Ling berdiri tegak dengan pandangan yang tajam, dihadapkan pada tiga pria yang siap untuk menyerangnya.
"Hei, kau mau melawan kami bertiga? Sepertinya kau terlalu percaya diri!" ucap pria yang berdiri di depan Ling.
"Hahaha..."
Pria di sampingnya tertawa keras, menyepelekan dan menatap Ling dengan sebelah mata. "Kau berdiri sendiri dan tanpa senjata. Ini akan menjadi mudah." ucapnya lalu kembali tertawa.
Pria yang satu lagi pun ikut menambahkan. "Di antara kami bertiga, siapa yang ingin kamu layani lebih dulu?"
Ling tetap berdiri dengan tenang, dia menatap ketiga pria secara bergiliran. "Mari kita selesaikan ini secepatnya!" ucap Ling yang tidak sabaran karena mereka terlalu banyak mengoceh.
Ketiga pria itu berlari ke arah Ling, mereka menyerang Ling secara bersamaan.
Ling dengan sigap menghindari pukulan pertama dan menendang kaki pria pertama dengan tepat di bawah lutut. Pria itu jatuh terguling dan meringkuk kesakitan sambil memegangi kakinya.
Wanita itu melompat ke udara dan menendang pria kedua di wajah. Pria itu terjatuh dan tergeletak tak berdaya dengan kepala yang berkunang-kunang.
Sisa pria terakhir yang memegang pisau di tangannya. "Kau kira kau bisa mengalahkanku dengan mudah? Aku akan membuatmu menyesal!" ucapnya sambil menusukkan pisau ke tubuh Ling.
Ling mengeluarkan gerakan cepat dan dengan lihai mengambil pisau dari tangan pria tersebut. Dalam sekejap, ia melompat ke belakang dan menendang punggung pria itu hingga jatuh mencium permukaan aspal.
"Brukkk!"
"Sampah!" gumam Ling lalu berjalan ke arah truk yang menghalangi jalan.
Ling masuk ke dalam truk, dia mengendarai truk agar menyingkir dari tengah jalan. Wanita itu lalu mematikan mesin dan menarik kunci truk yang tergantung.
Setelah keluar dari truk, Ling melemparkan kunci truk itu tepat ke dalam lubang selokan. Dia lalu berjalan ke mobilnya dengan kepala tegak.
Salah satu dari pria itu berdiri, dia berlari ke arah Ling sambil mengarahkan tongkat kayu di kepala wanita itu. Begitu jarak mereka hanya tersisa 1 langkah, Ling berputar dan melompat di udara. Satu kakinya menendang wajah pria tersebut hingga hidungnya mengeluarkan darah.
"Sampah tetaplah sampah di manapun dia berada!" ucap Ling lalu masuk ke dalam mobil.
Mobil melaju pergi meninggalkan ketiga pria yang tersungkur di aspal sambil merintih kesakitan.
Sesampainya di rumah, Ling melaporkan kejadian ini kepada Su Li Xia. Nona Mudanya itu langsung memberi perintah untuk menyelidiki siapa dalang di balik kejadian ini. Setelah menyelidiki identitas dari ketiga pria yang menyerang mereka, Ling mengetahui jika mereka bekerja di bawah perintah Ye Du Fan.
Sejak saat itu, Su Li Xia selalu menunggu hari di mana dia bisa menarik pria tersebut turun dari jabatannya.
Flashback End
Taxi yang ditumpangi oleh Dokter Hanz dan Leona baru saja masuk ke dalam sebuah perumahan.
"Berhenti saja di depan pagar hitam itu!" ucap Leona kepada pengemudi taxi.
Mobil berhenti di depan pagar hitam yang di tunjuk oleh Leona. Wanita itu memberikan 2 lembar uang 100ribu kepada supir sebelum turun dari mobil.
"Ambil saja kembaliannya." ucap Leona lagi.
Dokter Hanz ikut turun dari mobil, dia berjalan di belakang Leona yang baru saja membuka pintu pagar.
Sesampainya di pintu masuk, Leona mengetuk pintu lalu berdiri menunggu. Beberapa menit kemudian, seorang pria membuka pintu dari dalam.
"Nona, semuanya sudah selesai." lapor pria tersenut kepada Leona.
"Kerja bagus, terima kasih." ucap Leona lalu menyerahkan sebuah amplop putih yang berisi bonus untuk pria itu.
"Terima kasih, Nona!" ucap Pria itu setelah mengambil komisi dari Leona. Dia lalu pergi dengan senyuman yang ceria.
Dokter Hanz berjalan di belakang, mengikuti Leona yang masuk ke dalam rumah mewah tersebut.
Rumah besar yang berisi perabotan mewah dengan lampu hias di tengah-tengah ruangan membuat Dokter Hanz bertanya-tanya berapa harga rumah yang akan ditempatinya itu.
Leona membuka sebuah pintu yang berukuran sangat besar di sudut ruangan, dia masuk ke dalam ruangan itu diikuti oleh Dokter Hanz.
"Mulai sekarang, ruangan ini akan menjadi ruangan pribadi anda." ucap Leona yang baru saja menyalakan lampu di ruangan.
Pria muda itu menatap takjub ruangan barunya dengan mulut yang menganga. Dia melompat kegirangan, senang karena rumah barunya sangat sesuai dengan keinginan dan impiannya selama ini.
Semua peralatan medis berada di sana, alat-alat untuk meneliti serta bahan-bahan yang dia perlukan juga berada lengkap di dalam ruangan tersebut.
"Ini semua, boleh aku gunakan?" tanya laki-laki itu karena terlalu sulit untuk dipercaya jika sekarang dia akan memiliki ruang praktek pribadi.
"Benar, ini semua disiapkan khusus untuk anda." jawab Leona.
"Terima kasih!" ucap Dokter Hanz sambil menatap sekeliling ruangan.
"Aku akan menyampaikan ucapan Terima Kasih anda kepada Tuan Muda." jawab Leona lalu keluar dari ruangan.
"Ikuti aku!" ucap Leona memanggil Dokter Hanz agar mengikutinya.
Leona menuju ke kamar tidur yang di siapkan untuk Dokter Hanz, dia membuka lemari lalu menunjukkan sebuah tombol merah di dalam lemari.
"Jika terjadi sesuatu yang berbahaya, masuklah ke lemari ini lalu tekan tombol merah di sini." ucap Leona menjelaskan sambil menunjukkan tombol tersebut.
"Tombol apa itu?" tanya Dokter Hanz penasaran.
"Jika kau menekannya, seluruh ruangan di rumah ini akan secara otomatis menyemburkan obat bius yang berbentuk asap. Semua musuhmu akan terjatuh pingsan dalam hitungan detik. Jangan keluar dari lemari ini sebelum 30 menit berlalu, karena obat bius itu masih bekerja dalam waktu 30 menit. Hanya ruangan di dalam lemari yang tidak terkena efek dari obat bius itu." jelas Leona lalu menutup kembali pintu lemari.
Leona berjalan masuk ke dapur, Dokter Hanz masih mengikuti wanita itu sambil memperhatikan seluruh bangunan di dalam rumah mewah yang akan menjadi tempat tinggalnya.
"Jika kau terjebak di sini ketika musuh tiba, tekan tombol ini dan jangan bergerak selangkah pun dari lingkaran yang ada di lantai." ucap Leona sambil memperlihatkan lingkaran merah yang terbuat dari lampu di bawah lantai.
"Lingkaran apa ini?" tanya Dokter Hanz dengan wajah yang bersemangat.
"Coba saja jika kau ingin tahu!" jawab Leona sambil tersenyum licik.
Dokter Hanz menginjak lantai di dalam lingkaran, dia lalu menekan tombol yang berada di sampingnya.
"Bammm!"
Lantai yang berbentuk lingkaran itu langsung meluncur ke bawah. Leona tertawa keras hingga memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan putih. Dia lalu berjalan turun ke bawah tanah untuk menjemput Dokter Hanz yang sekarang berada di sana.
"Wanita sialan! Hampir saja jantungku melompat keluar!" umpatnya memarahi Leona.
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ani Maryani
Thor sangat bagus novelnya dan suka bacanya apalagi an an jago dan zenius dan ibu nya juga semua bawahannya jago jago
2025-01-13
0
Sri Mulyaningsih
jadi jodohmu nanti itu liona pak dokter 😄
2024-12-11
0
ARA
😂😂😂
2023-09-18
0