Gema dengan cepat menekan pedal rem begitu kuat untuk menghentikan laju mobil , dan itu membuat mereka harus terpental , namun beruntung terhalang oleh seatbelt yang terpasang di tubuh mereka masing-masing ,
menatap Rea membuatnya tidak menyadari jika jalan mobil sudah berada di luar jalur dan hampir saja menabrak pembatas jalan , " kau tidak apa-apa ? " tanyanya cepat pada Rea ,
perempuan itu menggelengkan kepala , namun wajah pucatnya tidak bisa ia tutupi , " maafkan aku " ucap Gema yang terlihat begitu panik sambil memeriksa setiap tubuh Rea , untuk memastikan kalau tidak ada yang terluka di bagian tubuh sempurna itu.
" Aku tidak apa-apa Gema , aku hanya sedikit syok " jelas Rea yang terlihat sedikit lebih tenang , dan berusaha mengatur detak jantungnya yang berpacu lebih cepat karena begitu terkejut , " sungguh ? , tapi kau terlihat pucat ".
" itu karena aku terkejut Gema , sekarang kembali lajukan mobilnya ".
" Apa kau yakin kita tidak akan pergi kerumah sakit ? " tanya Gema memastikan bersama perasaan yang begitu cemas , namun Rea terlihat mengulum bibirnya menahan untuk tidak tertawa , " kau benar-benar berlebihan , kau lihat aku tidak terluka sedikit pun ".
" Baiklah , tapi segera hubungi aku jika nanti di bagian tubuhmu terasa ada yang sakit "
" itu terdengar seperti kau sengaja mendo'akan aku untuk sakit Gem "
" Tidak aku sungguh khawatir pada keadaanmu " balasnya cepat , membuat Rea kembali terdiam dan menatap sedikit lama pada wajah yang memang terlihat begitu cemas pada keadaannya ," aku sungguh baik-baik saja , sekarang lanjutkan laju mobilmu supaya kita bisa segera sampai di rumah dan istirahat " pintanya dan tanpa kembali bicara Gema segera melajukan mobilnya.
Sepanjang jalan suasana kembali hening, Gema tidak lagi banyak bicara dan tetap fokus menatap ke depan untuk melajukan mobilnya dengan begitu lebih hati-hati , ia sungguh menyesali kelalaiannya berkendara yang hampir saja mencelakakan dirinya dan Rea , terlebih karena perempuan itu , ia sungguh tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika kejadian tadi benar-benar telah mencelakakan Rea.
Mobil Dodge Charger berwarna hitam milik Gema sudah masuk ke dalam perkarangan rumah Rea , dan sampai mobil itu berhenti laki-laki itu belum kunjung bersuara , membuat Rea sedikit canggung untuk memulai bicara karena dirinya terus diam , " emmm.. masuklah " pinta Rea pelan.
" ini sudah sangat malam dan kau juga harus istirahat , jadi sebaiknya aku langsung pulang " jawabnya dengan wajah yang sedikit dingin , Rea terdiam sesaat dan menatap wajah Gema sedikit lama , ia bingung kenapa laki-laki itu tidak bertingkah seperti biasanya , yang terus tersenyum dan membuatnya kesal.
" Baiklah , terimakasih telah mengantarku pulang dan hati-hati di perjalananmu nanti" ucapnya sebelum beranjak dari dalam mobil , Gema hanya menanggapinya dengan tersenyum hambar , lalu kembali melajukan mobilnya tanpa pamit terlebih dahulu seperti yang biasa ia lakukan.
Dengan perasaan yang masih tidak mengerti Rea masih berdiri di hadapan pintu besar rumahnya , memandang kearah mobil yang terus berjalan keluar dari perkarangan.
" Nona " panggil seseorang dari balik pintu yang baru saja terbuka.
Rea tersentak oleh suara yang memanggilnya , dengan amat berat ia mengalihkan pandangannya dari mobil yang hampir saja menghilang dari penglihatannya itu, " ada apa Rose ? " tanyanya lemah , dan tanpa melihat ia tahu suara siapa yang baru saja memanggilnya.
Tanpa menjawab wanita paruh baya itu berjalan menghampirinya dan langsung memasangkan outer berbahan tebal pada tubuhnya, " cuaca sangat dingin , ayo masuk " ajaknya begitu lembut dengan memperlakukan Rea seperti putrinya sendiri.
" Kau pasti menungguku " ucap Rea tersenyum , lalu berjalan masuk ke dalam rumah dengan tubuh yang di tuntun oleh Rose , wanita paruh baya itu benar-benar seperti ibu baginya ,yang selalu mengkhawatirkannya , memberi memperhatian yang tidak pernah ia rasakan dari kedua orang tuanya.
" Mandilah nona , aku sudah menyiapkan air hangat untukmu dan setelah itu segera nikmati makan malammu " pintanya lagi dan Rea mengangguk dengan tersenyum , " terimakasih Rose " ucapnya bersama tatapan yang begitu dalam pada kepala pelayan dirumahnya itu.
" Anda tidak perlu berterimakasih nona , ini sudah menjadi kawajibanku " balasnya , sambil terus menuntun Rea menuju kamarnya , " ah , aku merasa begitu egois karena tidak ingin kau meninggalkanku " ucap Rea sambil menggenggam tangan wanita paruh baya itu lebih erat.
" Aku memang tidak akan pernah meninggalkan anda nona "
" itu tidak mungkin Rose , kau tidak mungkin seterusnya berada disini , kau juga harus memiliki keluarga "
" Semua orang disini sudah seperti keluarga bagiku nona "
" Tapi kau harus memiliki keturunan Rose , oleh sebab itu menikahlah dan miliki keluarga yang sesungguhnya , walau mungkin nanti aku akan kesepian , tapi itu membuatku legah "
" Selama ini , aku benar-benar merasa bersalah karena membuat kau terkurung disini bersama aku yang malang " sambungnya tersenyum, namun dengan senyum yang begitu hambar , " jangan bicara seperti itu nona dan jangan memaksaku , menetap disini adalah pilihanku sendiri ".
" Tapi kau tidak harus sampai melupakan hidupmu sendiri Rose , jika seperti ini kau membuatku merasa bersalah ".
Rose menghela nafasnya pelan , " aku akan tetap disini sampai anda memiliki keluarga ".
" Kalau begitu kau akan terus disini Rose , karena aku tidak akan pernah menikah " sahut Rea seraya tertawa kecil , namun tatapannya begitu kosong dan memperlihatkan ketidak beradayaannya , " anda pasti akan memiliki keluarga suatu hari nanti nona " .
" Ya , mungkin itu dalam mimpimu , apa kau lupa itu hal yang mustahil terjadi di hidupku" sahutnya tertawa, lalu berjalan mendahului Rose menuju pintu kamar yang tinggal beberapa langkah lagi .
Rose masih terdiam dan menatap pintu yang baru saja di tutup oleh Rea , ntah mengapa perasaannya menjadi hancur saat mendengar kalimat yang terdengar begitu putus asa dari majikannya itu , ia begitu menyayangi perempuan itu lebih dari dirinya sendiri , hingga akhirnya ia merelakan hidupnya hanya untuk terus menemaninya dan memperhatikannya layaknya seorang ibu , karena ia yang paling tahu bagaimana kesepiannya perempuan itu selama ini.
~
Rea menghempaskan tubuh lelahnya di atas tempat tidurnya yang empuk , benda persegi yang sudah di desain untuk menjadi tempat pembaringan yang nyaman tidak juga bisa membuat hati perempuan itu menjadi tenang , perasaannya selalu menjadi kesal setiap kali mendengar kata pernikahan yang di tunjukan untuknya.
Memang tidak akan ada yang mengerti bagaimana kata Keluarga itu menjadi hal yang mustahil baginya , bahkan sepanjang hidupnya ia tidak pernah membayangkan hal itu sekali pun hanya untuk berkhayal , karena sekali lagi, bagi Rea membangun sebuah keluarga yang bahagia adalah hal yang mustahil terjadi di hidupnya dan ia tidak ingin terjebak dalam ikatan yang begitu membosankan.
" Alasanku bekerja keras , karena aku harus memiliki uang yang banyak dan dengan begitu aku tidak akan kesepian " gumamnya lirih bersama air mata yang begitu saja menetes , perkataannya mungkin mampu membohongi semua orang bahwa hidupnya baik-baik saja , dan ia tidak membutuhkan apa-apa lagi untuk hidup yang memang terlihat sudah sempurna , namun di hati kecilnya yang paling dalam , ia begitu ingin memiliki orang yang mencintainya dengan tulus , menjadi bahu untuknya bersandar dan menjadi rumah untuknya pulang , tapi keinginan kecil itu selalu memudar oleh kenyataan pahit yang terjadi di hidupnya , tidak ada yang benar-benar mencintainya , bahkan orang tuanya sendiri tidak pernah menginginkannya , laki-laki yang terlihat begitu mencintainya bahkan pada akhirnya berkhianat, satu-satunya yang membuatnya selalu kuat dan terus menemaninya hanya Devita , sahabat yang sejak dulu tidak pernah meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
PANJUL MAN
betul betul menguras air mata.
2024-02-09
0
Imas Aisha Raya
😭😭😭😭
2022-07-17
2
Rosida Wati
cerita elin dan Daniel d gantung, sayang banget padahal cerita nya bagus.
2021-09-14
0