu membuka pintu, namun ocehannya terpenggal ketika dia menatap wajah An An yang hanya setinggi pinggangnya.
"Apa kali ini mereka mengutus bocah kecil kemari?" ucapnya kesal dengan menaikkan alis mata.
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
anak vs bapak😭😭, sama2 licik
2023-08-02
1
dita18
hti2 An An nanti bpk mu tau lg klo kmu ke rumah sakit buat tes DNA,,, tpi thoorrr knp cuma 1 up nya 🙈🙈next lg thoorrr
2023-04-09
1