Malam harinya, -Kediaman Reza Alvarhez.
Di ruang tengah, Andromeda masih asik menonton acara favorite yang menayangkan film kartun, sembari memakan banyak cemilan yang ia beli tadi sore, seolah semuanya telah dipersiapkan.
Tak lama ia mendengar suara langkah kaki yang tengah menaiki tangga, refleks ia pun menoleh ke belakang lengkap dengan senyum yang merakah menghiasi wajah tampannya.
“Andheeraa.. “ panggil lelaki manis itu yang tak lain adalah kakak dari Andheera,
Meski jika diluar ia bersikap cool dan keren, hingga tak jarang ciwi-ciwi terpesona pada ketampanan Andromeda yang bisa dibilang visualnya mirip dengan idol yang tengah naik daun sekarang ini yaitu Kim seokjin BTS.
Beda hal nya jika ia sedang berada dirumah, ia akan bertingkah seperti bocah yang haus akan perhatian dari adik perempuan dan juga ayahnya yang terkadang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.
“hm.. “ respon adiknya malas sambil terus berjalan menaiki tangga menuju kamar yang terletak dilantai 2.
“gimana?
Dheera sudah menentukan SMA yang sama dengan Vivian?” Tanya Andromeda yang masih ingin mengobrol dengan adik perempuannya itu, namun tampaknya Andheera sedang tidak mood untuk diajak berbicara.
“kak..” dheera menghentikan langkahnya sebelum masuk ke kamar dan berbalik untuk menatap wajah Andromeda dari lantai atas.
“tak bisakah kakak berhenti menyertakan namaku di setiap kalimatmu, hanya ganti dengan kata kamu saja, aku bukan anak kecil lagi kaak!!” rengek Andheera,
Dirinya bosan karena kakak lelakinya itu selalu memperlakukan dirinya layaknya gadis kecil yang masih berumur 5 tahun, tanpa menunggu respon kakaknya yang terlihat kebingungan untuk memahami apa yang adiknya maksud, gadis itu berbalik lalu masuk ke kamar dengan wajah yang tampak sangat sangat bad mood.
“apa dia bertengkar dengan Vivian?“ gumam Andromeda tak terlalu perduli dengan perkataan Adiknya tadi, ia malah melanjutkan menonton TV seperti tak ada yang terjadi.
“aahhhaaha!! kenapa patrick selalu mendapatkan peran bodoh..” Andromeda terhibur meski hanya sekedar menonton kartun dengan adegan yang konyol, humor Andromeda memang sesederhana itu seolah ia menadi seseorang yang berbeda jika berada dirumah.
Beberapa menit kemudian ia kembali mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya, “ayaaah..” sapa Andromeda yang antusias menyambut kepulangan Ayahnya.
“yaa meda.. ayah ingin tidur, hoaamm..” sahut Reza tak bertenaga sembari menguap yang selebar-lebarnya sampai bisa memasukan bola kasti ke dalam mulutnya,
Reza tak menghiraukan keberadaan putra sulungnya yang sebenarnya ingin ditemani menonton, Andromeda hanya bisa menghela nafas seraya melipat kedua tangan di atas dada dan juga memonyongkan mulutnya yang sedikit tebal, karena kesal adik dan ayahnya mengacuhkan dirinya yang kesepian.
“kenapa semua orang mengabaikan ku hari ini, padahal aku sangat kesepian huh!!” lirihnya lalu memakan semua cemilan dengan ganas seraya terus meracau tidak jelas.
Dreedd.. dreedd..
Ponsel miliknya bergetar dalam saku celana piyama panjangnya, tanda ada pesan masuk ke dalam ponsel Andromeda, tak menunggu lama Andromeda langsung merogoh ponsel miliknya takut ada hal penting dari kantor tempat dirinya bekerja.
#HEY!! JIKA KAU TAK MEMBALAS PESANKU LAGI, AKAN KUDATANGI RUMAHMU SEKARANG JUGA!!# (begitulah isi pesan Andromeda).
“kenapa bocah ini masih selalu menggangguku, padahal sudah kukatakan dengan jelas, kalau aku tak tertarik pada anak dibawah umur.” gerutu Andromeda masih sembari mengunyah cemilannya.
Tak ingin repot-repot perduli Andromeda melempar ponselnya kebelakang bantal kursi, lalu melanjutkan nonton sendirian hingga tengah malam.
Dikamar Andheera.
Gadis itu tampak tengah berdiri seraya menyandarkan tubuhnya ke pagar balkon, menikmati udara malam yang sejuk dengan sesekali mengedarkan pandangannya ke jalanan area komplek yang masih dipenuhi dengan para pengendara motor juga mobil yang berlalu lalang.
Selang beberapa detik, gadis berumur 16 tahun itu menghela nafas panjangnya seolah tengah memikirkan sesuatu yang terus saja mengusik fikirannya.
“apa yang sudah ku lakukan dimasa lalu, sampai kehidupan ku saat ini benar-benar kacau, satu-satunya teman yang ku punya pun meninggalkan ku, hidup ini seperti lelucon hahaha.” gumamnya diakhiri dengan tawa getirnya.
Tok.. tok..
Suara ketukan pintu dari balik pintu kamarnya membuat pandangannya beralih kemudian membalikan tubuhnya untuk menunggu siapa yang akan membuka pintu kamarnya.
“MASUK!!” jawab Andheera dengan nada suara yang meninggi agar orang yang berada dibalik pintu kamarnya mendengar suaranya.
Pintu kamarnya perlahan terbuka, dan dilihatnya salah satu ART mulai melangkah masuk ke dalam kamar dengan membawa baki yang berisikan susu coklat hangat untuk Andheera, dengan senyuman penuh arti Andheera mulai melangkah masuk ke dalam kamarnya untuk menghampiri sang ART yang bernama Mina tersebut.
"kak Minna..” panggil Andheera masih dengan senyuman penuh artinya.
Mendengar panggilan itu Mina pun menoleh ke arah putri majikannya setelah menaruh segelas susu coklat hangat di atas meja kecil disamping ranjang Andheera.
“berapa lama lagi kau akan terus mengawasiku?” pertanyaan yang tak terduga membuat Mina sontak membelalakan kedua matanya.
“amm.." Andheera menatap tajam kedua mata Mina yang hanya berjarak beberapa langkah darinya, seraya melipat kedua tangan di atas dadanya.
“Maksudku..
kau kan sudah mengawasi ku selama 3 tahun terakhir ini kemudian melaporkannya pada nenek tua itu, apa kau tak lelah kak?!
dengan gelar mu sebagai seorang sarjana bukankah kau bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik juga gaji yang..” gadis remaja tersebut menghentikan kalimatnya sesaat untuk sekedar memperhatikan raut wajah sang ART yang tampak mulai gugup.
“ahh.. nenek tua itu pasti memberikan mu gaji yang cukup besar untuk pekerjaan ini bukan hahaha!!” lanjutnya disertai tawa mengejek.
“bukankah kau sudah keterlaluan Andheera..” ucap Mina memberanikan diri untuk membalas perkataan gadis mengerikan tersebut.
Mendengar perkataan Mina, gadis mengerikan itu semakin meninggikan suara tawanya seolah merasa terpancing sorot matanya pun kembali menyalak.
“aahh seharusnya dulu ku bunuh saja nenek tua itu, agar tidak merepotkan..” gumam Andheera seraya membalikan tubuhnya berniat mengakhiri percakapannya dengan Mina.
“apa kau sudah gila Andheera?! bagaimana kau bisa bicara seenteng itu pada nenekmu sendiri.” Ujar Mina seraya memandangi tajam punggung Andheera.
“bukankah kalian semua sudah memandangku sebagai monster?
Jadi kenapa aku harus menjaga bicaraku, pergilah aku sudah muak melihat wajahmu!!” pekik Andheera seraya membalikan tubuhnya kembali untuk melihat kepergian sang ART dari kamarnya.
Tak dapat berkata-kata lagi akhirnya Mina pun keluar dari kamar Andheera dengan suasana hati yang masih tak karuan, sebab ia masih tak menyangka jika gadis remaja itu ternyata mengetahui yang sebenarnya.
Sebenarnya gadis seperti apa yang tengah ia hadapi saat ini, tubuhnya mulai gemetar bahkan untuk melangkah menuruni tangga pun seperti tak sanggup, hingga satu tangannya harus menggenggam erat pegangan tangga agar tidak terjatuh.
Sementara itu, kembali ke kamar Andheera.
Berdebat dengan Mina sangat menguras emosi dirinya, hingga ia pun memilih untuk membaringkan tubuhnya seraya memejamkan matanya sejenak, berharap ia akan langsung terlelap dan akan terbangun keesokan harinya.
Namun nyatanya..
Perlahan air matanya menetes mengalir membasahi bantalnya, terasa sangat menyakitkan baginya, bukan hanya orang lain yang memandangnya sebagai monster bahkan keluarganya sendiri pun selalu memberikan stigma negative terhadap dirinya.
***
Beberapa hari berlalu dengan damai, liburan pun telah usai saatnya Siswa dan Siswi masuk sekolah.
Di sekolah baru Andheera, SMA Kirin school Jakarta.
Kirin school terkenal dengan sekolah ter-Elite di Jakarta dengan biaya sekolahnya hampir mencapai puluhan juta setiap bulannya, namun karena seiring dengan berdirinya Kirin school juga pergantian kepemilikan membuat beberapa peraturan di sekolah itu ada yang berubah.
Tak hanya dari kalangan atas yang boleh sekolah disana tapi para siswa yang berbakat juga memiliki kepintaran diatas rata-rata berhak merasakan fasilitas sekolah Elite disana.
Namun tetap saja meski peraturan telah banyak berubah tapi sekolah itu masih di dominasi oleh keluarga siswa yang terpandang termasuk pejabat, pengusaha juga seorang Selebriti terkenal.
Hari pertama Andheera masuk sekolah, Andheera sedikit terkejut mendapati Vivian tengah berjalan dari arah berlawanan.
Ternyata temannya itu berada di sekolah yang sama dengan dirinya ditambah lagi sepertinya Vivian berjalan ke arah kelas yang Andheera tuju, membuat ia berfikir takdir ini benar-benar menyenangkan karena bisa mempertemukan dirinya kembali dengan sahabat sejatinya.
Namun tentu berbeda dengan yang Vivian rasakan, Vivian tampak tak perduli serta mengabaikan Andheera yang jelas-jelas berada tak jauh dihadapannya, ia malah terus berjalan mendahului Andheera masuk ke dalam kelas.
Sepanjang jam pengenalan antara guru dan siswa di hari pertama sekolah, Andheera tak mendengarkan sama sekali, jiwanya entah ada dimana gadis itu merasa kesepian duduk berada disudut ruangan dekat jendela luar.
Melihat semua teman-temannya mengobrol dan saling bercanda Andheera sedikit iri dan kecewa pada dirinya sendiri karena tak bisa berbaur seperti teman-teman lainnya.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments