“hmm, ommaaaa..” rengek Andromeda pada Diana seperti anak kecil yang permennya diambil oleh seorang preman.
“Andheera kau tidak boleh begitu.” Diana mencoba menengahi.
“Kakak terlalu lama, aku sudah ingin makan kue nya.”
Tak tahan dengan tingkah imut adiknya, Andromeda pun mengalah dan memotongkan kue untuk adik perempuannya. Meski hatinya masih sedikit kesal tapi rasa sayang nya bisa mengalahkan kekesalan dirinya terhadap Andheera.
“iyaudah ini buatmu.” Andromeda memberikan kue potongan pertamanya pada Andheera kemudian mengusap kepala Andheera lembut seraya menyunggingkan senyum termanisnya.
“makasih Kakak.” dengan mata yang berbinar Andheera sudah tak sabar untuk menikmati kue tart yang dipilihnya saat berbelanja di Mall Matalari Jakarta.
Setelah adik kecilnya, kemudian ia beralih pada Vivian yang sudah ia anggap sebagai adik keduanya, ia memberikan potongan keduanya pada Vivian.
Andheera dan Vivian pun berjalan pergi menuju sofa dan duduk bersebelahan.
“kau kan sudah kubelikan kue yang besar, kenapa masih meminta milik Kakak, dimana kuemu?” Tanya Andheera sembari menikamati kue sedikit demi sedikit.
“ituu.. amm sudah kusimpan untuk ku makan berdua denganmu nanti, aku juga punya sesuatu untukmu hehe, ku beli saat kau ke toilet.” jawabnya lalu tersenyum lebar ke arah Andheera, mendengar itu Andheera pun ikut tertawa tipis.
“padahal ngga ulang tahun tapi minta dibelikan kue.” gumamnya.
“kan untuk merayakan pertemanan kita kembali.” balas Vivian.
“iya iya otakmu sangat pintar mencari alasan, kenapa tak kau gunakan otakmu untuk belajar saja.” ketus Andheera kemudian meraih remote untuk menyalakan televisi.
“aku sudah berusaha belajar tapi sepertinya otak ku memang tak berfungsi jika berhubungan dengan pelajaran sekolah.” lagi-lagi vivian mencari alasan, Andheera hanya menggelengkan kepala sembari menemukan channel yang tepat untuk ditonton.
“ck! astaga.” Andheera berdecak kesal karena temannya itu selalu menjawab perkataannya.
“oh shitt, Kakak minggir!” seru Andheera saat kakaknya malah berjalan bulak balik di depan TV dengan membawa piring yang berisikan kue tart.
“ayo kita karokean saja Andheera.” ajak Andromeda kemudian menaruh piring diatas meja dan menyalakan alat karaokenya.
Diana yang mendengar saran Andromeda ia terlihat sangat antusias dan berjalan cepat menghampiri cucu sulungnya.
“ayooo!! omma juga sudah lama tidak karaokean.” seru Diana kemudian mengambil mic dan mencoba menyiapkan suaranya. “aaa aaa uuu eee oo.”
Rencana untuk nonton TV nya kacau Andheera hanya melipat kedua tangan diatas dada dan menunjukan ekspresi yang sangat kesal.
“sial,” umpatnya sepelan mungkin, namun terlihat jelas ekspresi kesal dalam wajahnya.
“ayoo omma duet denganku.” seru Vivian yang kemudian ikut bergabung dan membentuk formasi di dipan TV, selesai mengatur alat karaoke kini Andromeda tengah memilihkan lagunya.
“so chan whee Kakak, TEARS!! Lagu korea ga apa-apa kan omma?” ujar Vivian dengan penuh percaya diri sembari mengacung-acungkan microphonenya siap-siap memulai aksi duelnya dengan Diana, Andromeda dengan senang hati memilihkan lagu so chan whee sesuai permintaan Vivian.
“oke.” Kata Diana tidak keberatan.
Vivian dan Diana sudah tak sabar untuk menunjukan suara emasnya, namun intro dari lagu Tears so chan whee ini memang cukup lama jadi mau tak mau mereka harus sabar menunggu, selagi menunggu lagu masuk vivian dan Diana menggoyangkan tubuhnya bak penyanyi sungguhan dengan berbagai gaya dan tarian yang konyol.
“sekumpulan orang-orang konyol.” gumam Andheera sembari memandangi dengan tatapan sinis.
Andromeda hanya ikut memeriahkan suasana dengan ikut menari bersama, dan berniat untuk menjadi baking vocal saja. Suasana semakin memanas saat intro mulai berakhir dalam beberapa detik, Reza pun datang sembari membawa segelas minuman dan duduk disebelah putrinya.
Ia tersenyum dan menikmati suasana yang jarang terjadi ini, seolah ingin ikut bergabung bersama Andromeda di depan namun Reza masih sedikit malu-malu karena ada mertuanya, jika saja tak ada Diana mungkin Reza sudah tampil lebih dulu di depan.
“kau tak ikut menari?” Tanya ayahnya basa-basi padahal sendirinya yang sudah gatal ingin ikut menari.
“tidak,” Andheera mengambil gelas yang dibawa Reza kemudian meminumnya, Gleeekk..
“jangan ditahan ayah, biasanya juga ayah malu-maluin kan!!” celetuk Andheera setelah meminum seteguk, melihat jempol kaki Reza yang sudah tak tahan ingin ikut menari.
“udah mau reff tuuh..” tambah Andheera terus menggoda reza.
“CHANINHAN!!” Vivian yang menyanyi di reff meski fals mereka semua menikmatinya untuk bersenang-senang tak perduli suara bagus atau fals yang penting bisa berteriak sesuka hati, Vivian memang bisa bernyanyi hanya saja kelemahan Vivian adalah nada tinggi.
“EEEYYY..!!” sahut Reza yang sudah tak tahan kemudian maju ke depan untuk ikut bergabung memeriahkan suasana.
“YOJARA !!” teriak Vivian lagi begitu nyaring sampai bisa merusak gendang telinga.
“EEEYYY..!!” balas Reza, Andromeda dan Diana yang tampak exited dan sudah tak terkendali.
“NARUL YOKHAJINUN MA CHAMSHI NORUL WIHE IBYORUL TEKHAN GOYAAA”
Sedangkan Andheera malah menutup kuping dengan kedua tangannya karena tak tahan mendengar suara fals Vivian yang begitu menyedihkan.
“haruskah ku putuskan lagi aliran listriknya, astaga, mereka benar-benar!!” geram Andheera.
“IJINUN MA !!” teriak Vivian lagi mengeluarkan seluruh tenaganya.
“EEEYYY..!!”
“NE SARANGUL ..!!”
“EEEYYY..!!”
“NONUN NE ANE ISSO- GILJIN ANHULKOYA SULPUMI KAGIKAJI YONGWONHI…!!”
Suasana semakin memanas, namun Andheera sama sekali tak tertarik untuk ikut bergabung dengan keluarganya, ia memilih untuk tetap diam duduk di sofa tanpa ekspresi sembari menghabiskan kue tart milik Vivian yang belum sempat vivian habiskan karena keburu antusias karaokean bersama nenek Andheera.
Moment yang sangat jarang terjadi dalam keluarga Reza alvarhez, berkumpul melakukan sesuatu yang menyenangkan, tertawa lepas, kehangatan yang begitu nyata mampu membuat hati Andheera semakin lama terhanyut dalam suasana dan melupakan kekesalan yang tadi sempat menyelimuti hatinya.
Tanpa sadar Andheera ikut menikmatinya lalu tersenyum tipis sembari terus memperhatikan keluarganya yang tengah bersenang-senang.
Tiba-tiba sebuah kalimat terbesit dalam benak Andheera.
“Jika bukan aku,
akankah jalannya berbeda?” gumamnya pelan.
Mereka semua menganggap Andheera telah melupakan kejadian kelam masa kecilnya dahulu, akibat kecelakaan besar yang terjadi 11 tahun yang lalu kepalanya terbentur dan hilang ingatan.
Namun kenyataannya hanya Andheera yang mengingat jelas bagaimana kecelakaan itu terjadi, Andheera selama ini hanya berpura-pura hilang ingatan agar ia bisa melindungi orang yang disayanginya.
Lain halnya dengan Andromeda yang memiliki ingatan, Namun ingatan yang salah.
Tentang kebenaran kecelakaan tragis 11 tahun lalu, ada suatu hal yang tak bisa ia terima hingga ingatan itu berubah sesuai seperti yang difikirkannya.
Kecelakaan yang membuat Hyemi ibu Andheera dan Andromeda mengalami koma hingga berbulan-bulan sampai akhirnya meninggal oleh sebab yang tidak bisa publikasikan.
Kenyataannya hanya Andheera yang masih menyimpan ingatan malam kelam itu sendirian, dan tak ada seorang pun yang tahu kebenarannya bahkan keluarga Andheera sendiri.
Hingga sampai saat ini semua keluarganya mempercayai cerita tentang penyebab kematian ibunya dari ingatan Andromeda yang salah.
***
Beberapa jam berlalu.
Setelah puas bersenang-senang sampai suara ketiganya serak tak bisa lagi melanjutkan bernyanyi, mereka kelelahan kemudian duduk di sofa masih mengatur pernafasan, sedangkan Diana memang sudah lebih dulu istirahat Diana hanya mampu menyanyikan 2 lagu setelah itu duduk di sofa bersama cucu perempuannya.
“dheera ayo main PS?” ajak Andromeda yang baru saja beristirahat 10 menit sudah ingin bermain lagi.
“bateraimu masih full Kakak?” Tanya Andheera yang heran dengan kakaknya padahal baru saja istirahat sudah ingin bermain kembali.
“Kakak hanya tak sanggup lagi bernyanyi, bukan berarti tak sanggup bermain PS, ayoo!!” seru Andromeda semangat kemudian menyalakan PS milikinya dan mematikan mesin karaoke.
“tidak mau, Kakak main saja dengan ayah.” sahutnya kemudian mengambil cemilan dimeja dan memakannya tak perduli dengan Andromeda yang terus merengek meminta ditemani bermain.
“ayah selalu kalah itu membosankan.” keluh Andromeda seraya menunjukan ekspresi songongnya.
“hey!! Ayah hanya mengalah padamu, bukan berarti ayah tak bisa mengalahkanmu.” protes Reza yang tersinggung atas perkataan Andromeda.
“aahh ya ya baiklah, terserah ayah saja, tapi kali ini aku ingin bermain dengan adikku.” Andromeda terkekeh.
“denganku saja.” Vivian menawarkan diri.
“kau juga sama saja, terakhir kali aku mengalahkanmu kau malah menangis.” celetuk Andromeda membuat Vivian kembali mengingat hal memalukannya dahulu.
“aku tak menangis! hanya kelilipan.” Vivian berdalih sembari menunjukan ekspresi kesal terhadap Andromeda.
“pokoknya aku ingin bermain dengan Andheera.” Andromeda selesai menyalakan PS dan memilih game yang akan dimainkan, kemudian menyodorkan stick ke arah Andheera lengkap dengan wajah so imut.
“tidak mau.” tegas Andheera masih tetap pada pendiriannya sembari menyemil keripik.
“kau takut kalah dari Kakak kan? Yasudahlah ayo ayah kita main.” ujar Andromeda yang berpura-pura membuat Andheera merasa diremehkan.
Saat Reza akan mengambil stick PS, Andheera lebih dulu merebutnya, taktik Andromeda berhasil, akhirnya Andheera mau bermain dengannya, Andromeda pun tersenyum penuh arti karena rencananya berhasil.
“aiishh..” geram Reza kemudian kembali duduk ke sofa merasa seperti telah dipermainkan oleh kedua anaknya.
Sebelum memulai Andromeda sempat membisikan sesuatu pada adiknya yang membuat adiknya itu membelalakan kedua matanya seolah ingin melahap Andromeda hidup-hidup.
“okee!” seru Andromeda seraya mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Andheera.
Meski malas, Andheera perlahan menerima uluran tangan kakaknya, mereka berdua bersalaman pertanda telah menyetujui sesuatu yang hanya diketahui oleh mereka berdua.
Sedangkan penonton yang dibelakang merasa kebingungan melihat Andheera dan Andromeda tiba-tiba bersalaman sebelum permainan dimulai.
Namun..
“kenapa tanganmu?” setelah beberapa jam Andromeda baru menyadari telapak tangan kiri adiknya itu diperban.
“aku terjatuh saat pelajaran olahraga, sudah ayo bermain.” seolah Andheera ingin mengalihkan perhatian Andromeda dari luka ditelapak tangannya.
Reza yang juga baru menyadari hal itu merasa khawatir kemudian menghampiri Andheera dan duduk di sampingnya diam-diam layaknya kucing yang tengah meminta perhatian pada majikannya.
“tanganku benar-benar terluka saat pelajaran olahraga, ada lomba lari dan aku terjatuh ayah.”
“jika luka ringan kan bisa hanya pakai plaster tak perlu dibalut dengan kain kassa begitu.” timpal ayahnya lalu mencoba meraih tangan Andheera dan terus memandanginya.
“aku hanya melebih-lebihkan pakai perban agar terlihat keren, oke cukup puas dengan jawabanku!” Andheera meninggikan suaranya, karena tak tahan dengan suasana seperti ini seolah ia tengah di introgasi oleh 2 detektif gadungan.
“kau yakin?” Tanya Andromeda yang masih ragu dan terus memperhatikan tangan Andheera yang dipegangi Reza.
“iya benar kok, aku melihatnya sendiri Andheera hanya tergores sedikit, tapi dia bilang biar keren dia meminta petugas UKS untuk membalutnya dengan perban hahhhhaha.” celetuk vivian mencoba membantu Andheera agar temannya itu bisa terlepas dari kecurigaan ayah juga kakaknya.
“kalau begitu kenapa tak sekalian kau balut semua tanganmu, astaga kau ini!” geram Reza kemudian sedikit membanting lengan Andheera karena kesal dengan kelakuan konyol putrinya, meski terasa sakit namun sebisa mungkin Andheera mempertahankan ekspresi datarnya.
Mendengar itu Andromeda hanya menggelengkan kepala kemudian kembali terfokus pada permainannya.
“sudah ayo mulaiii!” seru Andromeda.
Sebenarnya Diana masih tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh cucunya tentang luka itu, namun sudah lama ia tak mendengar Andheera berulah. Kali ini ia ingin percaya pada perkataan Andheera berharap gadis kasar itu sudah benar-benar berubah.
Diana menghela nafasnya sebelum berjalan pergi keluar meninggalkan Reza, juga kedua cucunya yang tengah bersenang-senang, Diana merasa butuh udara segar dan menjernihkan fikirannya diluar.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments