Beberapa jam kemudian.
Bel istirahat pun berbunyi, sama seperti yang lainnya Andheera juga bergegas keluar untuk mencari udara segar dan tak lupa ia membawa bekal makan siang yang dibuatkan oleh Kakaknya sebelum berangkat kerja, ia berencana untuk memakannya dipinggiran lapang luar.
“sebelum berkililing melihat-lihat sekoalah baru, sebaiknya isi perut dulu kan.” fikirnya kemudian duduk manis dipinggir lapangan basket.
Tak sempat memakan roti pertamanya tiba-tiba bola basket nyasar dan tepat mengenai kepala gadis malang itu yang membuat tubuhnya bergoyang bekal nya pun terjatuh berantakan seiring dengan hatinya yang ikut hancur melihat bekal makan siang buatan kakaknya berceceran di aspal serta sudah bercampur dengan butiran debu dan pasir.
“sial!” umpatnya kesal bagaimana mungkin dihari pertamanya sekolah ia sudah mendapat kesialan yang menyedihkan seperti ini.
Tak ingin mencari tahu siapa yang melempar bola basket Andheera memilih merunduk memungut roti-roti lapisnya yang berantakan, lalu ia masukan kembali ke tempat bekalnya karena sebagai warga Negara Indonesia yang baik ia pastinya tak ingin membuang sampah sembarangan.
“Hey..” panggilnya dari kejauhan seraya berjalan menghampiri Andheera untuk sekedar memastikan kondisi sang korban baik-baik saja setelah terkena lemparan bola basket yang cukup keras.
Belum sampai pada gadis malang itu ia terlebih dahulu mengembalikan bola basket dengan melempar ke teman-temannya yang tengah menunggu bola untuk kembali bermain.
“kau seperti ..” ucap lelaki tadi saat ia telah sampai dihadapan gadis yang masih merunduk itu, ia mencoba berfikir keras mengingat seseorang, mendengar suara yang tak asing, Andheera pun mengangkat kepala untuk menunjukan wajah kesalnya.
“Andheeraaa?!!
Waaaahh.. tak kusangka kau benar-benar masuk ke sekolah ku hhahaaaa, kau baik-baik saja?” lanjutnya lagi setelah ia bisa melihat dengan jelas wajah seorang gadis yang dikenalnya.
Berbeda dengan Brian nama lelaki tampan yang memiliki visual seperti Kim Taehyung BTS, Andheera hanya menunjukan ekspresi datar seolah masih kesal dengan perbuatan Brian barusan yang telah menghancurkan bekal makan siangnya.
“ayahku yang mendaftarkan aku ke sekolah ini, aku tak memiliki pilihan selain menuruti keinginannya.” ungkap Andheera, setelah selesai memungut kue dan memasukannya kembali ke tempat bekal, Andheera menutup bekalnya kemudian bangkit sembari memandangi Brian yang hanya terpaut 6 cm lebih tinggi darinya.
“bagaimana aku bisa baik-baik saja disaat kau melemparkan bola basket tepat ke arah kepalaku, itu sangat sangat membuatku pusing. Kau tau!” keluh Andheera lengkap dengan ekspresi kesal namun terlihat imut secara bersamaan, refleks Brian menyunggingkan box smile yang menjadi andalannya untuk memikat hati para ciwi-ciwi.
“kau masih sama, sangat menakutkan hhahaaaa (brian mengusap lembut kepala Andheera) mau ku antar ke UKS?” tambahnya lagi dengan nada lembut serta tatapan penuh dalamnya.
“engga, aku hanya perlu mengumpulkan nyawaku selama beberapa menit.” Andheera pun kembali duduk dengan nyaman seperti tidak ada yang terjadi.
“HEY!!
BRIAN KAU TAK AKAN MAIN LAGI?” teriak salah satu teman tim basket brian yang masih berlanjut main.
“tidak, gantikan saja aku dengan yang lain.” sahut Brian tak kalah nyaringnya, sebab Brian memilih untuk bersama dengan mantan kekasihnya itu lebih lama, setelah merespon teman-temannya Brian mencoba duduk disamping Andheera.
“tadi aku lihat kue mu itu sudah jatuh, kenapa kau mengambilnya kembali,
Eey.. meskipun itu belum 5 menit tapi kue-kue itu sudah bercampur pasir dan kuman, tak mungkin kan kau memakannya?” Brian berniat mengambil kotak makan siang yang terus dipegangi Andheera, namun Andheera tak memberikannya ia tetap mencengkram dengan erat diatas kedua pahanya.
“ayoolaah, akan kubelikan lagi yang baru Andheera.” bujuk Brian.
“kue ini buatan kakak ku, dia bangun pagi hanya untuk menyiapkan bekal siang untuk ku dan aku tak bisa menjaganya dengan baik malah menjatuhkannya, seharusnya jatuh ke dalam perutku bukan ke tempat yang kotor.” Andheera malah mengoceh tidak jelas seraya memandangi kotak bekal makan siang yang malang itu membuat Brian mengernyitkan keninganya.
“kau baik-baik saja?
Apa sesuatu yang buruk terjadi?” meski tidak mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini namun tampak jelas raut wajah Andheera tidak seperti biasanya, wajahnya tampak murung membuatnya khawatir.
“tidak..” jawab Andheera lalu menyandarkan kepalanya ke bahu Brian seraya menarik nafas panjang seolah ia tengah memiliki beban berat dipundaknya.
“bolehkah aku memelukmu?” tanya Brian sontak membuat Andheera membuka kedua mata sipitnya lebar-lebar.
“dasar mesum!” Umpatnya kemudian pergi meninggalkan Brian begitu saja tanpa menoleh lagi kebelakang.
“eeyyy.. ayolah aku hanya ingin menghiburmu Andheera!!" goda Brian sembari mengikuti langkah Andheera dari belakang dan sesekali menyenggol pelan bahu Andheera dengan bahunya sendiri.
***
Kelas Andheera.
“teman-teman!!
Bagaimana kalau kita karaoke dan bersenang-senang dihari pertama kita berteman hhahaa!!” seru salah seorang siswa bernama Solji yang bermimipi menjadi seorang penyanyi.
“SETUJU!!“ respon beberapa siswa yang sama konyolnya dengan Solji, termasuk Vivian teman baik Andheera, kini ia tergabung ke dalam kelompok ciwi-ciwi famous dikelas.
Tanpa berlama-lama lagi mereka langsung berlari keluar ketika bell pulang berbunyi, layaknya sekelompok ayam yang baru dikeluarkan dari kandangnya, mereka terlihat antusias untuk bersenang-senang menikmati hari pertamanya di sekolah.
Namun tentu ada beberapa siswa juga yang tidak terlibat, mereka lebih memilih pulang ke rumah, menghabiskan waktu dengan belajar diperpustakaan, bekerja part time, less tambahan dan luntang lantung tak tentu arah seperti yang dilakukan Andheera saat ini.
Karena merasa kesepian gadis penyendiri itu pun membeli es krim di toserba, lalu menikmatinya di bangku taman dekat dengan sekolahannya.
“memang es krim strowbery luar biasa, aku harus meminta ayah membelikan chiller untuk tempat es krim strawberryku, akan kubeli es krim sebanyak-banyak nya kalau perlu pabriknya akan ku beli hahahaaa!!” Andheera mencoba untuk menghibur dirinya sendiri.
“aiishh!!
Dasar wanita jahat, bisa-bisanya dia meninggalkanku sendirian, seharusnya dia bilang kalau dia suka kak Brian!!” gerutu Andheera lantaran ia kembali teringat akan teman yang sudah menelantarkannya sendirian seraya menendang-nendang angin yang tak terlihat karena saking kesalnya.
“siapa yang menyukaiku?” tiba-tiba Brian datang lalu duduk disamping gadis yang tengah menikmati es krim dalam genggamannya, sembari membuka mulutnya tanda ia ingin sedikit es krim milik Andheera, sedangkan Andheera tidak memperdulikannya.
“aah tidak, kenapa kak brian membuka mulut.” Tanya Andheera yang lebih memilih berpura-pura tidak mengerti.
“kau ini tak peka sama sekali!” dengan malas gadis kasar itu menyodorkan es krim kearah mulut Brian hingga mulutnya belepotan.
Tak ingin menyiakan kesempatan ini brian malah melahap langsung semua es krim strawberry Andheera membuat Andheera menganga karena terkejut melihat perlakuan ganas Brian terhadap es krim yang baru saja ia beli beberapa detik yang lalu.
“hey! berhentilah bercanda, aku sedang tak mood meladeni kak Brian.” geram Andheera lalu melipat kedua tangan diatas dadanya setelah melempar stik es krimnya, menyadari hal itu Brian buru-buru mengeluarkan yogurt strawberry dari saku celana sekolahnya berharap hati gadis kasar itu bisa luluh serta memaafkanya.
“kita barter oke, ayolah jangan marah-marah terus, aku takut.” goda Brian sembari menyenggol-nyenggol bahu Andheera.
“apa aku benar-benar terlihat mengerikan, kak Brian?” Andheera menatap tajam kedua mata Brian.
“siapa bilang kau mengerikan, kau hanya sedikit menakutkan heheeee.“ lagi-lagi Brian malah membalasnya dengan candaan, membuat Andheera hanya bisa menghela nafas beratnya.
“andai kau bisa lebih serius mungkin aku masih bersama dengan kak Brian, kakak terlalu banyak bercanda, sampai aku sulit membedakan itu benar-benar candaan atau serius. Dan itu sangat-sangat menyebalkan.. Kau tahu!” keluh Andheera seraya memalingkan wajahnya dari Brian yang terlihat sangat menyebalkan.
“gak apa-apa kau memutuskan ku sekarang tapi nanti saat kau dewasa kau harus menerima ku kembali okee.” Kata Brian dengan penuh percaya diri seraya mengembangkan senyum lebarnya hingga tampak deretan giginya yang putih dan rapih.
“ciih!!..” Andheera berdecak kesal.
“sebenernya aku juga sedikit malu sih berkencan denganmu dulu, karena aku baru tahu kau ternyata masih SMP saat itu hhahaaa!!
Aku tertipu karena tinggi dan penampilanmu saat memakai baju casual, kukira kau juga anak SMA sepertiku.
Tapi untunglah kau yang memutuskan ku lebih dulu, jadi aku tak perlu memikirkan kata-kata agar tak menyakitimu perasaanmu hhahaaaha.” ungkap Brian diiringi dengan tawa renyah diakhir kalimatnya.
“tapi tak ada kata balikan dalam kamusku, untuk apa aku memulai cerita yang sudah ku akhiri.” tegasnya sembari menunjukan senyum smirk andalannya yang membuat Brian menelan salivanya seketika.
“ohh iyaa,
Btw.. kak Brian tau siapa yang paling tampan di sekolah ini?” celetuk Andheera tiba-tiba membuat Brian membulatkan kedua matanya sebab terkejut sekaligus terbakar api cemburu.
“YAK!!“ sentak Brian, tak ingin berdebat lagi dengan gadis picik itu Brian memutuskan untuk pergi meninggalkannya.
“aaaaahh!! ayolaah kak Brian kenalin aku dengan salah satu temanmu yang tampan itu, anak tim basket yang tadi itu juga gak apa-apa kok yaaa..yaaa..yaaa.” rengeknya sembari terus mengikuti langkah Brian dan menarik-narik lengan jas Brian layaknya anak kecil yang ingin meminta permen.
Kekesalan brian sudah tak bisa dibendung lagi, Brian pun mengapit kepala Andheera di ketiaknya sembari terus berjalan.
“kau ingin minta apa tadi?” geram Brian sembari sesekali menjitak pelan kepala Andheera.
“tidak.. tidak.. tidak jadi, tolong lepaskan! kak Brian (ringis Andheera yang masih berusaha mengeluarkan kepalanya dari apitan ketiak Brian yang sedikit berbau masam akibat seringnya bermain basket) HEY!! ketek mu BAU TAU!!” teriak Andheera kesal sebab Brian tak juga melepaskan dirinya.
***
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments