KITA Hanya MENIKAH
Seorang perempuan terlihat gusar di dalam duduknya , berulang kali ia membuka layar handphone hanya untuk melihat angka jam yang terlihat begitu lamban berjalan dan ia begitu tidak sabar untuk mengakhiri kegugupan yang sedang ia rasakan , " ini benar-benar membuatku nervous " gumamnya dengan menghela nafas begitu kasar , sesaat ia tertegun saat menatap dirinya berada dalam cermin , gaun putih yang elegan dan wajah dengan riasan yang begitu cantik , " ceh , aku menikah " ucapnya dengan ujung bibir yang tersungging , tidak ada raut bahagia pada wajahnya yang terlihat hanya kegugupan dan rasa tidak sabar ingin segera mengakhiri acara pemberkatan dalam pernikahan , yang membuatnya begitu muak karena harus menunggu seperti tuan putri dan itu bukan gayanya.
" Rea " panggil seseorang dari balik pintu yang baru saja terbuka , " kau begitu cantik Rea " tambahnya dengan menatap begitu kagum.
" Hentikan Devita , kau tahu aku sudah begitu muak menggunakan pakaian berat ini dan kepalaku benar-benar di buat pusing " keluhnya.
" Hentikan keluhanmu , kau benar-benar terlihat cantik Rea " ujar Devita , perempuan yang menjadi orang terdekatnya.
" Aku tidak butuh sanjunganmu Dev " tukasnya , " ada apa denganmu Rea ? , seharusnya kau bisa menikmati apapun yang kau gunakan , apa kau lupa hari ini hari pernikahanmu ? "
" Apa kau tidak bahagia Rea ? " tambahnya dan menatap bola mata berwarna hitam pekat itu lebih dalam , " tentu aku bahagia ,hari ini hari pernikahanku Dev " katanya tertawa.
" Tapi kau terlihat berbeda dari apa yang kau ucapkan " ucap Devita membuat jantung Rea berdegub bersama tawa palsu yang memudar , " kau hanya begitu khawatir Dev , mana mungkin aku tidak bahagia , hanya saja aku begitu gugup " katanya menjelaskan.
Klek " pintu kembali terbuka , membuat dua sahabat itu seketika menghentikan perbincangannya , " ibumu Rea " gumam pelan Devita dan langsung menggenggam tangan yang mulai terasa dingin , " aku baik-baik saja " ucap pelan Rea , namun sebagai seorang sahabat Devita sangat tahu apa yang sedang di rasakan oleh perempuan yang hari ini menjadi mempelai wanita di dalam sebuah acara pernikahan.
" Kau terlihat cantik " ucap Kaku dari wanita paruh baya yang berjalan mendekat kearahnya.
" Terimakasih telah datang Nyonya Kris " sahut Rea tersenyum, namun dengan bibir yang bergetar dan memperat gengaman tangannya pada Devita , " Kau masih saja sulit untuk memanggilku ibu " ujar wanita paruh baya di hadapannya.
" Hentikan Rea , ini bukan saatnya untuk memulai perdebatan kalian " ucap Devita menghentikan saat melihat bibir perempuan itu siap untuk membalas ucapan Kris yang tidak lain adalah ibu kandungnya , namun juga seorang ibu yang tega karena pernah menelantarkannya begitu saja.
" Silahkan kembali duduk di kursi undangan Nyonya , karena sebentar lagi acara pemberkatan akan segera di mulai " tambah Devita pada Kris.
Wanita paruh baya itu tidak kembali bicara , ia hanya menatap sebentar kearah Rea , lalu meninggalkan ruangan itu tanpa pamit dan tanpa mengucapkan doa untuk kebahagian putrinya.
Tes , air mata mengalir begitu saja dari wajah yang sudah di rias dengan sebegitu cantik , " aku mohon jangan menangis Rea , hari ini hari bahagiamu " ujar Devita ,yang begitu tidak tega melihat perempuan kuat itu menitihkan air matanya.
" Apa kau sudah siap ? " tanya laki-laki paruh baya yang tersenyum begitu bahagia kearahnya , dengan cepat ia menghapus sisa air mata yang masih mengalir , lalu mengangguk pelan , " kau benar-benar begitu cantik putriku "
" Terimakasih paman Frans "
" Ayah , beberapa jam lagi aku akan menjadi ayahmu " ujarnya tertawa.
" Kemari nak , aku sungguh tidak sabar untuk menunggu kau benar-benar resmi menjadi bagian dari keluargaku " tambah ayah dari laki-laki yang akan menjadi suaminya.
~
Semua orang sudah berdiri untuk menyambut kedatang mempelai wanita yang sedang berjalan menuju altar pernikahan , " jaga dia selalu Gema " ucap Frans saat melepas wanita berparas cantik itu pada putra semata wayangnya ,
" Terimakasih ayah " ucap Rea pada Frans , dan lelaki itu membalasnya dengan senyuman yang begitu bahagia , " semoga pernikahan kalian di berkati Tuhan dan di limpahkan kebahagian " ucap Frans sebelum bergabung pada istri yang sudah berdiri di deretan kursi paling depan.
Sesaat mata kedua calon mempelai saling bertatapan , sebelum akhirnya melanjutkan langkah mereka menuju pendeta yang sudah siap untuk memberi pemberkatan.
Janji suci pernikahan sudah di ucapkan dan tidak ada hambatan dalam pertukaran cincin antara mempelai ,
jantung Rea berdetak lebih cepat , bahkan berulang kali ia harus menelan paksa ludahnya karena begitu gugup , " apa kita harus benar-benar berciuman " ucapnya begitu pelan pada laki-laki yang beberapa detik yang lalu sudah resmi menjadi suaminya , " mau bagaimana lagi " sahut Gema dan tanpa menunggu persetujuan ia langsung ******* bibir ranum wanita di hadapannya , " ini penutupan dari akting sempurna kita hari ini " ucapnya tersenyum , setelah melepas ciuman tak terbalas itu.
Semua orang berteriak , menyaksikan moment romantis di dalam sebuah pernikahan , dan ciuman bibir itu selalu menjadi penutup dari sebuah pemberkatan dalam pernikahan dan menjadi awal dari hubungan yang sudah sah dihadapan Tuhan dan negara.
" Berhenti termenung istriku , sekarang saatnya kita menyapa tamu undangan pernikahan kita " ucap Gema yang sengaja menggoda Rea , lalu menarik tangan wanita itu menuju keramaian orang yang memang sudah menunggu mereka untuk memberikan doa dan ucapan selamat untuk rumah tangga yang baru saja akan di mulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Adelia ciko
akhirnya ketemu karyamu yg lain thor... tiap hari ngintipin daniel dan elin trus
2022-12-24
0
Echa04
aq yakin Gema jg ngrasain hal yg sama dgn Rea... "gugup"
2022-07-11
0
Echa04
indikasi jatuh cinta itu mh... bisa aja kn Andrea jatuh cinta saat pemberkatan karna kesakralan janji pernikahan.... hayoooo siapa yg nantinya gk rela berpisah...
2022-07-11
1