S2 Episode 14

An An sarapan bersama dengan Su Li Xia dan Ling, dia merasa aneh karena tatapan kedua wanita itu terus mengarah menatapnya.

"Kenapa Mommy dan Ling terus terusan menatapku? Apakah ada sesuatu di wajahku?" benak An An.

Su Li Xia mengambil sepotong roti dari piring yang berada di tengah-tengah meja. Dengan sengaja dia menjatuhkan pisau makan yang berada di dekatnya.

"Tranggg!"

An An melompat kaget, dia menepuk-nepuk dadanya untuk menenangkan diri sambil menatap Su Li Xia yang juga tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Mommy, ada apa? Kenapa Mommy terus melihatku?" tanya An An penasaran karena terus diperhatikan oleh Su Li Xia.

"An An, tidak ada yang ingin kau sampaikan kepada kami?" Su Li Xia balik bertanya kepada bocah kecil yang terlihat mencurigakan di depannya.

"Menyampaikan apa?" sahut An An berpura-pura bodoh.

Su Li Xia meletakkan sendok yang dia pegang, dia lalu menjawab An An. "Misalnya, ke mana kau mengirim Leona?"

"Apa aku sudah ketahuan?" tanya An An dalam hati.

An An berdiam diri memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan ke Mommy yang masih menunggu sambil menatap tajam ke arahnya. Dia melirik sejenak ke Ling yang juga sedang melihatnya dengan tatapan menyelidik.

"Mom, sebenarnya... Uhm... Itu, aku menugaskan Leona untuk mengawal guruku." jawab An An ragu-ragu tetapi dia tidak berani membohongi ibunya yang terlalu pintar dan licik.

"Sejak kapan kau memiliki guru? Kenapa Mom tidak pernah mendengarnya?"

Su Li Xia mengerutkan alisnya, dia memasang wajah curiga yang membuat nyali An An menciut.

"An An, kau tau kan apa hukuman untuk anak-anak yang berbohong?" ucapnya lagi dengan nada mengancam.

"Mom, An An tidak berbohong. An An memiliki seorang guru. Dia sedang berada dalam bahaya karena para pembunuh sedang mengejarnya." sahut An An segera sebelum ancaman dari Su Li Xia menjadi kenyataan.

"Aku menjadi penasaran, siapa orang yang berani menjadi guru An An." ucap Su Li Xia sambil menyeringai.

"Ling, selidiki siapa dia dan bawa kemari!" perintah Su Li Xia kepada Ling yang masih memperhatikan kedua Ibu dan anak itu.

"Baik, Nona!" jawab Ling menerima perintah.

"Fiuhhh...!" An An menghela napas panjang, lega karena Mommy nya tidak lagi bertanya macam-macam pertanyaan yang bisa menjebaknya untuk mengatakan masalah test DNA yang dia lakukan secara diam-diam.

Su Li Xia menatap putranya itu dengan senyuman di wajahnya. "Pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku! Dasar anak nakal!" batin Su Li Xia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dokter Hanz berada di tempat kerjanya, dia menyembunyikan semua laporan penting yang akan di bawa ke pengadilan besok hari. Setelah mengamankan laporan yang akan di pakai besok, pria itu melakukan tugas yang diberikan oleh An An kepadanya.

Leona berdiri di samping Dokter Hanz, dia mengamati semua yang dikerjakan oleh pria yang sedang berada dalam perlindungannya itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, Dokter Hanz menghentikan semua pekerjaannya. Dia mengambil sebuah berkas laporan hasil test DNA yang di minta oleh An An lalu memasukkannya ke dalam amplop coklat.

"Ini, berikan kepada bocah itu!" ucap Dokter Hanz sambil menyerahkan amplop coklat kepada Leona.

"Baik, akan aku kirimkan dalam perjalanan pulang nanti." sahut Leona lalu mengambil amplop dari tangan Dokter Hanz.

"Kruuukkkk...!"

Suara keroncongan dari perut Dokter Hanz membuat wajahnya memerah karena malu.

"Maaf..." ucap Dokter Hanz sambil menunduk malu.

"Tidak apa, aku juga lapar." jawab Leona menyembunyikan bibirnya yang sedang menahan tawa.

"Ayo pulang!" ajak Dokter Hanz yang lalu beranjak pergi.

Begitu membuka pintu ruangan prakteknya, Dokter Hanz di sambut oleh sebuah balok kayu dari seorang pria bertato naga di lengan.

Melihat bahaya di depan Dokter Hanz, Leona melempar vas bunga yang baru saja di sambarnya dari atas meja.

"Pranggg!"

Vas bunga mendarat tepat di kepala pria bertato, kakinya melangkah mundur tiga langkah ke belakang.

Leona segera menarik lengan Dokter Hanz agar menjauh dari pria tersebut.

"Hampir saja!" gumam Dokter Hanz dengan wajah terkejut.

Leona maju ke depan, dia memukuli pria bertato itu hingga babak belur. Pria itu pingsan setelah menerima pukulan yang bertubi-tubi di layangkan ke wajahnya.

"Ayo cepat pergi! Dia pasti membawa bala bantuan yang sedang menuju kemari!" ucap Leona sambil mewaspadai sekeliling ruangan.

Dokter Hanz mengangguk, dia segera berjalan keluar dari ruang kerjanya. Leona memimpin jalan di depan, sesekali dia menatap ke belakang untuk memastikan daerah di sekitarnya tidak sedang di awasi oleh musuh yang bersembunyi.

Setibanya di mobil, Dokter Hanz langsung masuk ke dalam kursi pengemudi. Leona duduk di belakangnya untuk mengamati keadaan.

"Ayo jalan!" ucap Leona setelah menutup pintu mobil.

Baru saja Dokter Hanz menyalakan mesin mobil, Leona tiba-tiba berteriak panik.

"Ada bom, cepat turun!"

Leona membuka pintu mobil, dia lalu turun dan menarik Dokter Hanz yang baru saja keluar dari mobil.

Leona berlari sambil menarik lengan Dokter Hanz. Setelah mendengar suara ledakan, Leona melompat ke punggung laki-laki itu agar tubuhnya tiarap sekaligus melindungi Dokter Hanz dari ledakan api yang menyambar ke arah mereka.

"Kali ini mereka menggunakan bom? Bukankah ini sudah keterlaluan?" ucap Dokter Hanz yang merasa kesal dan marah.

Leona berbalik menatap pria itu, dia lalu bertanya kepadanya.

"Sebenarnya, siapa orang yang sudah kau singgung?"

^^^BERSAMBUNG...^^^

Terpopuler

Comments

dita18

dita18

kira2 siapa ya yg mengincar nyawa nya Dokter Hanz?

2023-04-16

1

cinta_lu

cinta_lu

huaaaaaa.... 🥰❤️😍😘

2023-04-16

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!